English French German Spain Italian Dutch

Russian Brazil Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Kamis, 31 Mei 2018

Bursa Saham Asia Menguat, Investor Fokus Perang Dagang AS dan China



Rifan Financindo - Bursa saham Asia rebound setelah kekhawatiran gejolak politik di Italia mereda. Gerak positif ini mengikuti jejak Wall Street yang ditutup menguat pada penutupan perdagangan Rabu waktu setempat (Kamis pagi waktu Jakarta).

Dikutip dari CNBC, pada pembukaan perdagangan hari ini (31/5/2018), bursa saham Asia menguat terbatas karena pemulihan pasar global pasca-meredanya gejolak politik di Italia.

Baca juga :

Indeks saham Nikkei Jepang naik 0,48 persen. Diikuti indeks Topix yang menanjak 0,41 persen. Sementara indeks saham Kospi Korea Selatan mendaki lebih tinggi sebesar 0,62 persen.
Indeks saham S&P/ASX 200 Australia pun melesat 0,46 persen didorong kenaikan di sektor energi dan sumber daya. Indeks saham MSCI di Asia Pasifik kecuali Jepang naik tipis 0,34 persen.

Penguatan bursa saham Asia mengekor gerak Wall Street yang ditutup semringah karena kekhawatiran gejolak politik di Italia perlahan surut. Rata-rata indeks Dow Jones menjulang 1,26 persen atau 306,33 poin ke level 24.667,78. Indeks saham utama AS lainnya pun terkerek naik.
Sentimen yang memengaruhi gerak indeks saham di AS dan Asia adalah pernyataan Perdana Menteri Sementara Italia yang sudah ditunjuk Presiden Sergio Mattarella bahwa mungkin telah muncul politik pemerintah.

Namun, ketidakpastian tetap ada setelah pemimpin partai LEGA Matteo Salvini mengatakan pemungutan suara atau pemilu sebelumnya lebih baik untuk mengakhiri ketidakpastian.
"Sementara ini membuka kemungkinan bahwa politik pemerintahan yang baru akan terbentuk. Pemilu ulang adalah kemungkinan dari gejolak politik ini," kata Analis ANZ. Rifan Financindo.


Sumber : Liputan 6

Rabu, 30 Mei 2018

Bursa Asia Melemah Mengekor Wall Street


PT Rifan Financindo - Bursa Asia melemah dipicu aksi jual di pasar Amerika Serikat (AS) dan Eropa yang membebani sesi perdagangan. Krisis politik di Italia turut menjadi pusat perhatian, karena investor khawatir terhadap implikasinya terhadap Zona Euro.

Melansir laman CNBC, Rabu (30/5/2018), indeks Nikkei 225 turun 1,76 persen di Tokyo, dengan sektor perbankan dan non-logam besi memimpin penurunan. Sementara indeks Topix turun 1,62 persen karena 33 subindeks diperdagangkan lebih rendah.

Bursa Seoul dan Sydney mencatat penurunan yang sedikit lebih terukur pada awal berjalan. Kospi turun 1,16 persen. Di mana, saham perusahan besar seperti Samsung Electronics dan Posco turun masing-masing 1,17 persen dan 2,72 persen.

Baca juga :
Adapun indeks saham MSCI Asia Pasifik kecuali Jepang menurun 0,51 persen di perdagangan pagi.
Sebelumnya Wall Street juga melemah di tengah krisis politik di Italia dan investor yang masih mencerna negosiasi perdagangan antara AS dan China. Indeks Dow Jones turun 1,58 persen, atau 391,64 poin, menjadi 24,361.45.

Kerugian yang terlihat pada hari Selasa menandai kinerja harian terburuk untuk Dow dan S & P 500 sejak 24 April. Kedua indeks saham juga turun untuk sesi ketiga berturut-turut.

Di Italia, FTSE MIB anjlok 2,65 persen di tengah gejolak politik yang sedang berlangsung yang diperkirakan akan mengarah pada pemungutan suara baru dalam beberapa bulan ke depan.

Italia telah tanpa pemerintah sejak pemungutan suara yang tidak meyakinkan berlangsung pada awal Maret, dengan kelompok-kelompok politik anti kemapanan meninggalkan upaya untuk membentuk koalisi selama akhir pekan di tengah perselisihan dengan kepala negara negara itu.

"Bintang Lima dinilai sudah mengubah pemilihan menjadi anti kemapanan/anti Satu Euro dan itulah yang pasar miliki dalam pemandangannya," ujar David de Garis, Direktur Ekonomi National Australia Bank, dalam catatannya. PT Rifan Financindo.


Sumber : Liputan 6

Senin, 28 Mei 2018

Harga Minyak dan Geopolitik Bikin Bursa Asia Bergerak Bervariasi di Awal Pekan



Rifanfinancindo - Bursa Asia bergerak bervariasi pada pembukaan perdagangan hari ini, seiring penurunan harga minyak yang membebani sektor energi energi. Investor juga tengah mencerna berita terkait hubungan AS-Korea Utara di  akhir pekan.

Melansir laman CNBC, Senin (28/5/2018), indeks Nikkei 225 Jepang menguat 0,32 persen dan Topix bertambah 0,19 persen. Subindex minyak Topix turun 2,76 persen di tengah melemahnya harga minyak, tetapi kerugian tersebut diimbangi keuntungan di sektor real estate, utilitas dan teknologi.

Sementara itu, indeks Korea Selatan, Kospi naik 0,66 persen seiring kenaikan saham produsen baja dan perusahaan manufaktur. Saham Posco naik 3,18 persen dan Hyundai Steel melonjak 13,8 persen.

Baca juga :
Adapun indeks S&P atau ASX 200 Australia turun tipis 0,21 persen dipicu penurunan saham energi. Saham pertambangan BHP turun 2,3 persen dan Woodside Petroleum merosot 2,75 persen.

Sedangkan indeks saham MSCI Asia Pasifik kecuali Jepang sedikit berubah di pagi hari, terakhir naik 0,04 persen.

Pergerakan perdagangan di Bursa Asia mengikuti Wall Street yang ditutup melemah pada pekan lalu. Ini dipicu rilis pendapatan perusahaan yang positif dan berita geopolitik yang melibatkan Korea Utara.

Indeks Dow Jones tergelincir 0,24 persen dan S&P 500 turun 0,24 persen karena kontribusi sektor saham keuangan dan energi.

Terkait kondisi Geopolitik, delegasi dari AS dan Korea Utara bertemu pada hari Minggu di perbatasan antara Korea Utara dan Korea Selatan. Pembicaraan itu menyusul pertemuan antara Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in dan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un.

Pada kamis lalu, Trump mengatakan ia membatalkan pertemuan dengan Kim yang direncanakan pada Juni. Meskipun Gedung Putih kemudian mengatakan pihaknya masih membuat persiapan jika KTT itu jadi berlangsung. Rifanfinancindo.


Sumber : Liputan 6

Jumat, 25 Mei 2018

Bursa Saham Asia Terempas Usai Trump Batalkan Pertemuan AS-Korut



Rifan Financindo - Keputusan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk membatalkan pertemuan puncak dengan pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un menyeret ke bawah bursa saham Asia. Beberapa indeks utama bursa Asia terkoreksi imbas dari sentimen tersebut.

Mengutip CNBC, bursa saham Asia dibuka melemah pada perdagangan pagi ini (25/5/2018). Indeks saham Nikkei Jepang turun tipis 0,11 persen menyusul kerugian sebagian besar sektor saham.

Senasib, indeks saham Kospi Korea Selatan pun terempas 0,53 persen. Penguatan sektor saham teknologi mampu menahan laju indeks saham Kospi tertekan lebih dalam. Sementara indeks saham S&P/ASX 200 Australia merosot 0,28 persen. Koreksi tertinggi dialami sektor saham energi.

Baca juga :

Pelemahan bursa saham Asia tidak terlepas dari pengaruh pernyataan Trump yang membatalkan pertemuan dengan Kim Jong-un pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) di Singapura pada 12 Juni ini.

Dalam suratnya, Donald Trump mengatakan, berdasarkan kemarahan yang luar biasa dan permusuhan terbuka, rasanya tidak pantas mengadakan pertemuan ini.

Untuk diketahui, pernyataan tersebut usai "permusuhan terbuka" yang dilontarkan Pyongyang dan menangguhkan komunikasi langsung dengan AS pekan ini. Trump juga memperingatkan militer AS bersiap jika ada tindakan sembrono dari Korea Utara.

Namun, setelah pengumuman Trump soal pembatalan tersebut, Korea Utara kabarnya bersedia menyelesaikan permasalahan dengan Amerika Serikat. Rifan Financindo.


Sumber : Liputan 6

Kamis, 24 Mei 2018

Investor Khawatir Negosiasi AS-China, Bursa Asia Merosot






PT Rifan Financindo - Bursa saham Asia melemah pada perdagangan saham Kamis pekan ini. Hal itu dipicu kekhawatiran investor terhadap pembicaraan perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dan China yang mungkin mundur.

Namun, sentimen itu diimbangi dengan risalah pertemuan bank sentral AS atau the Federal Reserve yang menunjukkan tidak akan meningkatkan tempo kenaikan suku bunga.

Indeks saham MSCI Asia Pasifik di luar Jepang cenderung mendatar. Sementara itu, indeks saham Jepang Nikkei susut 0,6 persen. Indeks saham Australia tergelincir 0,1 persen. Sedangkan indeks saham Selandia Baru naik 0,4 persen.

Baca juga :

Presiden AS Donald Trump menyatakan dirinya tidak senang dengan pembicaraan perdagangan antara AS dan China. Ia ingin struktur berbeda dalam setiap kesepakatan perdagangan. Langkah itu menambah ketidakpastian atas negosiasi dan mendorong bursa saham melemah. Hal ini juga berimbas ke bursa saham Asia.

Namun, risalah pertemuan the Federal Reserve pada 1-2 Mei meredakan kekhawatiran pasar terhadap kenaikan suku bunga yang akan lebih cepat. Risalah pertemuan the Federal Reserve itu dianggap tidak agresif sehingga membantu bursa saham AS atau wall street positif.

Indeks saham Dow Jones menguat 0,21 persen menjadi 24.886,81. Indeks saham S&P 500 mendaki 0,32 persen menjadi 2.733,29. Sedangkan indeks saham Nasdaq bertambah 0,64 persen menjadi 7.425.

“Risalah the Federal Reserve sebagian besar masih sesuai. Konsensus tidak menemukan tanda-tanda utama dari percepatan inflasi, perbaikan upah tinggi, dan tingkat partisipasi tenaga kerja masih merupakan misteri,” tulis analis Citi dalam sebuah laporan, seperti dikutip dari laman Reuters, Kamis (24/5/2018).

Imbal hasil surat berharga AS bertenor 10 tahun turun menjadi 2,99 persen. Di pasar komoditas, harga minyak melemah usai kenaikan tak terduga dalam persediaan minyak mentah.

Harga minyak Brent berada di posisi USD 79,80 per barel. Sebelumnya harga minyak Brent sempat berada di atas USD 80 pada pekan lalu. Di pasar uang, dolar AS turun 0,25 persen terhadap yen menjadi 109,78. Euro naik 0,1 persen menjadi USD 1.17806. Sedangkan harga emas menguat ke posisi USD 1.295,51 per ounce. PT Rifan Financindo.



Sumber : Liputan 6

Rabu, 23 Mei 2018

Bursa Asia Bervariasi, Investor Cermati Komentar Presiden Trump




Rifanfinancindo - Bursa Asia bergerak campuran pada pembukaan perdagangan Rabu ini. Investor tengah mencermati komentar Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengenai pembicaraan perdagangan dengan China. Di AS Sendiri, Wall Street ditutup tertekan.

Mengutip CNBC, Rabu (23/5/2018), indeks Nikkei 225 Tokyo melemah 0, 22 persen sedangkan untuk Topix turun tipis 0,09 persen. Sektor pertambangan di indeks Topix turun 3,39 persen.

Sementara di Korea Selatan, indeks Kospi merosot 0,08 persen. Pelemahan indeks acuan di Seoul ini tak dalam karena penguatan saham-saham di sektor teknologi.

Baca juga :

Samsung Electronics naik 2,2 persen dan SK Hynix naik 3,14 persen. Sementara produsen baja dan keuangan turun.

Berbeda, indeks S&P/ASX 200 Australia naik tipis 0,24 persen. Sektor industri dasar dan keuangan naik 0,66 persen dan 0,37 persen.

Untuk indeks MSCI Asia Pasifik kecuali Jepang naik 0,17 persen pada pembukaan perdagangan pagi ini.

Gerak bursa Asia campuran menyusul pelemahan yang dicetak oleh Wall Street. Pelemahan bursa saham di Amerika Serikat (AS) ini karena terbebani ketidakpastian pembicaraan perdagangan AS dengan China.

Presiden AS Donald Trump pada hari selasa mengatakan tidak senang dengan langkah pembicaraan perdagangan AS dengan China yang terkesan sangat buru-buru. Sebelumnya, dia juga mengatakan tidak ada kesepakatan antara AS dengan China mengenai penyelamatan ZTE Corporation.
1 dari 2 halaman
Wall Street
Perdagangan Saham dan Bursa
Ilustrasi Foto Perdagangan Saham dan Bursa (iStockphoto)

Dow Jones Industrial Average turun 178,88 poin atau 0,72 persen ke level 24.834,41. Untuk S&P 500 kehilangan 8,57 poin atau 0,31 persen menjadi 2.724,44. Sedangkan Nasdaq Composite turun 15,58 poin atau 0,21 persen menjadi 7.378,46.

Presiden AS Donald Trump pada hari selasa mengatakan tidak senang dengan langkah pembicaraan perdagangan AS dengan China yang terkesan sangat buru-buru. Sebelumnya, dia juga mengatakan tidak ada kesepakatan antara AS dengan China mengenai penyelamatan ZTE Corporation.

Bahkan Trump mengatakan bahwa kemungkinan besar AS akan tetap memberikan sanksi kepada ZTE karena melanggar larangan AS dengan melakukan pengiriman barang ke Iran.

Apa yang diungkapkan oleh Trump ini berkebalikan dengan yang disebut oleh Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin pada pekan lalu bahwa akan ada pembicaraan lebih dalam mengenai perang dagang AS dengan China.

Inti pembicaraan tersebut untuk mengelola neraca perdagangan masing-masing negara.

"Pernyataan Trump ini membuat orang kembali berpikir bahwa masalah perang dagang ini tidak akan mungkin bisa berakhir dengan cepat," jelas analis SlateStone Wealth LLC, New York, AS, Robert. Pavlik.

"Jadi gerak Wall Street berbalik arah," lanjut dia. Rifanfinancindo.


Sumber : Liputan 6

Selasa, 22 Mei 2018

Perang Dagang AS-China Ditunda Bikin Bursa Asia Melemah


Rifan Financindo - Bursa Asia melemah berbanding terbalik dengan Wall Street yang justru menguat dipicu meredanya ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dan China baru-baru ini.
Melansir laman CNBC, Selasa (22/5/2018), indeks Nikkei 225 Jepanng melemah 0,1 persen setelah memulai sesi dengan sedikit kenaikan.

Sedangkan indeks Topix tergelincir 0,15 persen, dengan sebagian besar dari 33 subsektor diperdagangkan lebih rendah meskipun produsen baja dan harga minyak mencatat keuntungan.

Di tempat lain, indeks S&P/ASX 200 Australia turun 0,33 persen dipicu penurunan semua subindeks, kecuali sektor energi. Sementara indeks MSCI saham Asia Pasifik di luar Jepang, beringsut naik 0,12 persen.

Baca juga :

Adapun perdagangan saham di Hong Kong dan Korea Selatan ditutup pada hari Selasa untuk liburan.
Wall Street sebelumnya ditutup menguat. Kenaikan saham industri mendorong Dow ke penutupan tertinggi dalam dua bulan, setelah AS dan China memutuskan untuk menunda perang dagang di antara keduanya.

Melansir laman Reuters, indeks Dow Jones Industrial Average naik 298,2 poin, atau 1,21 persen menjadi 25.013,29. Sementara indeks S & P 500 naik 20,04 poin, atau 0,74 persen, menjadi 2,733,01. Dan Nasdaq Composite bertambah 39,70 poin, atau 0,54 persen, menjadi 7.394,04.

Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin pada akhir pekan lalu, menyatakan kedua negara telah menunda kemungkinan terjadinya perang dagang dan setuju untuk mengadakan pembicaraan lebih banyak untuk meningkatkan ekspor AS ke China.

Komentar Mnuchin bahwa perang dagang antara AS dan China yang ditunda, menyemangati para investor di Asia dan Eropa. Rifan Financindo.


Sumber : Liputan 6

Senin, 21 Mei 2018

Bursa Asia Dibuka Melemah, Investor Cermati Pembicaraan AS-China


PT Rifan Financindo - Bursa Asia mengalami tekanan di awal perdagangan Senin pekan ini. Investor masih mencermati perkembangan pembicaraan antara Amerika Serikat (AS) dengan China.

Mengutip CNBC, (21/5/2018), Nikkei 225 Jepang naik tipis 0,13 persen di awal perdagangan. Sedangkan untuk TOpix masih ke zona negatif didorong oleh saham-saham asuransi dan pembuat baja. Sementara untuk sektor pertambangan menguat.

Di Korea Selatan, indeks Kospi tergelincir 0,26 persen dengan tekanan tertinggi dialami oleh saham-saham teknologi dan pembuat baja.

Baca juga :

Pelemahan serupa juga dialami oleh indeks S&P/ASX 200 Australia yang merosot 0,24 persen karena saham-saham di sektor keuangan.

Indeks MSCI Asia Pasifik kecuali Jepang naik tipis 0,16 persen di perdagangan pagi ini.
Investor terus mencermati perkembangan hubungan dagang antara AS dengan China. Sebenarnya, ketakutan akan perang dagang mulai mereda setelah Menteri Luar Negeri AS Steven Mnuchin pada hari Minggu kemarin mengatakan bahwa akan ada pembicaraan lebih dalam antara kedua perusahaan untuk membicarakan masalah perdagangan untuk menghindari perang dagang.

Kedua negara telah setuju secara subtansi untuk mengurang defisit anggaran masing-masing.
"Secara keseluruhan pada melihat sisi positif tetapi mereka akan terus melihat perkembangannya," jelas analis ANZ dalam catatannya pagi ini. PT Rifan Financindo.


Sumber : Liputan 6

Jumat, 18 Mei 2018

Abaikan Pernyataan Presiden AS Soal Perang Dagang, Bursa Asia Menguat


Rifanfinancindo - Bursa Asia mencatatkan kenaikan pada pembukaan perdagangan Jumat ini. Kenaikan bursa saham di Asia ini mengabaikan penutupan perdagangan AS yang mengalami tekanan akibat kekhawatiran investor akan mencuatnya kembali isu perang dagang AS dengan China.

Pengutip CNBC, Jumat (18/5/2018), bursa saham Jepang diperdagangkan menguat setelah rilis indeks harga konsumen yang menunjukkan kenaikan 0,7 persen dari tahun lalu. Angka tersebut berada di atas ekspektasi pelaku pasar.

Indeks acuan Nikkei 225 naik 0,18 persen dan indeks acuan Topix menguat 0,05 persen. Nilai tukar yen masih mengalami tekanan terhadap dolar AS.

Baca juga :

Di Korea Selatan, indeks acuan Kospi naik 0,33 persen karena kenaikan saham Samsung Electronics. Sedangkan saham di sektor teknologi lainnya bergerak campuran.

Di Australia, indeks S&P/ASX 200 naik 0,18 persen. Sektor kesehatan dan energi menjadi pendorong utama kenaikan pasar saham di negara tersebut. Namun kebalikannya, sektor keuangan menjadi pemberat.

Presiden AS Donald Trump menyatakan pada Kamis kemarin bahwa ia meragukan keberhasilan perundingan perdagangan tingkat tinggi antara AS dengan China. Menurutnya, perundingan tersebut membuat negara tersebut dan juga negara lain yang bermitra dagang dengan AS menjadi manja.

Komentar dari Trump tersebut langsung mendorong kejatuhan bursa saham di AS. Rifanfinancindo.


Sumber : Liputan 6

Kamis, 17 Mei 2018

Bursa Saham Asia Semringah Mengekor Wall Street





Rifan Financindo - Sebagian besar indeks utama bursa saham Asia mencetak keuntungan pada pembukaan perdagangan pagi ini (17/5/2018). Tentunya mengikuti jejak wall street karena sentimen kenaikan imbal hasil obligasi Amerika Serikat (AS) yang sudah mencapai lebih dari 3 persen.

Dikutip dari CNBC, Jumat (17/5/2018), indeks saham Nikkei Jepang naik 0,45 persen. Indeks saham Topix meningkat lebih tinggi, dengan sektor saham perbankan memimpin penguatan pagi ini.

Sementara indeks saham Kospi Korea Selatan menguat tipis 0,39 persen. Kenaikan tertinggi terjadi di sektor saham teknologi dan manufaktur.

Baca juga :

Sedangkan indeks saham S&P/ASX 200 di Australia terhempas 0,05 persen. Sektor saham keuangan membebani gerak S&P/ASX 200 dengan penurunan 0,9 persen. Berbanding terbalik, sektor saham material dan energi justru naik.

Indeks saham MSCI di Asia Pasifik kecuali Jepang melesat 0,08 persen. Maskapai Singapore Airlines diagendakan merilis laporan keuangan hari ini.

Pergerakan bursa saham Asia pagi ini tidak terlepas dari pengaruh wall street yang menguat pada penutupan perdagangan Rabu (Kamis waktu Jakarta) karena ditopang sektor saham ritel yang membumbung terdorong kinerja pengelola department store Macy's.

Perusahaan dengan kapitalisasi kecil pada indeks Russell 2000 sukses mencetak rekor dengan kenaikan satu persen. Capaian tersebut mengerek laju bursa saham AS. Rifan Financindo.


Sumber : Liputan 6

Rabu, 16 Mei 2018

Pertemuan Pemimpin Dua Korea Tertunda, Bursa Asia Melemah



PT Rifan Financindo - Bursa saham Asia jatuh pada awal perdagangan saham Rabu pekan ini. Hal itu dipicu pemerintahan Korea Utara (Korut) menunda pembicaraan dengan pemerintahan Korea Selatan (Korsel).

Pembatalan itu menimbulkan pertanyaan dari rencana KTT AS-Korea Utara. Imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun yang melonjak juga menekan bursa Asia.

Indeks saham MSCI Asia Pasifik di luar Jepang yang merupakan indeks saham acuan melemah 0,1 persen. Indeks saham Korea Selatan Kospi susut 0,4 persen. Indeks saham Jepang Nikkei tergelincir 0,3 persen. Indeks saham Selandia Baru merosot 1,4 persen, sedangkan indeks saham Australia menguat 0,1 persen.

Baca juga :

Rilis data penjualan ritel Amerika Serikat (AS) dan aktivitas pabrik mendorong lonjakan imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun ke posisi 3,09 persen. Imbal hasil itu tertinggi sejak Juli 2011. Imbal hasil obligasi meningkat dan membebani bursa saham AS. Indeks saham Dow Jones melemah 193 poin ke posisi 24.706.

Bursa saham Asia juga dapat tekanan usai Korea Utara membatalkan pembicaraan dengan Korea Selatan. Bahkan Korea Utara mengejek latihan militer antara Korea Selatan dan AS.

Ini juga timbulkan kekhawatiran tentang KTT yang direncanakan antara Presiden AS Donald Trump dan Pimpinan Korea Utara Kim Jong Un yang dijadwalkan pada Juni.

“Ini akan membebani para penerima manfaat rekonstruksi Korea yang telah memiliki dukungan kuat untuk perdamaian. Serta harapan reunifikasi baru-baru ini,” tulis laporan Analis JP Morgan seperti dikutip dari laman Reuters, Rabu (16/5/2018).

Ia menambahkan, risiko menjadi lebih luas di kawasan tersebut jika pembicaraan gagal. Trump tidak lagi merasa perlu menjaga China. PT Rifan Financindo.


Sumber : Liputan 6

Selasa, 15 Mei 2018

Bursa Asia Dibuka Mendatar, Investor Fokus Pertemuan AS-China


Rifanfinancindo - Bursa Asia tak mampu bergerak menguat mengikuti kenaikan yang dibukukan oleh bursa saham Amerika Serikat (AS). Pada pembukaan perdagangan Selasa ini, bursa saham di kawasan Asia bergerak mendatar.

Mengutip CNBC, Selasa (15/5/2018), Indeks Nikkei 225 Jepang naik tipis 0,04 persen dan indeks Topix menguat 0,17 persen. Saham-saham di sektor keuangan terutama perusahaan asuransi dan perbankan mampu berada di zona hijau.

Baca juga :

Sedangkan di Seoul, indeks acuan Kospi turun 0,03 persen. Saham-saham perusahaan elektronik bergerak mendatar. Samsung Electronics tak banyak bergerak dan saham pembuat chip SK Hynix naik tipis 0,12 persen.

Di Sydney Australia, Indeks S&P/ASX 200 juga melayang lebih rendah sebesar 0,07 persen. Pelemahan dibukukan oleh saham-saham sektor keuangan.

Pasar Asia terlihat kurang keyakinan untuk bergerak menguat meskipun Wall Street mampu ditutup di zona positif pada perdagangan Senin.

Pelaku pasar di Asia lebih memilih untuk menunggu hasil pertemuan putaran kedua antara AS dengan China yang akan membahas mengenai perang dagang. Rifanfinancindo.


Sumber : Liputan 6

Senin, 14 Mei 2018

Bursa Saham Asia Menguat Ikuti Jejak Wall Street







Rifan Financindo - Bursa saham Asia diperdagangkan menguat pada pembukaan hari ini (11/5/2018). Pencapaian tersebut mengekor wall street yang mencatat kenaikan selama enam hari berturut-turut dengan dukungan beberapa sentimen positif.


Dilansir dari CNBC, indeks saham Nikkei Jepang menanjak 0,68 persen dan indeks saham Topix melaju 0,55 persen. Sektor saham material melemah, namun berhasil diimbangi kenaikan sektor saham teknologi dan keuangan.

Sementara indeks saham Kospi Korea Selatan bergerak naik 0,55 persen. Ditopang penguatan signifikan pada saham sektor teknologi dan otomotif, seperti Samsung Electronics yang melesat 0,78 persen.


Baca juga :

Melongok indeks saham S&P/ASX 200 Sydney pun menguat tipis 0,25 persen di tengah pelemahan di sektor saham keuangan yang diperdagangkan lebih rendah 0,29 persen.

Sementara itu, bursa saham Malaysia libur menyusul kemenangan Mahathir Mohamad sebagai Perdana Menteri Malaysia baru pada pemilihan umum (pemilu) baru-baru ini.

Penguatan bursa saham Asia pagi ini mengikuti jejak wall street dengan seluruh indeks utama mencetak keuntungan. Faktor pendorongnya, yakni data realisasi inflasi Amerika Serikat (AS) yang lebih rendah dari perkiraan.

Inflasi AS naik 0,2 persen pada April 2018 atau lebih rendah dari ekspetasi para ekonom 0,3 persen. Capaian ini meredakan kekhawatiran investor tentang kebijakan pengetatan moneter oleh The Fed.
Pelaku pasar memandang, Bank Sentral AS tidak akan terlalu agresif dalam menaikkan suku bunga acuannya tahun ini.

Kondisi geopolitik di Timur Tengah masih menjadi fokus investor. Harga minyak bergerak mendatar di tengah kekhawatiran investor atas dampak dari sanksi baru AS, yakni ekspor minyak Iran. Presiden AS Donald Trump juga telah menarik diri dari perjanjikan nuklir Iran.

Di komoditas minyak, Analis Bank of America Merrill Lynch memprediksi harga minyak mentah Brent bisa menjulang hingga USD 100 per barel yang dipengaruhi ketegangan geopolitik.

Pada perdagangan Kamis, harga minyak West Texas Intermediate AS naik 0,18 persen ke posisi USD 71,49 per barel. Sedangkan harga minyak mentah Brent berjangka naik 0,05 persen ke posisi USD 77,51 per barel.

Indeks dolar terhadap beberapa mata uang utama tergelincir setelah pengumuman data inflasi. Indeks dolar diperdagangkan 92,720 atau melemah setelah menyentuh level 93,42 pada awal pekan ini. Terhadap mata uang Yen Jepang, dolar AS diperdagangkan 109,51. Rifan Financindo.


Sumber : Liputan 6

Jumat, 11 Mei 2018

Bursa Saham Asia Menguat Ikuti Jejak Wall Street




PT Rifan Financindo - Bursa saham Asia diperdagangkan menguat pada pembukaan hari ini (11/5/2018). Pencapaian tersebut mengekor wall street yang mencatat kenaikan selama enam hari berturut-turut dengan dukungan beberapa sentimen positif.


Dilansir dari CNBC, indeks saham Nikkei Jepang menanjak 0,68 persen dan indeks saham Topix melaju 0,55 persen. Sektor saham material melemah, namun berhasil diimbangi kenaikan sektor saham teknologi dan keuangan.

Sementara indeks saham Kospi Korea Selatan bergerak naik 0,55 persen. Ditopang penguatan signifikan pada saham sektor teknologi dan otomotif, seperti Samsung Electronics yang melesat 0,78 persen.
Baca juga :
Melongok indeks saham S&P/ASX 200 Sydney pun menguat tipis 0,25 persen di tengah pelemahan di sektor saham keuangan yang diperdagangkan lebih rendah 0,29 persen.

Sementara itu, bursa saham Malaysia libur menyusul kemenangan Mahathir Mohamad sebagai Perdana Menteri Malaysia baru pada pemilihan umum (pemilu) baru-baru ini.

Penguatan bursa saham Asia pagi ini mengikuti jejak wall street dengan seluruh indeks utama mencetak keuntungan. Faktor pendorongnya, yakni data realisasi inflasi Amerika Serikat (AS) yang lebih rendah dari perkiraan.

Inflasi AS naik 0,2 persen pada April 2018 atau lebih rendah dari ekspetasi para ekonom 0,3 persen. Capaian ini meredakan kekhawatiran investor tentang kebijakan pengetatan moneter oleh The Fed.
Pelaku pasar memandang, Bank Sentral AS tidak akan terlalu agresif dalam menaikkan suku bunga acuannya tahun ini.

Kondisi geopolitik di Timur Tengah masih menjadi fokus investor. Harga minyak bergerak mendatar di tengah kekhawatiran investor atas dampak dari sanksi baru AS, yakni ekspor minyak Iran. Presiden AS Donald Trump juga telah menarik diri dari perjanjikan nuklir Iran.

Di komoditas minyak, Analis Bank of America Merrill Lynch memprediksi harga minyak mentah Brent bisa menjulang hingga USD 100 per barel yang dipengaruhi ketegangan geopolitik.

Pada perdagangan Kamis, harga minyak West Texas Intermediate AS naik 0,18 persen ke posisi USD 71,49 per barel. Sedangkan harga minyak mentah Brent berjangka naik 0,05 persen ke posisi USD 77,51 per barel.

Indeks dolar terhadap beberapa mata uang utama tergelincir setelah pengumuman data inflasi. Indeks dolar diperdagangkan 92,720 atau melemah setelah menyentuh level 93,42 pada awal pekan ini. Terhadap mata uang Yen Jepang, dolar AS diperdagangkan 109,51. PT RIfan Financindo.


Sumber : Liputan 6

Rabu, 09 Mei 2018

Usai Pengumuman Trump soal Iran, Bursa Asia Dibuka Bervariasi





Rifanfinancindo - Bursa Asia bergerak bervariasi pada pembukaan perdagangan Rabu pekan ini, usai pengumuman Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump bahwa AS akan menarik diri dari kesepakatan nuklir Iran.


Mengutip CNBC, Rabu (9/5/2018), indeks Nikkei 225 Jepang turun 0,38 persen. Indeks keuangan dan teknologi menjadi pemberat utama gerak indeks saham acuan di Jepang tersebut. Namun, sektor migas dan tambang mampu menahan pelemahan ke level yang lebih dalam.

Di Korea Selatan, indeks acuan Kospi bergerak mendatar. Sedangkan di Australia, indeks S&P/ASX 200 tertekan 0,22 persen karena pelemahan sektor keuangan.

Baca juga : Sama seperti di Jepang, sektor migas di bursa saham Australia mampu menguat karena kenaikan harga minyak memicu prospek positif saham-saham migas.

Pada Selasa kemarin Presiden AS Donald Trump menepati janji pada saat masa kampanye untuk menarik diri dari perjanjian Iran yang dibuat pada 2015 lalu. Amerika Serikat (AS) tetap memberikan sanksi kepada Iran.

Dalam perjanjian tersebut, sanksi ekonomi yang diberlakukan oleh AS dan negara Eropa, seperti Jerman dan Prancis, akan secara bertahap dikurangi jika Iran membatasi pengembangan nuklir.
Iran menyatakan akan tetap berkomitmen pada perjanjian tersebut dan terus melakukan negosiasi dengan pihak-pihak lainnya. Rifanfinancindo.


Sumber : Liputan 6

Selasa, 08 Mei 2018

Menunggu Keputusan Sanksi Iran, Bursa Asia Bergerak Campuran






Rifan Financindo - Bursa Asia bergerak beragam pada awal perdagangan Selasa pekan ini. Pelaku pasar tengah menunggu keputusan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengenai sanksi yang akan diberikan kepada Iran.

Mengutip CNBC, Selasa (8/5/2018), indeks Nikkei 225 Tokyo tergelincir 0,06 persen, sementara indeks Topix naik tipis 0,16 persen.

Untuk pasar saham Korea Selatan, Indeks Kospi menguat 0,56 persen. Saham-saham di sektor teknologi menguat. Saham Samsung Electronics naik 1,54 persen dan saham SK Hynix naik 2,53 persen. Saham sektor otomotif juga diperdagangkan lebih tinggi.

Baca juga :


Sementara indeks S&P/ASX 200 Australia diperdagangan naik 0,22 persen. Sebagian besar sektor saham mencatatkan keuntungan moderat kecuali saham telekomunikasi.

Saham-saham para produsen minyak di Australia diperdagangan beragam karena harga minyak dunia turun dari level USD 70 persen di sesi penutupan.

Saat ini perhatian pelaku pasar tertuju kepada kesepakatan nuklir Iran.

Presiden AS Donald Trump mengatakan keputusan apakah akan tetap dalam kesepakatan nuklir Iran atau untuk menjatuhkan sanksi akan diumumkan pada selasa siang waktu setempat. Lebih cepat empat hari dari yang diperkirakan.

Perjanjian tersebut memiliki klausul penyelesaian sengketa yang memberikan setidaknya 35 hari untuk mempertimbangkan klaim bahwa pihak mana pun telah melanggar ketentuannya. Itu bisa diperpanjang jika semua pihak setuju.

Jika Trump memulihkan sanksi kembali kepada Iran, berdasarkan undang-undang AS, ia harus menunggu setidaknya 180 hari sebelum menerapkan langkah barunya: menargetkan bank-bank negara yang gagal memotong pembelian minyak Iran secara signifikan. Rifan Financindo.


Sumber : Liputan 6

 
Disclaimer: Semua informasi yang tersedia dalam blog ini hanya bersifat informasi saja. Kami berusaha menyajikan informasi yang terbaik, akan tetapi kami tidak menjamin keakuratan dan kelengkapan dari semua informasi atau analisa yang tersedia. Kami tidak bertanggung jawab terhadap semua kerugian baik langsung maupun tidak langsung yang dialami oleh pembaca atau pihak lain akibat menggunakan informasi dari blog ini.

PT. Rifan Financindo Berjangka Surabaya
Wisma Bii Lt. 16 Jl. Pemuda 60-70 Surabaya 60271 Telp : 031-5349800(hunting), Fax : 031-5347800