English French German Spain Italian Dutch

Russian Brazil Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Senin, 30 Oktober 2017

Menunggu Rilis Laporan Keuangan, Bursa Asia Menguat


PT Rifan Financindo - Bursa Asia bergerak menguat pada pembukaan perdagangan di awal pekan ini. Investor memberikan sinyal positif terhadap laporan keuangan keuangan emiten.

Mengutip CNBC, Senin (30/10/2017), Nikkei 225 naik 0,12 persen di awal perdagangan, sedangkan indeks Topix bergerak turun tipis 0,09 persen.

Penjualan ritel Jepang untuk September naik 2,2 persen dibanding dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Bank Sentral Jepang pada hari ini memulai pertemuan dua hari untuk menentukan arah kebijakan moneter.

Di Korea, Kospi bergerak naik 0,38 persen didorong oleh saham-saham teknologi dan komoditas. Kenaikan harga minyak menjadi pendorong saham-saham di sektor energi.

Saham SK Hynix naik 2,3 persen dan saham perusahaan kilang minyak S-Oil naik 2,7 persen. Saham Samsung Electronics naik 2,03 persen jelang rilis pendapatan pada Selasa besok.

Di Australia, S&P/ASX 200 naik tipis 0,09 persen. Pada pekan kemarin, indeks acuan ini ditutup melemah setelah Pengadilan Tinggi Australia dalam keputusannya pada Jumat menyatakan bahwa Wakil Perdana Menteri Barnaby Joyce tidak sah menjadi anggota parlemen karena memiliki dua kewarganegaraan. Selain Australia, ia diketahui berkewarganegaraan Selandia Baru.

Keputusan ini membuat pemerintahan koalisi yang saat ini dipimpin Perdana Menteri Malcolm Turnbull kehilangan satu suara mayoritas. PT Rifan Financindo.



Baca Juga :

Sumber : Liputan 6

Jumat, 27 Oktober 2017

Saham Teknologi Jadi Pendorong Bursa Asia





Rifanfinancindo - Bursa Asia bergerak menguat pada awal perdagangan Jumat ini karena didorong oleh saham-saham sektor teknologi. Sementara nilai tukar euro terhadap dolar Amerika Serikat (AS) tertekan mendekati level terendah dalam tiga bulan.

Mengutip Reuters, Jumat (27/10/2017), indeks NIkkei Jepang naik 0,6 persen sementara Kospi Korea Selatan naik 0,2 persen. Untuk indeks saham Australia, yaitu S&P/ASX 200 naik 0,2 persen.

Laba dari Alphabet yang merupakan induk usaha Google, Microsoft, dan Amazon.com menguat menjadi katalis penguatan saham-saham di AS. Saham di perusahaan tersebut naik 2,8 persen, 4,5 persen, dan 7,6 persen. Hal tersebut juga berdampak ke Asia.

Selain itu, membaiknya kondisi ekonomi AS dan juga langkah pemerintah untuk mendorong pemotongan pajak mendapat dukungan dari anggota dewan menjadi pendorong membaiknya bursa.

"Pertumbuhan saham menguat kemarin di AS dan Eropa dan sekarang Partai Republik dapat melewati reformasi pajak. Pembahasan pemotongan pajak tampaknya akan dimulai minggu depan," kata Kepala Strategi Mizuho Securities Nobuhiko Kuramochi.

Di AS, Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik 71,61 poin atau 0,31 persen menjadi 23.401,07. Indeks S&P 500 menguat 3,26 poin atau 0,13 persen menjadi 2.560,41, sedangkan Nasdaq Composite turun 7,16 poin atau 0,11 persen menjadi 6.556,77.

Saham Twitter melonjak 18,5 persen setelah perusahaan mengatakan dapat mengubah keuntungan pertamanya di kuartal keempat, dibantu oleh pemotongan biaya dan sumber pendapatan baru.

"Musim pengumuman laporan keuangan ini terlihat bagus. Meskipun hasilnya sebenarnya cukup bervariasi," kata kepala investasi Solaris Asset Management, New York, AS, Tim Ghriskey. Rifanfinancindo.




Baca Juga :


Sumber : Liputan 6

Kamis, 26 Oktober 2017

Bursa Asia Bergerak Variatif





Rifan Financindo - Bursa saham Asia bervariasi pada pembukaan perdagangan pagi ini, menyusul pelemahan pada bursa saham Amerika Serikat, Wall Street.

Indeks Nikkei naik 0,37 persen pada awal perdagangan. Indeks acuan tersebut menyentuh penguatan 16 kali berturut-turut pada Rabu kemarin, setelah menutup perdagangan dengan melemah 0,45 persen ke level 21.707,62 di hari yang sama.

Sementara menyebrang ke Korea, indeks saham Kospi turun 0,15 persen menyusul investor mencerna hasil laoran keuangan saham-saham blue chip, seperti SK Hynix.

Kemudian, saham S&P/ASX 200 turun 0,26 persen pada awal perdagangan, yang mana terbebani oleh perdagangan sub indeks financial yang turun 0,52 persen setelah ANZ mengumumkan pendapatan tahunan mereka.

Sementara saham di Thailand tutup pada hari ini.

Saham-saham lain seperti saham Hong Kong, Hang Seng Indeks turun 137 poin atau 0,49 persen, kemudian saham Shanghai tak bergerak.

Rilis pendapatan perusahaan juga menjadi sorotan pasar di kawasan ini. Nama penting pada kalender pendapatan meliputi SK Hynix, OCBC, Hyundai Motors, NTT DoCoMo dan China Vanke. Rifan Financindo.



Baca Juga :


Sumber : Liputan 6

Rabu, 25 Oktober 2017

Bursa Asia Menguat Imbas Wall Street Positif



PT Rifan Financindo - Bursa Asia menguat pada perdagangan Rabu pekan ini. Penguatan bursa saham Amerika Serikat (AS) memberikan tenaga untuk bursa Asia. Akan tetapi, pemilihan pimpinan bank sentral AS atau the Federal Reserve membayangi bursa Asia.

Pada perdagangan saham Rabu pekan ini, indeks saham MSCI Asia Pasifik di luar Jepang mendatar pada awal pekan ini. Indeks saham Jepang Nikkei naik 0,5 persen. Selain itu, indeks saham Korea Selatan Kospi menanjak 0,03 persen. Indeks saham Australia mendaki 0,22 persen.

Pemilihan pimpinan the Federal Reserve menjadi sorotan pasar. Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengundang makan siang sejumlah anggota senat dari Partai Republik untuk mendapatkan pandangan soal pimpinan the Federal Reserve berikutnya.

Menurut sumber Reuters, Trump menyurvei para anggota Partai Republik mengenai apakah mereka lebih memilih ekonom Universitas Stanford John Taylor dan mantan pimpinan the Federal Reserve Jerome Powell. Sebagian besar senator memilih Taylor.

Taylor dinilai sebagai sosok yang dapat mendukung bank sentral untuk menaikkan suku bunga lebih cepat. Sentimen tersebut mendorong imbal hasil surat utang Amerika Serikat bertenor 10 tahun mencapai 2,41 persen.

"Hasil treasury AS lebih tinggi sehingga mendukung dolar AS," kata Masafumi Yamamoto, analis Mizuho Securities, seperti dikutip dari laman Reuters, Rabu (25/10/2017).

"Pemangkasan pajak akan terwujud, dan itu mendukung dolar AS serta mendorong imbal hasil surat berharga AS," kata Yamamoto.

Wall Street pun menguat dengan indeks saham Dow Jones mencetak rekor. Hal itu didorong saham 3M dan Caterpillar. Ini berimbas ke bursa Asia. Di pasar uang, euro berada di kisaran US$ 1,1757. Indeks dolar AS menguat 0,2 persen ke posisi 93,97. Dolar AS berada di kisaran 113,92 per yen.

Di pasar komoditas, harga minyak naik 8 sen menjadi US$ 58,41 per barel. Adapun, harga minyak AS turun 1 sen menjadi US$ 52,46. PT Rifan Financindo.



Baca Juga :


Sumber : Liputan 6

Selasa, 24 Oktober 2017

Bursa Asia Naik Dekati Level Tertinggi dalam Satu Dekade



Rifanfinancindo - Bursa Asia dibuka beringsut menjauh dari posisi tertingginya dalam satu dekade pada hari ini meski tetap menguat. Sebelumnya Wall Street turun usai mencetak rekor, menjelang berlangsungnya beberapa peristiwa ekonomi dunia.

Melansir Reuters, Selasa (24/10/2017), indeks MSCI dari saham Asia-Pasifik di luar Jepang menguat 0,1 persen ke posisi 549,71 poin. Ini tidak jauh dari level tertingginya dalam 10 tahun di posisi 554,63 yang diraih pekan lalu.

Sementara saham Australia beringsut lebih tinggi ke posisi puncak dalam 5,6 bulan pada hari Senin. Sementara indeks Nikkei Jepang turun 0,2 persen dari level tertinggi dalam 21 tahun.

"Meskipun tidak ada pergerakan nyata di pasar, kami tahu ada ganjalan dan risiko dari satu peristiwa dan ini menciptakan peluang bagi pedagang dalam jangka pendek," kata Chris Weston, Kepala Strategi IG Markets.

Investor kini tengah mengamati dengan seksama pelaksanaan Kongres Partai Komunis di China yang ke-19, yang berakhir pada hari Selasa. Presiden Xi Jinping diharapkan dapat melepaskan posisi Komite Tetap-puncak kekuasaan di negara ini.

Wall street sebelumnya tercatat melemah usai mencetak rekor, terbebani penurunan saham teknologi dan industri.

Melansir laman Reuters, indeks Dow Jones Industrial Average turun 54,25 poin atau 0,23 persen menjadi 23.274,38. Sementara indeks S&P 500 melemah 10,19 poin atau 0,40 persen menjadi 2.565,02 dan Nasdaq Composite turun 42,23 poin atau 0,64 persen menjadi 6.586,83.

Sedangkan saham Eropa STOXX 600 naik 0,16 persen, meskipun bursa valas IBEX. EUREX turun 0,6 persen dipicu krisis Spanyol yang telah berlangsung dalam sepekan.

Madrid mengambil langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk menembaki pemerintah Catalonia pada Sabtu pekan lalu. Ini sebagai upaya terakhir untuk menggagalkan dorongan wilayah itu memerdekan diri.

Adapun indeks dolar beringsut lebih rendah ke posisi 93,8. Namun ini tetap berada pada puncak selama dua bulan terakhir.

Harga minyak bervariasi, karena gangguan pasokan di Irak. Harga minyak mentah Brent naik 6 sen menjadi US$ 57,43, sementara harga minyak mentah AS naik 3 sen menjadi US$ 51,93 per barel. Rifanfinancindo.



Baca Juga :


Sumber : Liputan 6

Senin, 23 Oktober 2017

Bursa Jepang Melonjak Imbas PM Shinzo Abe Menang Pemilu






Rifan Financindo - Bursa saham Jepang melonjak pada awal pekan ini seiring yen melemah. Selain itu, Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe juga memenangi pemilihan umum yang digelar satu tahun lebih cepat dari jadwal.


Indeks saham Jepang Nikkei naik satu persen, dan tertinggi sejak 1996. Penguatan indeks saham Jepang itu terjadi seiring Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe menang mudah dalam pemilihan umum.

Investor berasumsi kemenangan Abe dapat mendorong bank sentral Jepang untuk melanjutkan kebijakan pelonggaran moneter lebih besar. Hal tersebut menekan imbal hasil obligasi dan yen. Namun, di sisi lain the Federal Reserve atau bank sentral AS akan menaikkan suku bunga lagi pada Desember 2017.

"Ini seharusnya memperpanjang kebijakan Abenomics termasuk megastimulus Bank of Japan," tulis Analis Blackrock Investment Instutite, seperti ditulis dari laman Reuters, Senin (23/10/2017).

Di pasar uang, dolar AS naik 0,4 persen menjadi 113,99 terhadap yen. Level itu tertinggi sejak pertengahan Juli. Adapun indeks dolar AS naik tipis 0,2 persen terhadap sejumlah mata uang. Yen juga tergelincir terhadap euro.

Euro merosot 0,25 persen menjadi US$ 1,1758. Ini seiring pelaku pasar menanti pertemuan bank sentral Eropa. Pelaku pasar mencari sinyal kebijakan soal pengurangan jumlah aset atau juga memperpanjang program tersebut.

"Seperti yang diperkirakan, lamanya waktu program pelonggaran kuantitatif berjalan lebih lama dan besar dari ukuran tiap bulannya. Kami perkirakan 30 miliar euro, dan kami berharap bank sentral Eropa akan terus membuka program ini," kata Analis RBC Capital Markets.

Sementara itu, bursa Asia mendapatkan sentimen positif dari Wall Street. Bursa saham Amerika Serikat atau Wall Street menguat seiring senat AS memperkuat harapan rencana pemotongan pajak oleh Presiden AS Donald Trump dapat berlanjut.

Pada awal perdagangan, indeks saham MSCI Asia Pasifik di luar Jepang menguat. Indeks saham Korea Selatan Kospi naik 0,3 persen.

Di pasar komoditas, dolar AS menguat mendorong harga emas turun 0,4 persen menjadi US$ 1.275,07 per ounce.

Harga minyak menguat seiring penurunan tajam ekspor minyak mentah Irak. Harga minyak Brent naik 16 sen menjadi US$ 57,91 per barel, sedangkan harga minyak mentah Amerika Serikat bertambah 28 sen menjadi US$ 52,12. Rifan Financindo.




Baca Juga :



Sumber : Liputan 6

Jumat, 20 Oktober 2017

Spekulasi Pimpinan Baru The Fed Dorong Bursa Asia Naik






Rifanfinancindo - Bursa Asia menguat terpicu spekulasi tentang siapa yang akan memimpin Bank Sentral di Amerika Serikat (AS), yang ikut membuat investor global lebih waspada.

Melansir laman Reuters, Jumat (20/10/2017), Bursa Selandia Baru tergelincir 0,1 persen, menghentikan 13 sesi penguatan, setelah Partai Nasionalis Selandia Baru sepakat untuk membentuk pemerintahan baru bersama Partai Buruh haluan kiri, usai negosiasi politik.

Sementara indeks MSCI saham Asia-Pasifik di luar Jepang, yang sempat menggapai posisi puncak dalam 10 tahun pada Selasa, kembali naik 0,1 persen pada awal perdagangan. Namun bila dibandingkan kondisi sepekan, masih turun 0,2 persen.

Adapun indeks Nikkei Jepang tergelincir 0,3 persen. Ini masih berada di jalur kenaikan mingguan sebesar 1,1 persen.

Sebelumnya Wall Street menguat dengan indeks Dow dan S & P 500 mencapai kenaikan tertinggi pada penutupan perdagangan Kamis.

Pasar berbalik menguat di menit terakhir, usai munculnya sebuah laporan yang menyebutkan jika Jerome Powell menjadi kandidat utama calon ketua Federal Reserve (The Fed).

Indeks Dow Jones Industrial Average naik 5,44 poin atau 0,02 persen ke posisi 23.163,04. Sementara indeks S&P 500 naik 0,84 poin atau 0,03 persen menjadi 2.562,1 dan Nasdaq Composite turun 19,15 poin atau 0,29 persen menjadi 6.605.07.

"Kejelasan tentang pencalonan Fed akan positif terhadap dolar," kata Masafumi Yamamoto, kepala strategi valas di Mizuho Securities.

Namun indeks dolar, yang mengukur mata dolar terhadap enam mata uang lainnya, turun 0,1 persen menjadi 93.163, naik sedikit untuk minggu ini.

Terhadap Yen, Dolar naik tipis menjadi 112,59, berada di jalur peningkatan 0,7 persen dalam sepekan, setelah mencapai level tertinggi hampir dua minggu di posisi 113.145 yen pada Kamis.

Di Eropa, saham mencatat penurunan terbesarnya dalam dua bulan karena kekhawatiran akan pergolakan politik di Spanyol. Serta hasil kinerja yang mengecewakan dari perusahaan besar seperti Unilever, France's Publicis dan Kion Jerman.

Sementara harga minyak mentah menguat setelah merosot lebih dari 1 persen, tertekan persediaan yang lebih besar dari perkiraan di Amerika Serikat dan aksi ambil untung.

Harga minyak mentah Brent naik 9 sen menjadi US$ 57,32 per barel, sementara minyak mentah AS menguat 13 sen menjadi US$ 51,42 Rifanfinancindo




Baca Juga :


Sumber : Liputan 6

Kamis, 19 Oktober 2017

Bursa Asia Hampir Sentuh Rekor Tertinggi dalam 10 Tahun


PT Rifan Financindo - Bursa Asia naik hampir menuju ke level tertinggi dalam 1 dekade terakhir pada pembukaan perdagangan Kamis pagi ini. Pergerakan bursa Asia ini sejalan dengan Wall Street.

Tapi perdagangan berlangsung hati-hati, karena investor menunggu data pertumbuhan ekonomi kuartal ketiga dari China, yang diharapkan dapat menunjukkan momentumnya mulai dingin saat pemerintah menguasai pasar properti dan mengurangi pinjaman berisiko.

Indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang naik 0,05 persen hampir menyentuh level tertinggi dalam 10 tahun terakhir, seperti dilansir dari Reuters, Kamis (19/10/2017).

Sementara indeks Jepang Nikkei naik 0,4 persen, kemudian indeks Korea Selatan Kospi mencatatkan rekor, dam indeks Australia naik 0,3 persen.

Sementara di bursa AS, Dow Jones naik pertama kalinya ke level di atas 23.000 pada penutupan perdagangan kemarin. Semua itu berkat menguatnya saham IBM yang diprediksi akan ada pertumbuhan pendapatan yang signifikan.

Saham IBM (IBM.N), yang mengalahkan ekspektasi pendapatan, melonjak 8,9 persen dan menyumbang sekitar 90 poin dari 160 poin pada indeks blue-chip hari ini.

S&P 500 dan Nasdaq juga menyentuh rekor tertinggi. Dow Jones Industrial Average naik 160,16 poin atau 0,7 persen untuk menutup perdagangan di level 23.157,6. Kemudian S&P 500 menambahkan 1,9 poin atau 0,07 persen dan menetap di level 2.561,26. Kemudian Nasdaq menambahkan 0,56 poin atau 0,01 persen ke level 6.624,22. PT Rifan Financindo.



Baca Juga :


Sumber : Liputan 6

Rabu, 18 Oktober 2017

Investor Menanti Pidato Presiden China, Bursa Asia Naik Tipis


Rifan Financindo - Bursa saham Asia konsolidasi pada perdagangan saham Rabu pekan ini seiring pelaku pasar menunggu kebijakan dari hasil pertemuan partai komunis di China.

Kongres pertemuan partai di China ini diharapkan dapat memperkuat wewenang Presiden China Xi Jinping. Pada pertemuan partai itu juga akan menguraikan rencana Xi Jinping dalam lima tahun ke depam.

Selain itu, Amerika Serikat (AS) juga kembali menolak menyebut China sebagai manipulator mata uang meski tetap mengkritik kebijakan ekonomi pemerintah China.

Data ekonomi terbaru dari China pun memicu keyakinan soal pertumbuhan global sehingga dapat mendorong kenaikan di bursa saham global.

Mengutip Reuters, Rabu (18/10/2017), indeks saham MSCI Asia Pasifik di luar Jepang naik tipis 0,13 persen. Indeks saham Australia sedikit menguat. Indeks saham Jepang Nikkei bertambah 0,3 persen.

Kenaikan bursa saham juga didorong dari hasil survei manajer investasi terbaru dari Bofa Merrill Lynch.

"Investor yang disurvei memperkirakan pertumbuhan ekonomi di atas tren dan inflasi di bawah tren," tulis survei tersebut.

Selain itu, investor juga kurang yakin pada obligasi. Namun 82 persen investor memperkirakan imbal hasil obligasi akan meningkat dalam 12 bulan.

Di pasar uang, dolar AS cenderung menguat. Dolar AS terhadap yen stabil di kisaran 112.20. Euro bertahan di kisaran US$ 1.177. Pelaku pasar berhati-hati jelang pidato pimpinan Bank Sentral Eropa Mario Draghi.

Di pasar komoditas, harga emas bergerak di kisaran US$ 1.286,41. Sentimen kebijakan bank sentral AS atau the Federal Reserve soal suku bunga masih pengaruhi pasar.

Harga minyak Brent naik 38 sen menjadi US$ 58,26 per barel. Sedangkan harga minyak AS menguat 19 sen menjadi US$ 52,07. Rifan Financindo.



Baca Juga :


Sumber : Liputan 6

Selasa, 17 Oktober 2017

Bursa Asia Menguat Imbas Wall Street Positif



PT Rifan Financindo - Bursa saham Asia menguat pada perdagangan saham Selasa pekan ini. Penguatan bursa Asia ini didorong bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street yang cetak rekor.

Indeks saham MSCI Asia Pasifik di luar Jepang naik 0,04 persen. Indeks saham Jepang Nikkei menguat 0,6 persen. Penguatan indeks saham Jepang tersebut didorong sektor keuangan dan manufaktur . Hal itu didorong dolar Amerika Serikat (AS) menguat terhadap yen.

Indeks saham Korea Selatan Kospi mendaki 0,1 persen. Penguatan tersebut didorong sektor saham teknologi. Saham Samsung Electronics naik 1,67 persen dan saham SK Hynix menguat 1,78 persen. Demikian mengutip laman CNBC, Selasa (17/10/2017).

Harga tembaga menguat di atas US$ 7.000 metrik ton untuk pertama kali sejak 2014. Hal itu didukung dari sentimen China.

Dalam laporan ANZ menyebutkan, investor mengharapkan hasil positif jelang pertemuan kongres partai China yang dimulai pada 18 Oktober.

Di pasar komoditas, harga minyak cenderung stabil usai situasi Irak yang kondusif. Harga minyak Brent berada di posisi US$ 57,55 per barel. Sedangkan harga minyak Amerika Serikat (AS) turun 0,25 persen ke posisi US$ 51,74 per barel.

Di pasar uang, indeks dolar AS berada di posisi 93,39. Sedangkan dolar AS terhadap yen berada di posisi 112,22. Euro tergelincir dipengaruhi pemilihan umum di Austria.

Penguatan bursa Asia juga didorong dari wall street. Indeks saham Dow Jones naik 0,37 persen atau 85,24 poin ke posisi 22.956,96.

Selain itu, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang sedang mencari pimpinan the Federal Reserve juga menjadi perhatian pasar. Trump akan bertemu sejumlah kandidat pimpinan the Federal Reserve pada Kamis pekan ini. PT Rifan Financindo.



Baca Juga :



Sumber : Liputan 6

Senin, 16 Oktober 2017

Bursa Asia Menguat Capai Level Terbarunya

Rifanfinancindo - Bursa Asia naik ke level tertinggi terbaru pada hari ini, mengikuti Wall Street yang menguat di akhir pekan lalu.

Sementara harga minyak mentah melonjak mendekati titik puncaknya dalam enam bulan seiring meningkatnya ketegangan antara pemerintah Irak dan pasukan Kurdi yang mengancam pasokan.

Melansir laman Reuters, Senin (16/10/2017), indeks MSCI dari saham Asia-Pasifik di luar Jepang menguat untuk hari kelima menjadi 0,3 persen, usai saham AS berakhir mencapai rekor tertingginya.

Adapun saham Australia memperpanjang kenaikan beruntunnya ke sesi keempat berturut-turut dengan menguat 0,6 persen. Sementara Nikkei Jepang melaju untuk hari keenam tertinggi sejak November 1996.

Pasukan Irak mulai bergerak pada tengah malam di hari Minggu, menuju ladang minyak yang kini dikuasai pejuang Peshmerga Kurdi di dekat kota kaya minyak Kirkuk.

Kondisi ini membuat harga minyak mentah AS naik 0,9 persen menjadi US$ 51,92 per barel, tidak jauh dari US$ 52,85 posisi harga pada akhir bulan lalu - tingkat yang tidak terlihat sejak April. Sementara minyak mentah Brent naik 1,2 persen menjadi US$ 57,88 per barel.



China akan menjadi pendorong pasar pada pekan ini, menjelang dimulainya transisi kepemimpinan dan keluarnya data utama termasuk inflasi dan pertumbuhan ekonomi kuartal ketiga.

"Dalam hal risiko, fokusnya adalah pada China dengan Kongres Partai yang berlangsung pada hari Rabu ... kemudian data inflasi yang keluar hari ini. Inflasi menjadi hal penting karena merupakan bagian dari argumen seputar tematik refleksi global yang masuk ke pasar akhir-akhir ini," kata Chris Weston, Kepala Strategi Pasar IG Markets.

Para pembuat kebijakan di seluruh dunia mengandalkan kenaikan inflasi. Mereka juga terus mencermati beberapa stimulus seiring pertumbuhan global yang menjadi momentum.

Di sisi lain, indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap sekeranjang mata uang, sebagian besar tidak berubah di posisi 93,115.

Sementara harga komoditas emas mendekati level tertinggi dalam tiga minggu ke posisi US$ 1.304,11 per ounce. Rifanfinancindo.




Baca Juga :


Sumber : Liputan 6

Jumat, 13 Oktober 2017

Bursa Asia Menguat Dekati Posisi Tertinggi dalam 10 Tahun





Rifan Financindo - Pasar saham Asia menguat ke level tertinggi dalam 10 tahun jelang akhir pekan ini, terpicu ekspektasi pertumbuhan global yang cepat.

Kenaikan tetap terjadi meskipun investor menahan laju saham, seiring penantian keluarnya data ekonomi AS dan China serta kongres Partai Komunis China yang rencananya berlangsung minggu depan.

Melansir laman Reuters, indeks MSCI saham Asia Pasifik di luar Jepang naik 0,1 persen, setelah naik 3,4 persen sepanjang bulan ini. Sementara indeks Nikkei Jepang sedikit berubah.

Sebelumnya, Wall Street sedikit melemah didorong penurunan saham AT & T setelah perusahaan telekomunikasi ini, melaporkan penurunan jumlah pelanggan pada bisnis televisi kabelnya.

Namun, indikator MSCI's yang mencakup 47 pasar dunia mencapai rekor tertingginya, dan memperpanjang kenaikan hingga 17 persen.

Ekonomi global dinilai dalam kondisi terbaiknya dalam beberapa tahun terakhir. Harapan pemotongan pajak oleh Presiden Donald Trump menambah daya tarik.

"Meskipun kita tidak tahu rincian reformasi pajak tersebut, namun pengumuman rencana untuk melakukan perombakan pajak terbesar dalam tiga dekade memicu gelombang baru dalam perdagangan," kata Mutsumi Kagawa, Kepala Strategi Global Rakuten Securities.

Dalam mata uang, dolar kehilangan beberapa tekanan dalam beberapa hari terakhir karena imbal hasil obligasi AS tampaknya telah mencapai puncaknya untuk saat ini.

Di sisi lain, harga minyak pulih dari kerugian sebelumnya, meski masih berakhir lebih rendah pada hari ini. Ini usai Departemen Energi Amerika Serikat (AS) melaporkan penurunan persediaan minyak negaranya yang lebih besar dari perkiraan.

Pasar tertekan outlook bearish International Energy Agency, yang menurunkan perkiraan permintaan minyak untuk 2018.

Harga minyak mentah Brent LCOc1 turun 69 sen atau 1,2 persen menjadi US$ 56,25 per barel. Sementara minyak mentah AS CLc1 berakhir turun 70 sen atau 1,4 persen ke posisi US$ 50,60 per barel. Rifan Financindo.




Baca Juga :



Sumber : Liputan 6

Kamis, 12 Oktober 2017

Bursa Asia Naik Imbas Wall Street Positif






PT Rifan Financindo - Bursa saham Asia menguat ke level tertinggi pada perdagangan saham Kamis pekan ini. Hal itu didorong bursa saham global yang positif seperti Wall Street.

Sementara itu, dolar Amerika Serikat (AS) melemah usai the Federal Reserve atau bank sentral AS menunjukkan pandangan yang terjaga terhadap inflasi.

Indeks saham MSCI Asia Pasifik di luar Jepang naik 0,15 persen. Indeks saham Jepang Nikkei melonjak 0,4 persen. Indeks saham Korea Selatan Kospi bertambah 0,1 persen.

Wall Street yang menguat berdampak positif ke bursa Asia. Indeks saham Dow Jones naik ke rekor tertinggi baru. Hal itu seiring ada laporan calon pimpinan the Federal Reserve atau bank sentral AS pengganti Janet Yellen yang ramah ke pasar.

Selain itu, sentimen risiko global juga membaik seiring Catalonia kembali berpikir untuk melepaskan diri dari Spanyol. Indeks saham MSCI global dari 47 negara cenderung menguat.

"Pada dasarnya ekonomi global dalam kondisi layak. Sentimen perusahaan juga didukung data kuat dilihat dari PMI China, AS, dan Jepang. Semua faktor ini mengarah pada kenaikan saham global," kata Masahiro Ichikawa, Senior Strategist Sumitomo Mitsui Asset Management, seperti dikutip dari laman Reuters, Kamis (12/10/2017).

Ia menambahkan, pasar keuangan meski demikian tetap waspada terhadap berita geopolitik.

Di pasar uang, indeks dolar AS terhadap enam mata uang utama turun ke level terendah di posisi 02,89. Dolar AS juga lemah terhadap euro usai Catalonia menghentikan deklarasi independen. Euro naik 0,1 persen terhadap dolar AS di posisi 1.1871. Dolar AS susut 0,1 persen terhadap yen.

Di pasar komoditas, harga minyak tergelincir. Harga minyak Brent melemah 0,5 persen ke posisi US$ 56,66 per barel. Adapun harga emas berada di posisi US$ 1.293,78 per ounce. PT Rifan Financindo.



Baca Juga :


Sumber : Liputan 6

Rabu, 11 Oktober 2017

Saham Teknologi Jadi Pendorong Sebagian Bursa Asia





Rifanfinancindo - Sebagian besar bursa Asia bergerak menguat pada pembukaan perdagangan Rabu pekan ini. Bursa saham di Korea Selatan dan Australia naik tetapi Jepang tertekan.

Mengutip CNBC, Rabu (11/10/2017), Nikkei Jepang turun 0,13 persen di awal perdagangan karena pelemahan dolar AS terhadap yen. Saham-saham dari produsen mobil mengalami tekanan tetapi saham-saham di sektor teknologi sedikit menguat. Saham Toyota turun 0,86 persen dan Mazda Motor tutun 2,05 persen.

Di Korea Selatan, Indeks Kospi naik 0,42 persen yang didorong oleh saham-saham sektor teknologi. Samsung Electronics naik 1,36 persen dan SK Hynix naik 0,23 persen setelah melonjak pada sesi sebelumnya atas ekspektasi investor mengenai hasil kinerja kuartalan mendatang.

Sedangkan S&P/ASX 200 naik 0,66 persen. Sama seperti di Korea Selatan, indeks saham teknolgi menjadi pendorong dengan naik 1,97 persen. Sementara saham-saham di sektor industri keuangan dan energi juga mengalami kenaikan.

Di AS, Dow Jones Industrial Averange mcapai rekor tertinggi pada perdagangan Selasa dibandtu oleh lonjakan saham Wal-Mart. Sementara Amazon dan Facebook kehilangan kekuatan.

Saham Wal-Mart melonjak 4,47 persen ke level tertinggi dalam dua tahun setelah keluarnya perkiraan bahwa penjualan online AS akan meningkat sekitar 40 persen pada tahun depan dan perseroan mengumumkan pembeian kembai saham senilai US$ 20 miliar.

Saham Wal-Mart juga membantu sektor konsumsi dalam indeks S&P 500 melonjak 00,99 persen meskipun kenaikan sektor tersebut dibatasi oleh penurunan saham P&G yang melemah 0,54 persen. Rifanfinancindo.



Baca Juga :


Sumber : Liputan 6

Selasa, 10 Oktober 2017

Prediksi Suku Bunga AS Naik Bikin Bursa Asia Menguat


Rifan Financindo - Bursa Asia menguat mengabaikan Wall Street yang melemah, terpicu ekspektasi kenaikan suku bunga AS pada tahun ini, yang mendorong penguatan dolar.

Melansir laman Reuters, Selasa (10/10/2017), indeks MSCI saham Asia-Pasifik di luar Jepang naik 0,4 persen pada awal perdagangan. Sementara saham Korea menguat 1,4 persen pada hari pertama perdagangan di bulan ini, seiring ekspektasi ketegangan dengan Pyongyang. Pasar Seoul ditutup pada minggu lalu hingga Senin karena libur.

Indeks saham Nikkei Jepang turun 0,1 persen pada awal perdagangan. Pasar dibuka kembali setelah libur, pada Senin.

Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan kepada Sekretaris Negara AS Rex Tillerson melalui sambung telepon pada hari Senin bahwa eskalasi ketegangan di semenanjung Korea tidak dapat diterima.

Rusia dan China menyerukan pengekangan terhadap Korea Utara pada hari Senin, setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump memperingatkan bahwa "hanya satu hal yang akan berhasil" dalam menangani Pyongyang, mengisyaratkan bahwa tindakan militer ada di dalam pikirannya.

Terkait nilai tukar, Dolar kini stabil terhadap Jepang di posisi 112,67. Pada hari Jumat, Dolar meningkat ke posisi 113,44 yen, level tertinggi sejak 14 Juli.

"Dolar telah kembali ke kisaran yang sedikit lebih rendah dari minggu lalu," kata Mitsuo Imaizumi, Kepala Strategi Valuta Asing Daiwa Securities yang berbasis di Tokyo.

Dia mengatakan, investor tetap fokus pada kemungkinan kenaikan suku bunga satu tingkat lagi pada tahun ini.

Harga minyak sebelumnya beringsut lebih tinggi setelah satu minggu mengalami masa paling bearish dalam beberapa bulan. Ini didukung komentar OPEC yang memberi sinyal memperpanjang kesepakatan pembatasan pasokan untuk mengembalikan keseimbangan pasar minyak dalam jangka panjang.

Melansir laman Reuters, Selasa (10/10/2017), harga patokan minyak global Brent LCOc1 menetap naik 17 sen ke posisi US$ 55,79 per barel). Sementara minyak mentah berjangka AS West Texas Intermediate (WTI) CLc1 mengakhiri sesi dengan naik 0,6 persen atau 29 sen menjadi US$ 49,58 per barel. Rifan Financindo.




Baca Juga :

Sumber : Liputan 6

Senin, 09 Oktober 2017

Bursa Asia Naik Tipis Menanti Data PMI China



PT Rifan Financindo - Bursa Asia naik tipis pada perdagangan hari ini, seiring investor yang menanti keluarnya indeks PMI Caixin China pada September.

Melansir laman Reuters, Senin (9/10/2017), indeks S&P/ASX 200 naik 0,71 persen. Sementara pasar saham di Jepang, Korea Selatan dan Taiwan ditutup karena hari libur.

Investor kali ini berharap dapat mengalihkan perhatian mereka ke data yang akan dirilis China. Di mana pasar negara ini kembali membuka perdagangan usai libur selama sepekan penuh yang disebut "Golden Week".

Indeks PMI Caixin China dan PMI gabungan untuk September dijadwalkan akan keluar pada pukul 9.45 pagi waktu Hongkong/Singapura. Sementara laporan cadangan devisa bulan September diperkirakan baru terbit pada esok hari.

Sementara itu, data pasar tenaga kerja dari AS menunjukkan penurunan sebesar 33 ribu pekerjaan pada bulan September. Angka ini jauh di bawah perkiraan kenaikan 90.000 oleh para ekonom, menurut sebuah jajak pendapat yang digelar Reuters.

Statistik yang lebih lemah dikaitkan dengan distorsi dampak Badai Harvey dan Irma. Meskipun jumlahnya lebih rendah, namun upah per jam rata-rata naik 0,5 persen pada bulan lalu. Sementara tingkat pengangguran turun ke level terendah di lebih dari 16 tahun.

Sebelumnya pada Jumat pekan lalu, Wall Street ditutup bervariasi menyusul rilis data. Indeks  Dow Jones berakhir turun 0,01 persen, atau 1,72 poin, ke posisi 22.773,67.  Sementara Nasdaq menambahkan 0,07 persen ditutup pada 6.598,18.

Sementara itu, greenback, yang awalnya naik tipis mengikuti kenaikan upah yang dilaporkan minggu lalu, kembali melemah seiring berita bahwa Korea Utara sedang mempersiapkan uji coba rudal jarak jauh yang baru Ini mengutip pernyataan seorang anggota parlemen Rusia.

Indeks dolar, yang melacak dolar terhadap sekeranjang mata uang lainnya, berada di level 93.737 pada pukul 8:11 pagi HK / SIN. Sementara terhadap mata uang Jepang, greenback menguat 112,54 yen. PT Rifan Financindo.



Baca Juga :



Sumber : Liputan 6

 
Disclaimer: Semua informasi yang tersedia dalam blog ini hanya bersifat informasi saja. Kami berusaha menyajikan informasi yang terbaik, akan tetapi kami tidak menjamin keakuratan dan kelengkapan dari semua informasi atau analisa yang tersedia. Kami tidak bertanggung jawab terhadap semua kerugian baik langsung maupun tidak langsung yang dialami oleh pembaca atau pihak lain akibat menggunakan informasi dari blog ini.

PT. Rifan Financindo Berjangka Surabaya
Wisma Bii Lt. 16 Jl. Pemuda 60-70 Surabaya 60271 Telp : 031-5349800(hunting), Fax : 031-5347800