JAKARTA – Akibat sentimen eksternal, ekonomi Indonesia menghadapi gejolak pasar keuangan global. Kemudian, The Fed melakukan pengurangan (tapering-off) stimulus moneter di Amerika Serikat AS.
Akibatnya, capital outflow terjadi dan membuat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencapai titik terendah pada tahun ini sebesar 3.967. Tekanan terhadap nilai tukar Rupiah terjadi dan cadangan devisa turun menjadi USD92,67 miliar pada akhir Juli 2013.
Sementara itu dari sisi internal, tekanan inflasi sangat tinggi dan mencapai level tertinggi pada Juli 2013 sebesar 3,29 persen.
Staf Khusus Presiden bidang Ekonomi dan Pembangunan Firmanzah, gejolak ekonomi yang menimpa Indonesia saat itu sebenarnya merupakan dampak dari tekanan konsumsi di saat libur sekolah, Lebaran dan menjelang tahun ajaran baru.
"Selain itu, dampak penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi yang dilakukan oleh pemerintah untuk menyelamatkan defisit APBN 2013 juga dirasakan pada bulan-bulan tersebut," kata dia seperti dilansir dari situs Setkab, Senin (11/11/2013).
Guna meredam gejolak tersebut, salah satu kebijakan yang ditempuh untuk menjinakkan inflasi dilakukan oleh BI melalui penyesuaian BI rate tiga kali (Juli-September 2013) dan mencapai posisi akhir saat ini sebesar 7,25 persen.
Sementara dari sisi pemerintah, empat paket kebijakan dikeluarkan untuk memberikan stimulus fiskal kepada sektor riil dan menjaga daya beli masyarakat. ()
Sumber : okezone
0 komentar :
Posting Komentar