English French German Spain Italian Dutch

Russian Brazil Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Selasa, 30 April 2019

Buruknya Data Manufaktur China Semakin Lemahkan Harga Minyak di Asia




Rifanfinancindo - Harga minyak mentah  yang diperdagangkan pada sesi Asia hari Selasa (30/04) turun  di tengah ekspektasi kenaikan output dari Amerika Serikat dan produsen OPEC serta kekhawatiran penurunan permintaan setelah China melaporkan kinerja manufakturnya masih kontraksi.

Harga minyak mentah berjangka Brent atau harga acuan minyak internasional berada di $71,88 per barel  yang  turun 26 sen, atau 0,36 persen dari penutupan sesi Amerika beberapa saat lalu. Demikian juga harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS turun 12 sen atau 0,19 persen berada di $63,38 per barel.

Baru saja kantor statistik China atau NBS umumkan data kinerja manufaktur turun secara tak terduga menjadi 50,1 pada bulan April 2019 dari level tertinggi lima bulan 50,5 pada Maret. Laporan tersebut menunjukkan bahwa output dan pesanan baru naik pada kecepatan yang lebih rendah, sementara level pembelian sedikit berubah dari bulan sebelumnya.  Data ini memberikan sentimen kekhawatiran pasar akan permintaan pasokan global.


Baca Juga :
Harga minyak melonjak sekitar 40 persen antara Januari dan April, terangkat oleh pemotongan pasokan yang dipimpin oleh produsen Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) yang didominasi Timur Tengah serta sanksi AS terhadap produsen Iran dan Venezuela.

Tetapi harga anjlok parah akhir pekan lalu setelah Presiden AS Donald Trump secara terbuka menekan OPEC dan pemimpin de-faktonya Arab Saudi untuk meningkatkan produksi guna memenuhi kekurangan pasokan yang disebabkan oleh pengetatan sanksi Iran.

Sebelumnya diberitakan produksi minyak Iran akan turun menjadi 1,9 juta barel per hari pada semester kedua 2019 dari 3,6 juta barel per hari pada kuartal ketiga 2018  karena sanksi AS diperketat.

Ada banyak pertimbangan investor dari ekspektasi lembaga-lembaga top dunia yang menyebutkan  output dari OPEC dan juga Amerika Serikat akan naik. Karena pernah diberitakan ekspor AS melebihi 3 juta barel per hari (bph) untuk pertama kalinya pada awal 2019 di tengah lonjakan produksi lebih dari 2 juta bph selama tahun lalu, ke rekor lebih dari 12 juta barel per hari.

Untuk perdagangan selanjutnya, analyst Vibiz Research Center memperkirakan harga minyak WTI selanjutnya akan menemui posisi  posisi support di 62.63 – 61.84.  Namun jika terjadi pergerakan sebaliknya akan mendaki  ke resisten 63.80 – 64.45. Rifanfinancindo.


Sumber : Vibiznews

Senin, 29 April 2019

Dolar AS Masih Terpukul Meski Data Ekonomi AS Kuat

 
 
Rifan Financindo - Masuki perdagangan forex sesi Asia hari Senin (29/04) posisi dolar AS masih sangat terpukul oleh sentimen pelemahan perdagangan akhir pekan lalu, meskipun rilis data pertumbuhan ekonomi AS melompat cukup tinggi dari periode sebelumnya. Terpantau setelah dibuka lebih rendah bergerak ragu-ragu dengan trend yang bearish.

Indeks dolar yang menunjukkan kekuatan mata uang dolar AS terhadap beberapa rival mata uang utama sedang turun sekitar 0,03 persen menjadi 97.98 setelah dibuka pada posisi 98.03 dari penutupan akhir pekan lalu pada posisi 98.04.

Baca Juga :

Dolar anjlok cukup signifikan pada hari Jumat, menghentikan kenaikan tiga hari berturut-turut  setelah laporan pertumbuhan kuartal pertama AS yang kuat secara keseluruhan , namun dibayangi oleh data inflasi yang lemah. PDB Q1-2019 meningkat 3,2% y/y dari  2,2% persen sebelumnya.

Manisnya data PDB tersebut tidak membuat dolar menikmatinya, namun sentimen pasar sedang tertuju pada angka  indeks harga konsumsi pengeluaran pribadi inti, yang merupakan ukuran inflasi acuan Federal Reserve. Dimana data tersebut  meningkat hanya pada tingkat 1,3% berbanding 1,8% pada kuartal sebelumnya.’

Untuk pergerakan hari ini tidak banyak katalis penggerak dari rival-rivalnya, data dari kalender ekonomi yang penting diperhatikan pada sesi Amerika yaitu data core PCE index dan personal spending secara bulanan.

Untuk perdagangan selanjutnya analyst Vibiz Research Center memperkirakan secara teknikal, indeks dolar bergerak naik menuju posisi support di 97.81 – 97.57. Namun jika bergerak sebaliknya akan bergerak naik menuju posisi resistennya di posisi 98.25 – 98.62. Rifan Financindo.


Sumber : Vibiznews

Jumat, 26 April 2019

Rupiah Kembali Tertekan, Hampir Sentuh 14.200 per Dolar AS

Nilai Tukar Rupiah Menguat Atas Dolar

PT Rifan Financindo - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat kembali melemah pada perdagangan menjelang akhir pekan ini. Rupiah diperkirakan kembali menguat tersengat sentimen regional.

Mengutip Bloomberg, Jumat (26/4/2019), rupiah dibuka di angka 14.194 per dolar AS, melemah jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 14.186 per dolar AS.

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 14.176 per dolar AS hingga 14.194 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah masih menguat 1,37 persen.

Baca Juga :
Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbak Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 14.188 per dolar AS, melemah jika dibandingkan dengan patokan sehari sebelumnya yang ada di angka 14.154 per dolar AS.

Kepala Riset Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih mengatakan, pelemahan ini bisa terhenti karena adanya sentimen dari regional.

"Mata uang seperti dolar Singapura, yen Jepang menguat terhadap dolar AS, yang bisa menjadi sentimen penguatan rupiah," kata Lana dikutip dari Antara.

Sejak pagi ini, mata uang beberapa negara mulai menunjukkan perlawanan terhadap dolar AS. solar Singapura menguat 0,14 persen. Begitu juga Baht Thailand yang menguat 0,16 persen.

Otoritas di Indonesia juga ditengarai tidak akan membiarkan rupiah melemah terlalu dalam. Sinyalemen itu tampak dari pernyataan Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo yang pada Kamis kemarin menyebutkan nilai tukar rupiah saat ini masih dihargai terlalu murah (undervalued).

Pernyataan tersebut kerap diterjemahkan pelaku pasar sebagai terbukanya ruang penguatan rupiah dalam beberapa waktu ke depan.

Beberapa sentimen global yang akan mempengaruhi laju rupiah akhir pekan ini, di antaranya adalah menurunnya harga minyak mentah dunia. Minyak mentah jenis WTI dihargai 64,97 dolar AS per barel dan harga jenis Brent 74,35 dolar AS per barel.

Kemudian, pengumuman capaian Produk Domestik Bruto AS pada Jumat waktu setempat.

Sedangkan dari sisi domestik, Bank Sentral menyatakan akan meningkatkan kebijakan untuk melonggarkan likuiditas di pasar. Di antara kebijakan itu adalah Peningkatan ketersediaan likuiditas dan pendalaman pasar keuangan melalui penguatan strategi operasi moneter serta meningkatkan sisi pasokan di pasar Non- Deliverable Forward (NDF) Domestik. PT Rifan Financindo.


Sumber : Liputan 6

Kamis, 25 April 2019

Rupiah Rabu Melemah Lagi ke Rp14.124/USD; Dollar Global Hampir di 22 Bulan Tertingginya



Rifanfinancindo - Dalam pergerakan pasar uang Rabu siang ini (24/04), nilai tukar rupiah terhadap dollar terpantau melemah, sementara dollar AS di pasar Eropa terlihat terus menanjak setelah gain di sesi global sebelumnya. Rupiah terhadap dollar AS siang ini melemah 0,35% ke level Rp 14.124 dibandingkan posisi penutupan perdagangan sebelumnya di Rp 14.075.

Analis Vibiz Research Center melihat untuk hari ini perdagangan rupiah vs dollar dibuka melemah ke Rp 14.088, kemudian bergerak lemah sampai ke Rp14.125, dan terakhir siang ini WIB terpantau di posisi Rp 14.124. Melemahnya rupiah terjadi sementara dollar di pasar uang Eropa tampak kuat meneruskan gain di sesi global sebelumnya oleh kuatnya rilis data perumahan di Amerika.


Baca Juga :

Indeks dollar, yang mengukur dollar terhadap keranjang enam mata uang saingan utamanya, jelang sore WIB ini naik ke level 97,38, dibandingkan level penutupan sesi sebelumnya di 97,32.

Sementara itu, IHSG Rabu di sesi kedua, terpantau melemah 0,25% atau -16,603 poin ke level 6.446,161, sedangkan bursa saham kawasan Asia cenderung melemah meskipun bursa Wall Street mencetak rekor.

Analis Vibiz Research Center melihat dollar AS terhadap rupiah hari ini menguat, dengan dollar di pasar Eropa juga menanjak mendekati level 22 bulan tertingginya didorong kuatnya data perumahan AS. Kisaran rupiah minggu ini dalam range di rentang Rp13890 – Rp14170 terhadap dollar AS. Rifanfinancindo.


Sumber : Vibiznews

Rabu, 24 April 2019

Saham Inggris Diserbu Pasar, Bursa Eropa Banyak Yang Rugi



Rifan Financindo - Perdagangan bursa saham kawasan Eropa  memulai sesi Selasa (23/04) sebagian besar melemah  karena investor memantau sejumlah masalah geopolitik dan melihat ke depan untuk musim laporan pendapatan perusahaan.

Indeks Pan-European Stoxx 600 sedikit lebih rendah setelah liburan empat hari, dengan sebagian besar sektor di zona merah dengan sektor konstruksi dan material memimpin kerugian.  Indeks CAC 40 Prancis turun 0,14 persen, indeks FTSE 100 menguat 0,39 persen, dan indeks DAX Jerman sedang turun 0,13 persen.

Saham minyak dan gas melonjak lebih dari 1,4% merespon berita bahwa AS akan mengakhiri semua keringanan sanksi terhadap impor minyak Iran. Ini telah mendorong harga minyak lebih tinggi dengan komoditas mendekati tertinggi 2019.


Baca Juga :

Melihat saham lokal, saham Umicore turun lebih dari 14% pada transaksi setelah perusahaan teknologi dan daur ulang bahan-bahan Belgia menurunkan perkiraan pendapatan dan pendapatannya untuk tahun 2020.

Selain itu juga saham pengecer Prancis Casino melemah setelah mengumumkan  bahwa mereka memperluas kemitraannya dengan Amazon, memungkinkannya untuk menjual melalui platform e-commerce.

Namun untuk saham yang bergerak kuat dan positif pada awal perdagangan sore ini yaitu saham Thomas Cook melonjak sekitar 15% setelah laporan bahwa perusahaan telah didekati untuk kemungkinan pengambilalihan..

Dalam hal rilis dari kalender ekonomi setempat, akan ada angka utang pemerintah terhadap PDB untuk kawasan euro  dan juga angka kepercayaan konsumen juga di zona euro. Rifan Financindo.


Sumber : Vibiznews

Selasa, 23 April 2019

Rupiah Senin Pagi Terkoreksi ke Rp14.070/USD; Pasar Global Sedang Sepi



PT Rifan Financindo - Dalam pergerakan pasar uang awal pekan Senin pagi ini (22/04), nilai tukar rupiah terhadap dollar terpantau terkoreksi, setelah meloncat tajam paska hasil quick count, sementara dollar AS di pasar Asia terlihat agak terkoreksi setelah gain kuat di sesi global sebelumnya. Rupiah terhadap dollar AS pagi ini terkoreksi 0,19% ke level Rp 14.070 dibandingkan posisi penutupan perdagangan sebelumnya di Rp 14.042.

Analis Vibiz Research Center melihat untuk hari ini perdagangan rupiah vs dollar dibuka melemah ke Rp 14.045, kemudian bergerak lemah sampai ke Rp14.070, dan terakhir pagi ini WIB terpantau di posisi Rp 14.070. Melemahnya rupiah terjadi sementara dollar di pasar uang Asia dalam koreksi setelah gain di sesi global sebelumnya di tengah pasar yang tipis karena libur panjang Paskah.


Baca Juga :
Indeks dollar, yang mengukur dollar terhadap keranjang enam mata uang saingan utamanya, pagi WIB ini turun ke level 97,05, dibandingkan level penutupan sesi sebelumnya di 97,15.

Sementara itu, IHSG Senin pagi di sesi pertama, terpantau tergerus 0,94% atau 60,837 poin ke level 6.446,378, sedangkan bursa saham kawasan Asia agak variatif di tengah sejumlah pasar yang tutup libur.

Analis Vibiz Research Center melihat dollar AS terhadap rupiah hari ini menguat, dengan dollar di pasar Asia agak melemah di tengah pasar yang sepi. Kisaran rupiah minggu ini dalam range di rentang Rp13890 – Rp14170 terhadap dollar AS. PT Rifan Financindo.


Sumber : Vibiznews

Senin, 22 April 2019

Ekonomi RI Dinilai Tumbuh Stabil Meski Hanya di Kisaran 5 Persen

Ilustrasi Pertumbuhan Ekonomi dunia

Rifanfinancindo - Dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi global, peran Pemerintah dinilai sangat penting dalam menjaga stabilitas pertumbuhan ekonomi negara serta menerapkan kebijakan fiskal yang counter-cyclical.

Melihat data dalam beberapa tahun terakhir,  Ekonom Bank Permata Josua Pardede turut memuji pencapaian pemerintah yang bisa memperbaiki pertumbuhan ekonomi Indonesia, meski tak didukung kondisi global yang tengah mengalami ketidakpastian.

"Mempertimbangkan tren perekonomian global yang masih diliputi ketidakpastian dan tren perlambatan di beberapa negara di dunia, pertumbuhan ekonomi Indonesia relatif lebih baik. Stabil dan cukup tinggi di kisaran 5,4 persen dalam 8 tahun terakhir ini," terangnya kepada Liputan6.com, Minggu (21/4/2019).

Baca Juga :

Sebagai catatan, Josua menyampaikan, laju pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2018 lalu tercatat 5,17 persen. Itu merupakan pertumbuhan ekonomi tertinggi ketiga setelah India yang tercatat 7,33 persen, dan Tiongkok yang mengalami perlambatan menjadi 6,6 persen.

Catatan lainnya, ia coba membandingkan kondisi perekonomian Tanah Air saat sebelum terjadi krisis 1998. Saat itu, pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat tumbuh hingga sekitar 6,8 persen pada periode 1968-1997.

Menurutnya, penurunan laju pertumbuhan ekonomi dari periode sebelum dan setelah krisis ekonomi bisa terjadi lantaran dipengaruhi oleh struktur ekonomi yang beralih dari sektor manufaktur menjadi perekonomian yang mengandalkan komoditas.

"Kondisi deindustrialisasi mendorong penurunan output potensial Indonesia menjadi sekitar 5 persen," ujar Josua.

Reformasi Struktural
Meskipun kondisi output gap pasca krisis masih negatif, ia menilai, tren yang menyempit dalam 5 tahun terakhir menunjukkan bahwa reformasi struktural seperti kemudahan berusaha dan investasi mendorong peningkatan andil investasi dalam struktur perekonomian Indonesia. Serta kebijakan untuk mendorong konsumsi rumah tangga melalui bantuan sosial dan transfer ke daerah.

"Kedepannya, untuk meningkatkan output potensial Indonesia, dalam jangka pendek pemerintah perlu mendorong pengendalian inflasi melalui bauran kebijakan fiskal dan moneter," imbuh dia.

"Selain itu, dalam jangka menengah dan panjang, implementasi langkah kebijakan mendorong reformasi struktural perlu dilanjutkan secara berkesinambungan untuk mendorong kontribusi faktor produksi, baik dari sisi tenaga kerja, kapital, serta produktivitas," tandasnya.

Industri Diharapkan Tumbuh Minimal 5 Persen Tahun Ini
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) berharap investasi dan kegiatan ekonomi kembali bergeliat usai pelaksanaan pemilihan umum (Pemilu) pada 17 April 2019. Dengan demikian, bisa mendorong pertumbuhan industri lebih tinggi di tahun ini.

Sekretaris Jenderal Kemenperin Haris Munandar mengatakan, pada tahun ini, pertumbuhan industri ditargetkan minimal berada di atas 5 persen. Bahkan diharapkan bisa kembali di atas pertumbuhan ekonomi nasional.

"Kita sih berharap bisa lebih tinggi dari ekonomi. Tetapi kita masih lihat, karena sekarang (2018) kan ekonomi (tumbuh) 5,17 persen, sedangkan industri 4,97 persen," ujar dia di saat berbincang dengan Liputan6 di Jakarta, Sabtu (20/4/2019).

Dengan kondisi yang diharapkan lebih kondusif setelah pelaksanaan pesta demokrasi, Haris menilai bisa mendorong investasi dan kegiatan ekonomi yang selama ini tertunda karena menunggu situasi pasca Pemilu.

"Kita mengharapkan situasi makin membaik, kalau kita lihat penanaman modal asing (PMA) sudah semakin bagus. Kita harapkan setelah Pemilu terjadi peningkatan dari sisi investasi dan pergerakan ekonomi lain yang mendorong pertumbuhan industri lebih tinggi," kata dia.

?Namun, Haris juga menyadari jika pada tahun ini masih banyak tantangan yang mempengaruhi ekonomi dan investasi di Indonesia, seperti pertumbuhan ekonomi global yang diperkirakan menurun. Oleh sebab itu, Kemenperin tidak memasang target yang terlalu tinggi untuk pertumbuhan industri di 2019 ini.

"Cuma banyak faktor (tantangan). Tetapi paling tidak kita harapkan (pertumbuhan industri) bisa di atas 5 persen," tandas dia.Rifanfinancindo.


Sumber : Liputan 6

Kamis, 18 April 2019

Keuntungan Bursa Amerika Merosot Karena Bergerak Tanpa arah



Rifan Financindo - Perdagangan bursa saham Amerika di bursa Wall Street ditutup lemah dan kembali masuk zona merah Kamis (18/04), setelah bergerak fluktuatif sepanjang perdagangan hingga nyaris flat. Dari pergerakan indeks saham utama  menunjukkan kurangnya arah selama  perdagangan semalam.

Akhirnya indeks  mengakhiri sesi sedikit lebih rendah dengan indeks Dow Jones turun 3,12 poin atau kurang dari sepersepuluh persen menjadi 26.449,54, sementara itu indeks S&P 500 turun 6,61 poin atau 0,2 persen menjadi 2.900,45. Indeks Nasdaq Composite turun 4,15 poin atau 0,1 persen menjadi 7.996,08 dan  Nasdaq 100, yang terdiri dari 100 perusahaan terbesar di indeks komposit, naik 0,3% dan mencapai rekor tertinggi.

Kondisi perdagangan di Wall Street semalam terjadi ketika para investor  mencerna sejumlah campuran berita laporan pendapatan dari perusahaan-perusahaan besar seperti PepsiCo (PEP), Morgan Stanley (MS), Netflix (NFLX) dan IBM Corp (IBM).


Baca Juga :
Saham PepsiCo dan Morgan Stanley membukukan keuntungan penting setelah melaporkan hasil kuartalan yang melebihi perkiraan analis di garis atas dan bawah. Namun saham Netflix dan IBM bergerak ke penurunan setelah keduanya melaporkan pendapatan yang lebih baik dari yang diharapkan tetapi pada pendapatan yang lebih lemah dari yang diharapkan dan memberikan panduan yang mengecewakan.

Kinerja saham yang lemas berlanjut ketika Beige Book Federal Reserve mengatakan kegiatan ekonomi AS berkembang pada kecepatan sedikit ke moderat pada bulan Maret dan awal April. Kompilasi bukti anekdotal tentang kondisi ekonomi terkini di dua belas distrik The Fed, Beige Book mengatakan sebagian besar distrik melaporkan bahwa pertumbuhan terus berlanjut dengan kecepatan yang sama dengan laporan sebelumnya, sementara beberapa distrik lainnya melaporkan beberapa penguatan.

Beige Book menunjukkan laporan dari distrik The Fed yang secara umum menunjukkan kondisi ekonomi positif di berbagai sektor tetapi mencatat beberapa peringatan. Misalnya, laporan itu mengatakan laporan tentang aktivitas manufaktur menguntungkan, meskipun beberapa sumber di banyak kabupaten mencatat ketidakpastian terkait perdagangan.

Laporan penjualan rumah yang lebih kuat di sebagian besar distrik juga menurun oleh indikasi permintaan rendah untuk rumah dengan harga lebih tinggi. Ke depan, The Fed mengatakan ada sedikit perubahan dalam prospek ekonomi, dengan informasi dari distrik melaporkan perkiraan pertumbuhan ekonomi sedikit menurun di bulan-bulan mendatang.

Sementara itu, sebuah laporan yang dikeluarkan oleh Departemen Perdagangan menunjukkan defisit perdagangan AS secara tak terduga menyusutdi  bulan Februari di tengah lonjakan nilai ekspor. Departemen Perdagangan mengatakan defisit perdagangan menyempit menjadi $ 49,4 miliar pada Februari dari $ 51,1 miliar pada Januari.

Secara sektoral, saham-saham bioteknologi bergerak turun tajam selama sesi perdagangan hingga menyeret Indeks Bioteknologi Arca NYSE turun 5,3 persen ke level penutupan terendah dalam lebih dari tiga bulan. Kelemahan substansial juga terlihat di antara saham perawatan kesehatan dan farmasi, dengan Dow Jones Health Care Index dan NYSE Arca Pharmaceutical Index merosot masing-masing 3,1 persen dan 2,1 persen.

Kemudian kelemahan di antara saham yang berhubungan dengan perawatan kesehatan secara keseluruhan  disebabkan oleh kekhawatiran tentang dampak potensial dari rencana Partai Demokrat untuk sistem perawatan kesehatan. Saham-saham Telecom juga melemah dengan saham Sprint dan T-Mobile  memimpin sektor yang lebih rendah di tengah kekhawatiran tentang persetujuan merger yang direncanakan.

Di sisi lain, saham semikonduktor memperpanjang pergerakan ke atas  yang terlihat di sesi sebelumnya, mendorong Philadelphia Semiconductor Index naik 1,6 persen ke rekor tertinggi baru. Saham pembuat chip komunikasi Qualcomm (QCOM) membukukan kenaikan menonjol lainnya setelah menyelesaikan perselisihan royalti dengan Apple (AAPL). Rifan Financindo.


Sumber : Vibzinews

Selasa, 16 April 2019

Indonesia Bisa Hemat Devisa Rp 150 Triliun Bila Pakai B100

Ilustrasi Pantau Rupiah (2)

PT Rifan Financindo - Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman meluncurkan uji coba penggunaan biofuel 100 persen CPO (B100). Penggunaan bahan bakar nabati (BBN) ini diyakini bisa menekan impor BBM dan menghemat devisa.

Amran mengungkapkan selama ini Indonesia mengimpor solar sebesar 16 juta ton. Sedangkan dari program B20 baru mencapai 6 juta ton.

"Untuk kebutuhan solar, impor 16 juta ton, 6 juta dari B20. Kita akan penuhi kebutuhan dalam negeri 20 juta ton," ujar dia di Kantor Kementerian Pertanian (Kementan), Jakarta, Senin (15/4/2019).

Baca Juga :

Dengan 100 persen menggunakan CPO, maka bisa menekan impor solar dan menghemat devisa hingga mencapai Rp 150 triliun.

"Nantinya secara bertahap selama 2 tahun terakhir impor kita berkurang karena menggunakan 6 juta ton CPO yaitu sehingga kita sudah selamatkan devisa. Selanjutnya nanti bisa saja 16 juta ton semuanya kita subsitusi dari solar menjadi CPO, yang kita lakukan sekarang namanya b100. ‎Nanti bisa hemat devisa negara Rp 150 triliun," lanjut dia.

Selain itu, dengan penggunaan B100, juga akan meningkatkan penyerapan CPO di dalam negeri. Sehingga akan meningkatkan harga CPO dan pada ujungnya membuat petani lebih sejahtera.

"Secara tidak langsung langsung kita tingkatkan pendapatan petani kita, menjamin kesejahteraan mereka. Karena produksi sawit CPO 46 juta, CPO kita ekspor 34 juta. Jadi hemat devisa, tingkat kesejahterakan petani, hemat enegi fosil, dampak ke lingkungan juga baik karena tidak ada asap," tandas dia.
 
Mentan: Penggunaan B100 Lebih Hemat Biaya Ketimbang SolarMenteri Pertanian, Amran Sulaiman meluncurkan uji coba penggunaan biodiesel 100 persen CPO (B100) terhadap kendaraan dinas dan traktor di lingkungan Kementerian Pertanian (Kementan).

B100 ini merupakan produksi dari Badan Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Kementan. Amran mengatakan, penggunaan B100 ini merupakan yang pertama bukan hanya di Indonesia, tetapi juga di dunia. Kementan telah mengembangkan B100 sejak dua tahun lalu.

"Ini kita launching uji coba untuk 50 kendaraan dan traktor. Ini bukan hanya pertama di Indonesia, tetapi juga di dunia," ujar dia di Kantor Kementan, Jakarta, Senin (15/4/2019).

Dia mengungkapkan, uji coba ini sebenarnya bukan pertama kali dilakukan. Sebelumnya, telah ada kendaraan dinas Kementan yang telah menggunakan B100 dengan total jarak tempuh 6.000 km.

"Kita mulai sejak 2 tahun lalu. Indonesia sudah mencoba hingga B20, B30. Tapi atas arah Pak Presiden kita lompat ke B100. Kita uji coba dan berhasil pada 10 mobil kita, sudah sampai 6.000 km. Sekarang kita uji coba terhadap 50 mobil dan traktor," kata dia.

Amran menuturkan, uji coba penggunaan B100 untuk 50 kendaraan dan traktor ini dilakukan selama dua tahun ke depan.

Jika berjalan lancar, akan mulai diproduksi secara komersial dengan menggandeng BUMN atau swasta.

"Ini kita uji coba selama 2 tahun, baru nanti diproduksi secara komersial. (BUMN dan swasta) Sudah ada penjajakan, tapi masih rahasia. Nanti kita lihat," tandas dia.

PLN Hitung Kemampuan PLTD Gunakan Biodiesel
Sebelumnya,  PT PLN (Persero) tengah mengevaluasi seluruh Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD. Evaluasi ini dalam rangka untuk menerapkan penggunaan minyak sawit sebagai bahan bakar pembangkit.

Direktur Perencanaan Korporat PLN Syofvi Felienty Roekman mengatakan, ‎saat ini sedang mempelajari kemampuan PLTD dalam mengkonsumsi 100 persen minyak sawit sebagai bahan bakar pengganti Solar.

"Ya kami lihat, ini sedang kami pelajari betul, apakah mungkin untuk mengganti itu atau mungkin enggak mengubah 100 persen," kata Syofvi, di Kantor Pusat PLN Jakarta, Selasa, 23 Oktober 2018.

Jika PLTD yang dioperasikan PLN saat ini tidak mampu menyerap minyak kelapa sawit sebagai bahan bakar, maka PLN akan membeli mesin baru yang mampu mengkonsumsi minyak ke‎lapa sawit menggantikan mesin PLTD lama.

Saat ini Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sedang membangun PLTD yang bahan bakarnya menggunakan minyak kelapa sawit. PLTD tersebut berada di Belitung.

"Kalau kita mau mengubah mesin yang ada sekarang untuk itu, ya saya butuh investasi baru. Tapi kalau ternyata saya butuhnya mesin baru, ya saya tinggal beli aja kan ya yang baru," tuturnya.

Syofvi melanjutkan, selain mencocokan mesin, PLN juga akan mencocokan jenis minyak kelapa sawit ‎yang bisa diserap mesin PLTD. Jika dengan menggunakan 20 persen minyak sawit dicampur dengan solar (B20) bisa menghemat biaya pokok produksi 3 persen, maka dia memperkirakan akan mendapat menghemat yang lebih besar, ketika PLTD menggunakan minyak kelapa sawit 100 persen.

‎"Soalnya gini, kalau saya pakai mesin existing saya pakai B20 aja efisiensinya 3 persen. Nah, kalau kita design dari awal kita bisa lebih hemat. Kita juga harus lebih tau kandungan CPO seperti apa yang cocok sama mesin," tandasnya. PT Rifan Financindo.


Sumber : Liputan 6

Senin, 15 April 2019

Harga Minyak Mentah di Asia Turun Karena Komentar Rusia



Rifanfinancindo - Harga minyak mentah  yang diperdagangkan di sesi Asia  hari Senin (15/04) tidak dapat memperpanjang kenaikan sebelumnya karena komentar dari Menteri Keuangan Rusia dan hasil pertemuan Komite Eksekutif IMF (International Monetary Fund).

Perkembangan positif seputar kesepakatan perdagangan AS-Cina dan data sambutan dari salah satu konsumen minyak terbesar dunia, Cina, mendorong harga minyak mentah akhir pekan sempat naik setelah sebelumnya anjlok parah.

Namun dari pemberitaan media internasional pada hari Jumat malam terkait laporan kantor berita TASS menyatakan bahwa Menteri Keuangan Rusia Anton Siluanov mengatakan bahwa Rusia dan OPEC dapat memutuskan untuk meningkatkan produksi untuk memperjuangkan pangsa pasar dengan Amerika Serikat.


Baca Juga :
Selain itu dalam pertemuan Spring Meeting untuk Komite Eksekutif IMF akhir pekan lalu menyatakan lembaga pemberi pinjaman global tersebut menegaskan kembali ketakutannya untuk pertumbuhan ekonomi makro dengan risiko masih terus  turun ke bawah.

Harga minyak mentah berjangka Brent, patokan untuk harga minyak internasional turun 16 sen atau 0,22% pada $ 71,50 per barel. Demikian juga harga Minyak mentah berjangka WTI AS turun 31sen atau 0,49% menjadi $63,69 per barel.

Namun terdapat sedikit angin segar bagi perdagangan minyak berjangka yaitu rilis mingguan Baker Hughes, yang melaporkan jumlah rigs AS menunjukkan penurunan 3 rigs memberikan angka 1022 untuk pekan yang berakhir pada 12 April.

Untuk perdagangan selanjutnya, analyst Vibiz Research Center memperkirakan harga minyak WTI selanjutnya akan menemui posisi support di 63.32 – 62.91. Namun jika terjadi pergerakan positif kembali akan mendaki ke posisi resisten 64.26 – 65.00. Rifanfinancindo.


Sumber : Vibiznews

Jumat, 12 April 2019

Kekhawatiran Kondisi Ekonomi Global Bawa Wall Street Melemah

Perdagangan Saham dan Bursa

Rifan Financindo - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau Wall Street ditutup turun dipicu kecemasan yang meningkat terkait perlambatan ekonomi global, mengimbangi optimisme tentang data dan investor yang menunggu musim pelaporan pendapatan.

Melansir laman Reuters, indeks Dow Jones Industrial Average turun 14,11 poin, atau 0,05 persen menjadi 26.143,05. Sementara indeks S&P 500 ditutup datar menjadi 2.888,32 dan Nasdaq Composite turun 16,89 poin, atau 0,21 persen, menjadi 7.947,36.

Nasdaq dan Dow ditutup lebih rendah, dengan saham perawatan kesehatan membebani ketiga indeks saham utama AS.

Baca Juga :

"Anda mengalami hari-hari tarik-menarik di mana tidak banyak yang terjadi. Ini mencerminkan orang-orang menunggu lebih banyak informasi, seperti pendapatan perusahaan," kata Chuck Carlson, chief executive officer Horizon Investment Services di Hammond, Indiana.

Di sisi ekonomi, klaim pengangguran turun pada minggu lalu ke level terendah sejak 1969. Sementara pada bulan Maret, harga produk yang naik menuju peningkatan terbesar sejak Oktober, menurut laporan Departemen Tenaga Kerja AS.

Data yang optimis dapat meredakan kekhawatiran tentang penurunan tajam ekonomi global. Kekhawatiran tercermin dalam beberapa menit dari pertemuan Federal Reserve yang dirilis pada hari Rabu.

Saham
Pada perdagangan kali ini, saham-saham layanan kesehatan sejauh ini merupakan hambatan terbesar, dengan turun 1,2 persen. Penurunan sehari setelah Senator A. Bernie Sanders dari AS memperkenalkan rencana "Medicare for All" kepada Kongres.

Kemudian Komite Keuangan Senat mengakhiri audiensi untuk membahas peran yang dimainkan oleh para pengelola manfaat farmasi dalam penentuan harga obat-obatan.

"Saya sedikit terkejut kami melihat reaksi semacam itu terhadap proposal ini. Mungkin itu pertanda perubahan," kata Carlson. Saham UnitedHealth Group Inc jatuh 4,3 persen dan membebani Dow.

Di sisi lain, saham Steel Corp turun 3,2 persen setelah Bank of America Merrill Lynch memangkas peringkat sahamnya menjadi “berkinerja buruk.

Saham Peers AK Steel Holding Corp dan Steel Dynamics Inc masing-masing turun 8,3 persen dan 2,5 persen.

Adapun volume perdagangan kali ini mencapai 6 miliar saham, dibandingkan dengan rata-rata 7,17 miliar selama 20 hari perdagangan terakhir. Rifan Financindo.


Sumber : Liputan 6

Kamis, 11 April 2019

Tensi Perang Dagang Naik, IHSG Diprediksi akan Terkoreksi

20170210- IHSG Ditutup Stagnan- Bursa Efek Indonesia-Jakarta- Angga Yuniar

PT Rifan Financindo - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi akan melanjutkan pelemahan dengan diperdagangkan pada level support dan resistance di 6.461-6.492.

Momentum tertekannya IHSG disebabkan telah gagal menembus resisten di level 6,494. Indikator stochastic juga mulai menyempit dengan volume perdagangan yang lebih kecil dari perdagangan sebelumnya.

"Dari global sendiri, hubungan antara Tiongkok dan Amerika Serikat (AS) yang kembali memanas turut menjadi perhatian bagi para pelaku pasar," tutur Analis PT Artha Sekuritas Juan Oktavianus Harahap di Jakarta, Kamis (11/4/2019).


Baca Juga :
Berbeda, Analis PT Indosurya Bersinar Sekuritas William Suryawijaya menyebutkan, progres uji support IHSG justru merupakan perjalanan naik IHSG pada perdagangan saham hari ini.

Menurutnya, IHSG berpeluang menguat di kisaran 6402 - 6585. Adapun saham yang dianjurkan untuk dikoleksi hari ini ialah saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI).

Sedangkan Juan menyarankan saham PT Surya Citra Media Tbk (SCMA), PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA), serta PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP).

IMF Pangkas Ekonomi Global, IHSG Melemah TerbatasLaju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) betah di zona merah. Akan tetapi, pelemahan IHSG tersebut cenderung terbatas. Hal ini dipicu IMF pangkas proyeksi ekonomi dunia.

Pada penutupan perdagangan saham, Rabu (10/4/2019), IHSG melemah tipis 6,02 poin atau 0,09 persen ke posisi 6.478,32. Indeks saham LQ45 susut 0,02 persen ke posisi 1.024,12. Sebagian besar indeks saham acuan bervariasi.

Sebanyak 237 saham melemah sehingga menekan IHSG. 149 saham menguat dan 130 saham diam di tempat.

Pada Rabu pekan ini, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.487,75 dan terendah 6.456,66. Total frekuensi perdagangan saham 391.629 kali dengan volume perdagangan 12,4 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 7,6 triliun.

Investor asing beli saham Rp 231,25 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 14.150.

Sebagian besar sektor saham tertekan kecuali sektor saham industri dasar naik 0,23 persen dan sektor saham keuangan menguat 0,12 persen. Sektor saham pertanian tergelincir 0,71 persen dan bukukan penurunan terbesar. Disusul sektor saham konstruksi susut 0,54 persen dan sektor saham infrastruktur merosot 0,38 persen.

Saham-saham yang menguat antara lain saham MTPS naik 50 persenn ke posisi Rp 480 per saham, saham JAYA melonjak 34,86 persen ke posisi Rp 147 per saham, dan saham INCF mendaki 25 persen ke posisi Rp 570 per saham.

Sementara itu, saham-saham yang tertekan antara lain saham EMDE merosot 13,28 persen ke posisi Rp 222 per saham, saham BIKA tergelincir 7,09 persen ke posisi Rp 236 per saham, dan saham ADMF merosot 7,01 persen ke posisi Rp 9.950 per saham. PT Rifan Financindo.


Sumber : Liputan 6

 
Disclaimer: Semua informasi yang tersedia dalam blog ini hanya bersifat informasi saja. Kami berusaha menyajikan informasi yang terbaik, akan tetapi kami tidak menjamin keakuratan dan kelengkapan dari semua informasi atau analisa yang tersedia. Kami tidak bertanggung jawab terhadap semua kerugian baik langsung maupun tidak langsung yang dialami oleh pembaca atau pihak lain akibat menggunakan informasi dari blog ini.

PT. Rifan Financindo Berjangka Surabaya
Wisma Bii Lt. 16 Jl. Pemuda 60-70 Surabaya 60271 Telp : 031-5349800(hunting), Fax : 031-5347800