Pada perdagangan di bursa Nymex dini hari
tadi harga minyak mentah jenis WTI mengalami pergerakan yang nyaris
stagnan (21/11). Harga minyak hanya sedikit berubah dari level penutupan
perdagangan sebelumnya setelah Fed mengatakan adanya kemungkinan
stimulus akan dikurangi “beberapa bulan ke depan.” Pernyataan ini
memberikan sentimen negatif, melawan sentimen positif ke pasar minyak
yang diberikan oleh laporan konsumsi yang mengalami peningkatan hingga
ke level paling tinggi dalam lima tahun belakangan.
Tarik-menarik sentimen di pasar komoditas
membuat harga minyak tertahan di teritori stagnan. Fed mungkin akan
mengurangi pembelian obligasi bulanan seiring dengan membaiknya kondisi
perekonomian di Amerika Serikat, menurut rilis catatan rapat terakhir
FOMC. Permintaan bensin mengalami peningkatan ke level 20.3 juta barel
per hari minggu lalu, tertinggi sejak bulan Agustus 2008.
Harga minyak mentah jenis WTI untuk
kontrak pengiriman bulan Desember yang jatuh tempo tadi malam mengalami
penurunan 1 sen saja dan ditutup pada posisi 93.33 dollar per barel.
Harga kontrak yang paling aktif selanjutnya yaitu kontrak bulan Januari
mengalami penurunan sebesar 4 sen dan ditutup pada posisi 93.85 dollar
per barel.
Harga minyak mentah Brent untuk kontrak
pengiriman bulan Januari mengalami peningkatan sebesar 1.14 dollar atau
1.1 persen dan ditutup pada posisi 108.06 dollar per barel.
Analis Vibiz Research dari Vibiz
Consulting memperkirakan bahwa pergerakan harga minyak mentah akan
cenderung mengalami pergerakan yang sideways. Untuk sesi Asia pergerakan
harga minyak masih berpotensi untuk melemah dan tertahan di kisaran
93.00 – 94.00 dollar per barel.
Sumber : Vibiznews
0 komentar :
Posting Komentar