Pada penutupan perdagangan di bursa Nymex
dini hari tadi harga minyak mentah terpantau anjlok hingga mencapai
posisi paling rendah dalam nyaris enam bulan belakangan (28/11). Harga
komoditas ini terpuruk melemah akibat naiknya pasokan dan produksi
minyak mentah di Amerika Serikat. Selisih harga Brent dan WTI mengalami
kenaikan hingga mencapai level paling tinggi dalam delapan bulan
belakangan.
Harga minyak mentah terpukul setelah
Administrasi Informasi Energi menyatakan bahwa pasokan minyak mentah
pekan lalu mengalami peningkatan sebesar 2.95 juta barel menjadi 391.4
juta barel. Kenaikan pasokan ini terjadi untuk 10 minggu berturut-turut.
Produksi minyak mentah di Amerika Serikat
juga dilaporkan mengalami kenaikan sebesar 45,000 barel per hari
menjadi 8.02 juta barel per hari. Tingkat produksi ini merupakan yang
tertinggi dalam nyaris 25 tahun belakangan.
Harga minyak mentah jenis WTI untuk
kontrak pengiriman bulan Januari mengalami penurunan sebesar 1.38 dollar
atau 1.5 persen dan ditutup pada posisi 92.30 dollar per barel. Harga
penutupan tersebut merupakan yang paling rendah sejak tanggal 31 Mei
lalu.
Harga minyak mentah Brent untuk kontrak
Januari mengalami kenaikan sebesar 43 sen atau 0.4 persen dan ditutup
pada posisi 111.31 dollar per barel. Harga penutupan tersebut merupakan
yang paling tinggi sejak tanggal 11 Oktober lalu.
Analis Vibiz Research dari Vibiz
Consulting memperkirakan bahwa pergerakan harga minyak mentah WTI
berjangka pada perdagangan hari ini akan cenderung mengalami penurunan
lanjutan. Harga minyak mentah diperkirakan akan mengalami pergerakan
pada kisaran 90 – 94 dollar per barel.
Sumber : Vibiznews
0 komentar :
Posting Komentar