English French German Spain Italian Dutch

Russian Brazil Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Kamis, 31 Agustus 2017

Bursa Asia Naik Terdorong Revisi Pertumbuhan Ekonomi AS



Rifanfinancindo - Bursa saham Asia menguat pada perdagangan saham Kamis pekan ini. Hal itu didorong kepercayaan diri investor seiring data ekonomi Amerika Serikat (AS) yang optimistis. Kepercayaan investor ini di tengah ketegangan usai Korea Utara luncurkan rudal.

Indeks saham MSCI Asia Pasifik di luar Jepang naik tipis 0,1 persen. Sepanjang Agustus 2017, indeks saham acuan regional tersebut sudah menguat 0,6 persen. Penguatan indeks saham MSCI Asia Pasifik didorong indeks saham Jepang Nikkei menguat 0,6 persen, menuju ke level terbaiknya dalam dua minggu ini.

Indeks saham Jepang Topix mendaki 0,5 persen. Indeks saham Australia menguat 0,3 persen. Sementara itu, indeks saham Korea Selatan Kospi sedikit berubah.

Penguatan bursa saham Asia tersebut didorong dari bursa saham AS atau wall street menguat pada perdagangan Rabu waktu setempat. Hal itu lantaran ekonomi AS yang direvisi naik tiga persen pada kuartal II 2017. Pertumbuhan ekonomi didorong belanja konsumen dan investasi bisnis yang kuat.

Data ekonomi AS itu membantu mengalihkan pasar dari ketegangan di semenanjung Korea dan mengangkat dolar AS. Di pasar uang, indeks dolar AS turun tipis ke level 92,92. Dolar AS melambung ke 110,43 per yen. Sedangkan euro melemah ke level US$ 1,189. Penurunan euro ini terbebani oleh spekulasi bank sentral Eropa.

"Pertemuan bank sentral Eropa akan dimulai pekan depan, dan ada peningkatan risiko intervensi verbal dari Mario Draghi," ujar Analis Deutsche Bank George Saravelos seperti dikutip dari laman Reuters, Kamis (31/8/2017).

Di pasar komoditas, harga minyak naik seiring banjir dan kerusakan dari Badai Harvey. Hal ini mengingat seperempat kapasitas kilang AS tutup sehingga membatasi permintaan minyak mentah.

Sedangkan harga emas dalam kondisi terkendali di kisaran US$ 1.308,01 per ounce. Kenaikan dolar AS cukup menekan harga emas pada perdagangan sebelumnya. Rifanfinancindo.




Baca Juga :



Sumber : Liputan 6

Rabu, 30 Agustus 2017

Bursa Asia Menghijau, Investor Tak Lagi Khawatir soal Rudal Korut


Rifan Financindo - Bursa Asia dibuka di zona hijau membuntuti penguatan yang ditorehkan Wall Street. Kekhawatiran terhadap uji coba rudal Korea Utara (Korut) sepertinya telah berangsur turun.

Mengutip CNBC, Rabu (30/8/2017), indeks Nikkei Jepang menguat 0,56 persen di awal perdagangan. Indeks Kospi Korea Selatan juga naik tipis 0,05 persen ditopang penguatan saham-saham di sektor teknologi.

Pada perdagangan sebelumnya, saham-saham di sektor teknologi di Kospi melemah karena aksi jual usai peluncuran rudal oleh Korea Utara. Saham Samsung naik 0,43 persen dan SK Hynix menguat 1,33 persen.

Di Australia, S&P/ASX 200 juga menguat 0,22 persen didorong oleh saham-saham di sektor keuangan.

Penguatan bursa Asia ini mengikuti kenaikan yang dibukukan bursa Amerika Serikat (AS). Pada penutupan perdagangan Selasa, Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik 56,97 poin atau 0,26 persen menjadi 21.865,37. S&P 500 naik 2,06 poin atau 0,08 persen menjadi 2.446,3. Nasdaq Composite menambahkan 18,87 poin atau 0,3 persen menjadi 6.301,89.

Pada perdagangan Selasa kemarin, bursa Asia tertekan cukup dalam usai peluncuran rudal balistik Korea Utara. Namun kemudian saham-saham di kawasan Asia berhasil pulih kembali.

"Risiko dari sentimen yang membayangi pasar usai peluncuran rudal dari Korea Utara tidak berlangsung 24 jam," kata Director of Economics National Australia Bank, David de Garis.

Untuk diketahui, Korea Utara meluncurkan misil yang diduga Hwasong-12 ke arah Samudra Pasifik, melintasi langit Jepang, pada Selasa, 29 Agustus 2017, pukul 5.58 waktu Pyongyang.

Pada perdagangan hari ini, pelaku pasar di bursa Asia lebih memperhatikan rencana reformasi perpajakan yang sedang diusulkan pemerintah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

Presiden Trump saat kampanyenya memang berjanji akan memberikan pelonggaran kebijakan fiskal guna mendorong pertumbuhan ekonomi. Pelonggaran itu berupa penurunan pajak baik untuk individu maupun perusahaan. Saat ini, rencana tersebut sedang digodok pemerintah dan akan segera diusulkan di parlemen. Rifan Financindo.



Baca Juga :


Sumber : Liputan 6

Selasa, 29 Agustus 2017

Korut Tembakkan Rudal ke Jepang Seret Bursa Asia Jatuh


PT Rifan Financindo - Bursa Asia tumbang mengekor Wall Street terpicu ketegangan politik usai Korea Utara melepaskan sebuah rudal ke wilayah utara Jepang. Sementara Yen melonjak ke level tertinggi dalam empat bulan terhadap dolar AS akibat masalah ini.

Melansir laman Reuters, Selasa (29/8/2017), indeks S&P mini futures turun 0,85 persen. Sementara indeks Nikkei Jepang susut 0,7 persen ke level terendah dalam empat bulan. Adapun indeks Kospi Korea Selatan naik 0,5 persen, membantu menurunkan indeks saham Asia Pasifik di luar Jepang sebesar 0,3 persen.

Korea Utara menembakkan rudalnya pada Selasa dan mendarat di perairan Pasifik di wilayah utara Hokkaido antara Korea Selatan dan Jepang. Peluncuran ini meningkatkan ketegangan di Semenanjung Korea.

Korea Utara telah melakukan puluhan uji coba rudal balistik di bawah kepemimpinan Kim Jong-Un. "Tindakan sembrono Korea Utara adalah ancaman yang belum pernah terjadi sebelumnya, ini serius dan serius bagi negara kita," Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe.

Awal bulan ini, Korea Utara mengancam akan menembakkan rudal ke laut dekat wilayah Guam AS setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump memperingatkan Pyongyang akan menghadapi "api dan kemarahan" jika mengancam Amerika Serikat.

Perang kata-kata antara Trump dan Pyongyang menyebabkan alarm global dan mengguncang pasar keuangan.

"Rudal tersebut terbang melintasi Jepang kali ini, jadi implikasinya kemungkinan akan sedikit berbeda dari yang sebelumnya," kata Hirokazu Kabeya, Kepala Strategi Global Daiwa Securities.

Imbas dari kondisi ini, Yen naik 0,8 persen menjadi 108,33 terhadap dolar. Ini  tertinggi sejak April.

Yen cenderung mendapat keuntungan selama masa geopolitik atau tekanan keuangan karena Jepang adalah negara kreditur terbesar di dunia. Ada anggapan bahwa investor Jepang akan memulangkan dananya jika terjadi krisis. PT Rifan Financindo.



Baca Juga :


Sumber : Liputan 6

Senin, 28 Agustus 2017

Usai Pidato Gubernur The Fed, Bursa Asia Tertekan





Rifanfinancindo - Sebagian besar bursa Asia bergerak di bawah tekanan pada pembukaan perdagangan Senin pekan ini. Pelemahan terjadi usai pidato dari Gubernur Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed) Janet Yellen pada Jumat lalu.


Mengutip CNBC, Senin (28/8/2017), Nikkei Jepang merosot 0,04 persen di awal perdagangan. Indeks Kospi Korea Selatan turun 0,25 persen dipengaruhi pelemahan saham-saham teknologi.

Untuk saham S&P/ASX 200 Australia juga melemah 0,72 persen. Pendorong pelemahan bursa saham di Australia ini adalah saham-saham yang masuk di sektor keuangan yang turun 0,95 persen. Pasar saham Filipina tutup karena libur nasional.

Gubenur Bank Sentral AS Janet Yellen pada pidatonya di dalam pertemuan bank sentral dunia pada Jumat lalu tidak memberikan sinyal yang jelas mengenai rencana kenaikan suku bunga acuan.

Yellen menyatakan bahwa reformasi yang telah dilakukan oleh bank sentral selama beberapa tahun terakhir telah membuat sistem keuangan menjadi lebih aman.

Seperti Yellen, Gubernur Bank Sentral Eropa Mario Draghi menjelaskan bahwa kebijakan moneter di Eropa juga telah memberikan dasar kekuatan perekonomian di zona Eropa.

Saat ini, pelaku pasar sedang mencerna akibat dari Badai Harvey di Teluk AS. Shell dan Petrobras menjadi dua perusahaan yang menutup aktivitas kilang karena cuaca yang buruk tersebut. Penutupan tersebut bisa mempengaruhi saham di sektor energi. Rifanfinancindo.



Baca Juga :


Sumber : Liputan 6

Jumat, 25 Agustus 2017

Nasib Energi Terbarukan, Tumpuan RI di Masa Depan

Rifan Financindo - Ketergantungan yang tinggi terhadap energi fosil bisa menjerumuskan Indonesia ke jurang defisit energi. Sebab, pertumbuhan konsumsi energi terutama minyak dan gas tidak diikuti dengan peningkatan produksi.

Kini produksi migas nasional justru terus menurun seiring dengan cadangan yang menipis dan minimnya kegiatan eksplorasi. Menurut data Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), cadangan terbukti minyak sebesar 3,6 miliar barel dengan tingkat produksi 288 juta barel per tahun diperkirakan  habis 12 tahun lagi.

Sedangkan cadangan gas sebesar 98 triliun kaki kubik (tcf) akan habis dalam 33 tahun ke depan jika rata-rata produksi tahunan 3 tcf.

"Sementara demand terhadap BBM terus meningkat, dan akhirnya kami harus mengimpor dan jumlahnya ke depan akan semakin besar," kata Direktur Perencanaan Investasi dan Manajemen Risiko PT Pertamina (Persero) Gigih Prakoso di acara Focus Group Discussion Pengembangan Road Map Sustainable Energy di Indonesia,  Yogyakarta,  Rabu, 23 Agustus 2017.

Untuk itu, lanjut dia, solusi terbaik untuk pemenuhan energi ke depan dengan menggenjot pengembangan energi terbarukan. Selain ramah lingkungan, energi terbarukan juga bisa membawa Indonesia menuju ketahanan dan kemandirian energi sebab sumber cadangan energi ini sangatlah melimpah.

"Indonesia punya banyak sumber energi terbarukan yang bisa dikembangkan untuk ketahanan energi masa depan," papar dia.

Namun sayangnya, potensi energi ini belum banyak dimanfaatkan. Data menunjukkan, dari total energi terbarukan sebanyak 443.208 megawatt (MW), pemanfaatannya baru 8.216 MW. Padahal pemerintah menargetkan bisa kontribusi energi terbarukan bisa mencapai 23 persen dalam bauran energi primer 2025.

Faktor Penghambat
Terhambatnya pengembangan energi terbarukan di Tanah Air disebabkan sejumlah faktor yaitu harga yang tidak kompetitif karena adanya subsidi BBM dan listrik, masalah regulasi, kurangnya insentif, kendala lahan dan tata ruang.

Ketua Masyarakat Energi Baru Terbarukan Indonesia (METI) Suryadharma menyoroti soal regulasi yang diterbitkan pemerintah yang berubah-ubah dengan cepat. Salah satunya Peraturan Menteri (Permen) ESDM tentang Pemanfaatan Sumber Energi Terbarukan Untuk Penyediaan Tenaga Listrik yang baru beberapa bulan ditetapkan sudah direvisi.

Sementara investor membutuhkan kepastian hukum yang lebih jelas dan tak berubah-ubah untuk memastikan uang yang diinvestasikannya bisa balik modal dan menguntungkan. Apalagi investasi awal untuk proyek energi terbarukan sangatlah besar.

"Investor itu kalau investasi kan long term (jangka panjang), bukan short term (jangka pendek). Tapi kalau di Indonesia kan sifat kebijakannya short term, ganti pemerintahan, ganti aturan," keluh dia.

Sementara itu, Pengurus Harian YLKI Tulus Abadi menyoroti politik anggaran pemerintah yang hingga kini masih berpihak ke energi fosil. Dia menyarankan agar pemerintah mengalihkan subsidi energi fosil ke energi terbarukan yang dianggap sebagai energi berkelanjutan.

"Sudah tidak zamannya lagi energi fosil disubsidi dan dapat insentif. Alokasikan subsidi untuk energi terbarukan sebab fosil bukan sustainable energy," jelas dia.

Kepala Pusat Studi Energi Universitas Gajah Mada (UGM) Deendarlianto menambahkan, pemberian subsidi pada energi terbarukan diyakini bisa menggenjot pengembangan energi ramah lingkungan tersebut.

"Pada saat Uni Eropa menaikkan besaran subsidi energi terbarukan pada 2008, pemanfaatan energi terbarukan bisa meningkat 11 persen di 2017," terang dia.

Tak hanya itu,  peningkatan dana riset dan pengembangan teknologi menjadi faktor penting untuk menggenjot energi terbarukan. Jika seluruh kendala itu bisa segera diatasi,  niscaya menjadikan energi terbarukan sebagai primadona energi di masa depan bukan hanya impian. Rifan Financindo.

Baca Juga :


Sumber : Liputan 6

Kamis, 24 Agustus 2017

Bursa Saham Asia Menguat di Awal Sesi Perdagangan



PT Rifan Financindo - Bursa saham Asia menguat pada perdagangan saham Kamis pekan ini. Hal itu mengabaikan risiko pasar keuangan usai Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengancam menghentikan pemerintahan.

Pada perdagangan saham Kamis, (24/8/2017), indeks saham MSCI Asia Pasifik di luar Jepang naik 0,15 persen. Indeks saham Jepang Nikkei melemah 0,25 pesen usai yen menguat. Indeks saham Jepang Topix tergelincir 0,1 persen. Diikuti indeks saham Australia melemah 0,3 persen. Sedangkan indeks saham Korea Selatan Kospi naik 0,2 persen. Bursa saham Hong Kong pun kembali buka usai terjadi badai Hato.

Pergerakan bursa saham Asia ini berlawanan dengan bursa saham Amerika Serikat. Indeks saham S&P 500 turun 0,3 persen. Indeks saham Dow Jones merosot 0,4 persen.

Tekanan itu terjadi usai Trump akan menghentikan pemerintahan untuk menjaga keamanan pendanaan pembangunan tembok di perbatasan Meksiko.Komentar ini terjadi jelang masa tenggat waktu untuk menaikkan batas plafon utang Amerika Serikat.

Pasar Uang
Sementara itu, di pasar uang, dolar Amerika Serikat juga melemah terbatas. Namun indeks dolar AS cenderung stabil. Dolar AS sedikit berubah di kisaran 108,98 terhadap yen.

"Trump menggunakan salah satu triknya untuk mendapatkan apa yang diinginkan, dan kelihatannya tidak peduli terhadap konsekuensi penghentian sementara pemerintahan terhadpa ekonomi. Apa yang menjadi fokus Trump yaitu bangun tembok seperti yang dijanjikan pada masa kampanye," jelas Naeem Aslam, Chief Market Analsyt Think Markets, seperti dikutip dari laman Reuters, Kamis (24/8/2017).

Selain itu, pelaku pasar juga fokus terhadap pertemuan bank sentral di Jackson Hole, Wyoming. Pimpinan the Federal Reserve Janet Yellen dan Pimpinan Bank Sentral Eropa Mari Draghi akan memberikan pidatonya.

Di pasar komoditas, harga minyak cenderung stabil. Harga minyak Amerika Serikat sedikit berubah di kisaran US$ 48,39 per barel usai naik 2,2 persen. Harga minyak Brent di kisaran US$ 52,59. Harga emas berada di posisi US$ 1.289,69 per ounce. PT Rifan Financindo.

Baca Juga :



Sumber : Liputan 6

Rabu, 23 Agustus 2017

Reformasi Pajak AS Dongkrak Bursa Asia


Rifanfinancindo - Bursa Asia bergerak menguat pada pembukaan perdagangan Rabu ini. Penguatan saham-saham di kawasan Asia ini menyusul kenaikan yang dibukukan oleh Wall Street.

Mengutip CNBC, Rabu (23/8/2017), indeks Nikkei Jepang naik 0,62 persen setelah sebelumnya mengalami tekanan dalam lima hari. Di Korea Selatan, indeks Kospi juga naik 0,26 persen yang didorong oleh saham-saham sektor teknologi.

Sedangkan S&P/ASX 200 Australia naik 0,23 persen. Kenaikan indeks saham di Australia ini karena penguatan saham-saham di sektor energi dan konsumsi. Sementara di pasar Hong Kong kemungkinan tak buka karena badai.



Baca juga :
  • Kasus First Travel Bukti Ketidakpahaman Masyarakat akan Investasi | PT Rifan Financindo
  • Kasus First Travel Bukti Ketidakpahaman Masyarakat akan Investasi | Rifan Financindo
  • Rifan Financindo Berjangka Gelar Sosialisasi Cerdas Berinvestasi | Rifanfinancindo
  • Rifan Financindo Berjangka Gelar Sosialisasi Cerdas Berinvestasi | PT Rifan Financindo
  • Pialang Berjangka PT Rifan Bidik 200 Investor Baru di Semarang | Rifan Financindo
  • Kenapa Investasi Bodong Menjamur dan Makan Banyak Korban? | Rifanfinancindo
Penguatan bursa Asia ini mengikuti kenaikan yang dibukukan oleh bursa Amerika Serikat (AS) Wall Street. Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik 196,21 poin atau 0,9 persen menjadi 21.899,96 dan S&P 500 melonjak 24,11 poin atau 0,99 persen menjadi 2.452,48.

Tim Presiden AS Donald Trump dengan beberapa annggota parlemen telah melakukan beberapa diskusi mengenai rencana reformasi perpajakan. Hasilnya, kemungkinan ada relaksasi dalam tarif pajak baik untuk individu maupun korporasi.

Selama ini, rencana reformasi perpajakan memang terus tertunda, bahkan tidak ada kabar sama sekali. Presiden AS Donald Trump justru lebih berkutat dengan isu-isu politik. Selain itu, perseteruan antara AS dengan Korea Utara justru membuat pelaku pasar sedikit ragu akan rencana reformasi ekonomi yang sudah dijanjikan Trump pada masa kampanye.

Pelaku pasar pada hari ini akan mencermati kisi-kisi dalam pertemuan Dewan Gubernur Bank Sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed). Investor akan melihat arah kebijakan dari the Fed.

"Kemungkinan pasar akan bergejolak jelang pidato Gubernur Bank Sentral AS Janet Yellen," jelas ekonom ANZ Giulia Lavinia Specchia. Yellen memang diagendakan pidato akhir pekan ini dalam pertemuan Dewan Gubernur Bank Sentral AS. Rifanfinancindo.



Sumber : Liputan 6

Selasa, 22 Agustus 2017

Begini Caranya agar Keuangan Anda Aman Terkendali



Rifan Financindo - Keadaan finansial memang ditentukan banyak tidaknya gaji yang diterima setiap bulan. Namun, bukan itu yang jadi masalah utama. Kesuksesan keuangan seseorang sangatlah ditentukan oleh seefektif apa ia menggunakan uang tersebut sehingga gaji yang diterima per bulan bisa menjamin kehidupannya di bulan tersebut. Rifan Financindo.

Gaya hidup sangat menentukan kondisi finansial seseorang. Sebesar apa pun gaji yang diterima setiap bulan pasti akan habis jika orang itu boros. Kondisi ini tentu berbanding terbalik dengan orang yang hidup hemat. Gaji yang sedikit pun bukan jadi masalah. Ia tetap bisa menyisihkan uangnya untuk ditabung. Rifan Financindo.

Boros dan hemat adalah dua sisi kehidupan yang sangat berbeda. Jika selama ini mengidam-idamkan uang yang banyak, Anda harus bisa mengalokasikan gaji dengan tepat.

Bagaimana caranya? Berikut adalah tips alokasi gaji bagi yang tinggal di kos-kosan agar punya banyak uang seperti dikutip dari Cermati.com:

1. Biaya Utama

Biaya yang pertama kali harus Anda perhitungkan adalah biaya utama. Setiap orang memiliki biaya utama yang berbeda-beda. Hal ini dikarenakan tingkat kebutuhan seseorang yang berbeda pula. Biaya utama dapat meliputi, biaya makan, biaya listrik, internet, air, pulsa, tempat tinggal, dan biaya transportasi. Rifan Financindo.

Agar kondisi finansial baik, coba alokasikan gaji dengan tepat menurut jenis biayanya. Contohnya, total gaji yang diterima Rp 10 juta. Maka, perhitungannya:
- Biaya makan (Rp 18.000 x 3 kali) x 30 hari = Rp 1.620.000
- Biaya listrik                                                 = Rp 100.000
- Biaya internet                                             = Rp 150.000
- Biaya air                                                      = Rp 80.000
- Biaya pulsa                                                 = Rp 100.000
- Biaya tempat tinggal                                   = Rp 550.000
- Biaya transportasi                                       = Rp 250.000
Total biaya                                                     = Rp 2.850.000
Rifan Financindo.

2. Biaya Nongkrong dan Memanjakan Diri

Nongkrong dan memanjakan diri adalah dua kegiatan yang wajib bagi kaum milenial apalagi mereka yang sudah bekerja. Saat gaji diterima, coba lakukan perhitungan agar biaya lainnya tidak terganggu. Rifan Financindo.

Contohnya, Anda nongkrong seminggu sekali dan biasanya menghabiskan Rp 75.000 untuk sekali nongkrong. Untuk memanjakan diri, Anda  pergi ke salon sekali dalam sebulan. Biaya yang dihabiskan Rp 300.000 untuk paket lengkap seperti massage, pedicure, manicure, dan creambath.

Jadi perhitungannya:
Biaya nongkrong (Rp 75.000 x 4 kali)     = Rp 300.000
Biaya memanjakan diri                           = Rp 300.000 +
Total biaya                                                = Rp 600.000


Rifan Financindo.

3. Biaya Tabungan

Menabung merupakan hal wajib. Tabungan ini bisa digunakan untuk rencana-rencana indah di masa yang akan datang. Untuk tabungan, Anda bisa menyisihkan 15 persen dari gaji untuk di tabung setiap bulannya.Rifan Financindo.

Misalnya, gaji yang diterima setiap bulannya Rp 10.000.000.
Maka, 15 persen x Rp 10.000.000 = Rp 1.500.000.
Rifan Financindo.

4. Biaya Investasi

Selain tabungan, Anda juga perlu berinvestasi. Katakanlah Anda mengikuti investasi reksa dana, di mana dana yang Anda  investasikan sebesar Rp 54 juta untuk 5 tahun. Namun, Anda memilih untuk menyicilnya setiap bulan. Jadi uang yang harus dikeluarkan setiap bulan menjadi:
5 tahun=60 bulan
Rp 54.000.000:60  = Rp 900.000 per bulan
Rifan Financindo.

5. Biaya Beramal

Sebagai manusia, kita harus bisa saling mengasihi sesama yang membutuhkan. Alangkah baiknya jika sebagian dari gaji yang Anda terima diamalkan setiap bulan. Beramal tidak dipaksakan. Itu semua tergantung pada keikhlasan hati. Rifan Financindo.

Total yang diamalkan 5 persen dari gaji. Maka perhitungannya:
= 5 persen x Rp 10.000.000
= Rp 500.000

6. Biaya Kiriman untuk Orang Tua

Biaya yang satu ini sifatnya tidak memaksa. Lagi pula, orang tua tidak akan meminta untuk mengirimkan gaji setiap bulannya. Tapi, sebagai anak yang baik, Anda seharusnya selalu mengingat mereka. Tentunya jumlah yang dikirimkan tergantung Anda, misalnya Rp 1.500.000 per bulan. Rifan Financindo.

7. Biaya Tak Terduga

Biaya tak terduga sifatnya sebagai biaya tambahan. Biaya ini digunakan untuk masalah-masalah yang terjadi secara tidak terduga. Misalnya, ban kempes di tengah jalan. Kalau sudah begini, Anda perlu membawanya ke bengkel bukan? Rifan Financindo.

Sebagai langkah antisipasi, Anda juga perlu mengalokasikan gaji untuk biaya tak terduga. Jumlahnya 5 persen dari gaji bulanan.
Perhitungannya: 5 persen x Rp 10.000.000 = Rp 500.000

Dari semua biaya di atas, maka Anda dapat memperhitungkan berapa yang dikeluarkan setiap bulannya. Pengaplikasiannya sebagai berikut:
Biaya utama                                                  = Rp 2.850.000
Biaya nongkrong dan memanjakan diri         = Rp 600.000
Biaya tabungan                                             = Rp 1.500.000
Biaya investasi                                              = Rp 900.000
Biaya beramal                                               = Rp 500.000
Biaya kiriman untuk orang tua                      = Rp 1.500.000
Biaya tak terduga                                         = Rp 500.000
Total biaya                                                    = Rp 8.350.000

Itulah contoh pengalokasian biaya dalam satu bulan. Contoh di atas bisa Anda aplikasikan jika ingin kondisi finansial Anda aman terkendali. Semoga bermanfaat. Rifan Financindo.




Sumber : Liputan 6

Senin, 21 Agustus 2017

Latihan Militer AS-Korsel Tekan Bursa Asia


PT Rifan Financindo - Bursa Asia tertekan pada pembukaan perdagangan Senin pekan ini. Sentimen yang menjadi penekan bursa Asia adalah latihan militer gabungan yang dilakukan oleh Amerika Serikat (AS) dengan Korea Selatan (korsel). PT Rifan Financindo.

Mengutip CNBC, Senin (21/8/2017), indeks Nikkei Jepang turun 0,12 persen di awal perdagangan. Saham-saham di sektor energi naik, tetapi saham-saham di sektor otomotif dan teknologi tertekan. PT Rifan Financindo.

Indeks saham Kospi Korea Selatan juga tertekan 0,07 persen di awal perdagangan. Tak berbeda, indeks S&P/ASX 200 Australia melemah 0,60 persen didorong oleh saham-saham di sektor kesehatan. PT Rifan Financindo.

Guncangan di Gedung Putih semakin besar. Pada Jumat lalu, Kepala Strategi Donald Trump, Steve Bannon hengkang dari Gedung Putih. Sekretaris Pers Gedung Putih Sarah Huckabee Sanders mengonfirmasi hal tersebut, namun tak dijelaskan apakah Bannon mengundurkan diri atau dipecat. PT Rifan Financindo.

Bannon awalnya diberi opsi untuk mundur. Namun belakangan ia dipaksa keluar alias dipecat. Donald Trump dikabarkan beberapa kali menjadikan Bannon sasaran kemarahannya. PT Rifan Financindo.

Dengan keluarnya Bannon tersebut membuat pasar bertanya-tanya mengenai kejelasan strategi dari Presiden AS Donald Trump, termasuk langkah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dengan berbagai stimulus. PT Rifan Financindo.

Sedangkan sentimen dari Asia, pelaku pasar mengawasi latihan militer gabungan antara AS dengan Korsel yang akan berlangsung pada 21-31 Agustus. PT Rifan Financindo.

Korea Utara memperingatkan bahwa latihan militer bersama yang akan digelar AS dan Korsel merupakan perilaku sembrono yang mendorong situasi ke dalam fase perang nuklir tak terkendali. PT Rifan Financindo.




Sumber : Liputan 6



Sumber : Liputan 6

Jumat, 18 Agustus 2017

Aktor Proklamasi Kemerdekaan Indonesia


Rifan Financindo - Perjuangan menuju Indonesia merdeka bukan sebatas urusan melawan penjajah. Tapi juga upaya meramu pendapat demi persatuan semua golongan rakyat Indonesia.

"Saya menghadapi pihak pemuda, pemimpin tua dan pemimpin agama," kata Soekarno ketika berdebat dengan para pemuda yang mendesak kemerdekaan Indonesia segera diumumkan, 15 Agustus 1945 silam.

Perdebatan pun berujung dengan diculiknya Soekarno beserta Mohammad Hatta oleh kalangan pemuda. Mereka membawa dua bapak bangsa itu ke Rengasdengklok, 16 Agustus 1945. Namun akhirnya dikembalikan ke Jakarta setelah sepakat untuk memproklamirkan kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945.

Di Jakarta, tepatnya di rumah Laksamana Maeda, Soekarno bersama tokoh perjuangan lain menulis naskah proklamasi. Tulisan itu lalu diketik oleh Sayuti Melik untuk dibacakan tepat pukul 10.00 pagi, 17 Agustus 1945.

Pembacaan naskah proklamasi yang berlanjut pengibaran Sang Saka Merah Putih hasil jahitan Fatmawati, menandakan Indonesia merdeka. Selain Soekarno, Fatmawati dan Sayuti Melik, peran tokoh lain dalam memerjuangkan kemerdekaan tidak bisa dikesampingkan. Rifan Financindo.

Siapa saja mereka, beberapa di antaranya dirangkum dalam Infografis di bawah ini:



Sumber : Liputan 6

Rabu, 16 Agustus 2017

Bursa Asia Berakhir Sebagian Besar Menguat Terdorong Kenaikan Wall Street



Rifanfinancindo - Bursa saham Asia ditutup menguat pada hari Selasa (15/08), dengan pasar memperoleh keuntungan dari penguatan bursa Wall Street.

Indeks Nikkei 225 Jepang naik 1,11 persen atau 216,21 poin, ditutup pada 19.753,31 karena dollar AS menguat terhadap yen, setelah indeks ditutup turun mendekati 1 persen pada sesi sebelumnya.

Indeks S & P / ASX 200 naik 0,47 persen atau 27,093 poin, berakhir pada 5.757,500, dengan indeks didorong oleh kenaikan teknologi informasi, layanan telekomunikasi dan investasi real estat Australia. Sub-indeks keuangan naik 0,45 persen.

Pasar Tiongkok juga cenderung lebih tinggi, dengan Indeks Hang Seng Hong Kong naik 0,30 persen pada pukul 03:14. HK / SIN, namun berakhir turun, dan pasar daratan memegang keuntungan yang dicapai pada sesi sebelumnya. Indeks Shanghai naik 0,44 persen atau 14.2800 poin, berakhir pada 3.251,6402 sementara Indeks Shenzhen naik tipis 0,400 persen, atau 7.5175 poin, ditutup pada 1.887,2833.

Pasar India dan Korea Selatan ditutup untuk hari libur.

Kenaikan di Asia terjadi setelah indeks utama di Amerika Serikat menutup sesi Senin secara signifikan lebih tinggi karena investor melihat meredanya ketegangan geopolitik yang telah menekan pasar hampir sepanjang minggu lalu. Indeks Dow Jones naik 0,62 persen atau 135,39 poin, berakhir pada 21,993.71. Indeks Volatilitas CBOE (VOC), yang secara luas dianggap sebagai ukuran ketakutan terbaik di pasar, diperdagangkan mendekati 12,3, turun sekitar 20 persen.

Dolar AS naik tipis terhadap sekeranjang mata uang menyusul kenaikan semalam, dengan indeks dolar di 93.717 at 3:08 p.m. HK / SIN. Greenback juga menguat terhadap yen, dengan mata uang A.S. terakhir mengambil 110,41 yen, naik kembali ke pegangan 110 yang terlihat sebelum ketegangan geopolitik meningkat pada pekan lalu.

Ketegangan tampaknya kembali meningkat, karena pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengatakan kepada media pemerintah pada hari Selasa bahwa dia akan mengamati tindakan yang diambil oleh A.S. sebelum membuat keputusan lebih lanjut, Reuters melaporkan. Korea Utara telah mengatakan pekan lalu bahwa pihaknya mempertimbangkan untuk menyerang Guam.

Dengan meredanya risiko geopolitik, investor dapat mengalihkan fokus mereka kembali ke kebijakan moneter, demikian menurut analis. Sisa minggu ini akan dicermati risalah pertemuan Fed menjelang pertemuan Jackson Hole minggu depan, dan hal tersebut diharapkan menjadi item utama yang akan diperhatikan pasar.

Dalam berita perusahaan, Melco International Development mengusulkan sebuah spin-off untuk resor Studio Macau-nya, dengan rencana untuk membuat daftar unit di A.S., kata perusahaan tersebut dalam sebuah pengajuan ke Hong Kong Exchange pada Senin malam. Saham Melco naik 2,74 persen karena berita tersebut, karena sebagian besar game bermain Hong Kong lainnya berbalik negatif pada paruh kedua hari ini: Wynn Macau naik 1,85 persen, namun Galaxy Entertainment menghapus kenaikan sebelumnya untuk diperdagangkan 0,11 persen lebih rendah.

Saham CBA ditutup turun 0,07 persen, karena saham-saham keuangan Australia lainnya mendapat keuntungan: ANZ berakhir 1,29 persen lebih tinggi setelah melaporkan kenaikan laba bersih kuartal ketiga sebesar 5,3 persen sementara National Australia Bank menguat 0,59 persen pada akhir sesi.

Sementara itu, dolar Australia merosot setelah beringsut lebih tinggi terhadap dolar setelah Reserve Bank of Australia memperingatkan tingkat kekuatan mata uang dan tingkat hutang rumah tangga dalam risalah rapat kebijakan bank sentral terakhir. Dolar Aussie diperdagangkan pada $ 0,7827 pada pukul 3:09 pm HK / SIN, setelah diperdagangkan setinggi $ 0,7876 di awal hari.

Penggerak pasar lainnya termasuk Toshiba. Saham ditutup naik 3,83 persen karena analis Citi menaikkan perusahaan Jepang tersebut “membeli / berisiko tinggi” dari “netral” dalam catatan 14 Agustus. Saham Toshiba masih merupakan “investasi berisiko”, namun kemungkinan delisting mengalami penurunan, kata catatan tersebut.

Juga mengenai Toshiba, sebuah pengadilan negara bagian California mengeluarkan perintah awal yang memberikan akses Western Digital ke data yang tersimpan di database Toshiba subsidiary Corporation Toshiba. Toshiba mengatakan akan mematuhi perintah dalam sebuah pernyataan, menambahkan bahwa langkah tersebut tidak akan mempengaruhi bisnis memori.

Masih di Jepang, saham Fujifilm ditutup 7,69 persen lebih tinggi setelah perusahaan tersebut melaporkan rekor keuntungan pada kuartal yang berakhir pada bulan Juni pada hari Senin, menurut Reuters.

Di berita energi, harga minyak sebagian besar stabil setelah turun lebih dari 2,5 persen semalam. Minyak mentah Brent naik tipis 0,02 persen menjadi diperdagangkan pada $ 50,74 per barel dan minyak mentah West Texas Intermediate di AS turun 0,08 persen menjadi diperdagangkan pada $ 47,56. Minyak turun pada hari Senin karena dolar pulih dan data permintaan Tiongkok yang lembut membangkitkan kekhawatiran investor tentang kelebihan pasokan di pasar minyak, menurut Reuters.

Malam nanti akan dirilis laporan penjualan ritel A.S. yang diindikasikan meningkat. Jika terealisir akan menguatkan bursa Wall Street.

Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bursa Asia akan bergerak positif jika bursa Wall Street terealisir meningkat. Rifanfinancindo.


Sumber : Liputan 6

Selasa, 15 Agustus 2017

Korut Tunda Ancaman Rudal ke Guam Bawa Bursa Asia Menguat






Rifan Financindo - Bursa Asia menguat seiring penguatan dolar usai pemimpin Korea Utara mengisyaratkan untuk menunda rencananya menembakkan rudal ke Guam. Ini meredakan ketegangan dan mendorong investor untuk kembali ke aset berisiko.

Melansir laman Reuters, Selasa (15/8/2017), indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang naik 0,2 persen. Sementara indeks Korea Selatan naik 0,6 persen dan Australia 0,7 persen. Indeks saham Nikkei Jepang naik 1,2 persen terpicu pelemahan yen.

Sebelumnya, Wall Street ditutup menguat usai turun pada pekan lalu terdampak aksi jual. Dengan indeks S&P 500 membukukan persentase kenaikan terbesar dalam satu hari sejak April terpicu meredanya kekhawatiran konflik antara Amerika Serikat dan Korea Utara.

Indeks Dow Jones Industrial Average naik 135,39 poin, atau 0,62 persen, menjadi 21.993,71, sementara indeks S&P 500 menguat 24,52 poin, atau 1,00 persen, ke posisi 2.465,84. Adapun Nasdaq Composite bertambah 83,68 poin, atau 1,34 persen, ke level 6.340,23 poin.

Saham teknologi memberikan indeks dorongan terbesar. Dengan saham Apple naik 1,5 persen, sementara indeks teknologi S & P 500 naik 1,6 persen.

"Kami mendengar jika Korea Utara menyatakan akan menunggu, sementara Trump tidak mengatakan apa-apa. Ini berbeda dibandingkan respons sebelumnya yang penuh kemarahan,'" kata Mitsuo Imaizumi, Kepala Strategi di Daiwa Securities.

Kantor Berita Korea Utara sebelumnya menyatakan Pemimpinnya Kim Jong Un masih menunggu reaksi Amerika Serikat (AS) sebelum benar-benar membuat keputusan untuk menembakkan rudal ke Guam.

Presiden Donald Trump memang tidak terdengar mengeluarkan kata-kata untuk Pyongyang, tetapi Menteri Pertahanan Jim Mattis, memperingatkan jika militer AS akan siap untuk mencegat rudal yang ditembakkan oleh Korea Utara ke Guam. "Itu menambahkan kabar baik untuk dolar, tapi berita buruk bagi yen," kataku.

Dolar naik 0,4 persen terhadap Yen ke 110,06 yen. Sementara euro naik 0,4 persen menjadi 129,69 terhadap Yen. Rifan Financindo.



Sumber : Liputan 6

Senin, 14 Agustus 2017

Bursa Wall Street Mingguan Alami Kinerja Buruk Tahun 2017



Rifanfinancindo - Bursa saham A.S. naik lebih tinggi pada akhir perdagangan akhir pekan Sabtu dinihari (12/08) saat investor menahan ketegangan antara A.S. dan Korea Utara menjelang akhir pekan.

Indeks S & P 500 naik 0,13 persen menjadi berakhir pada 2.441,32 dengan teknologi informasi naik 0,75 persen untuk memimpin kenaikan. Indeks tersebut mencatat kinerja mingguan terburuk kedua tahun ini. Ini turun 1,43 persen untuk minggu ini, terbesar sejak minggu 24 Maret.

Indeks Dow Jones ditutup menguat 14,31 poin pada level 21,858.32 setelah secara singkat turun ke dalam wilayah negatif, dengan Apple memberikan kontribusi keuntungan paling banyak. Dow Jones juga menutup kinerja mingguan terburuk kedua tahun ini. Indeks turun 1,06 persen minggu ini.

Indeks Nasdaq mengungguli, naik 0,64 persen menjadi 6.256,56 karena saham teknologi besar naik kembali. Indeks tersebut mencatat kinerja mingguan terburuk ketiga tahun ini, turun 1,5 persen.

Saham turun dari sesi terburuk sejak Mei karena ketegangan antara AS dan Korea Utara masih berlangsung.

Dalam perkembangan terakhir antara perang kata-kata kedua negara, Presiden Donald Trump men-tweet peringatan lain yang mengejutkan ke Korea Utara pada hari Jumat. “Solusi militer sekarang sepenuhnya ada, terkunci dan dimuat, seandainya Korea Utara bertindak tidak bijaksana. Mudah-mudahan Kim Jong Un akan menemukan jalan lain!

Tweet tersebut datang sehari setelah Trump mengatakan peringatan sebelumnya kepada Korea Utara bahwa pihaknya akan menghadapi “api dan kemarahan” mungkin tidak cukup.”

Kontrak emas untuk pengiriman Desember mencapai level tertinggi sejak Juni, naik $ 3,90 menjadi menetap di $ 1,294 per ons.

Sebelumnya saham menangkap tawaran setelah Departemen Tenaga Kerja mengatakan Indeks Harga Konsumen naik 0,1 persen bulan lalu, versus ekspektasi kenaikan 0,2 persen. Indeks adalah metrik inflasi yang banyak diikuti.

Ekspektasi pasar untuk kenaikan suku bunga Desember turun setelah data IHK dirilis. Hanya 38 persen investor memperkirakan bank sentral akan menaikkan suku bunga lagi di akhir tahun, turun dari sekitar 45 persen, menurut alat FedWatch CME Group.

Indeks volatilitas CBOE (VIX), yang secara luas dianggap sebagai ukuran terbaik dari ketakutan di pasar, mencapai tingkat tertinggi sejak pemilihan presiden sebelum mereda menjadi 15,7.

Sebelum minggu ini, saham A.S. telah mencapai rekor tertinggi, didorong oleh sebagian besar pendapatan lebih kuat dari perkiraan.

Namun, Snap, Perusahaan media sosial membukukan kerugian yang lebih besar dari perkiraan dan pendapatan yang lebih kecil dari perkiraan, membuat saham turun 14 persen.

Saham J.C. Penney juga turun tajam pada hari Jumat setelah peritel berjuang mengubah laporan kuartal kedua campuran yang mencakup kerugian pendapatan yang lebih besar dari perkiraan. Saham turun hampir 17 persen.

Produsen chip grafis Nvidia melihat sahamnya turun sekitar 5 persen setelah melaporkan pendapatan yang lebih kuat dari perkiraan. Meskipun salah satu saham dengan kinerja terbaik di seluruh pasar, investor merasa kecewa dengan pertumbuhan unitnya yang lambat yang melayani aplikasi kecerdasan buatan.

Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bursa Wall Street akan bergerak positif jika ketegangan AS-Korea Utara mereda. Rifanfinancindo.



Sumber : Vibiznews

Jumat, 11 Agustus 2017

Ketegangan Politik AS-Korut Bikin Bursa Asia Merosot


Rifan Financindo - Bursa Asia merosot pada pembukaan perdagangan jelang akhir pekan ini, menyusul ketegangan antara Amerika Serikat (AS) dan Korea Utara. Ini memberi sinyal investor untuk memasukkan investasinya ke aset yang minim resiko seperti emas, yen dan obligasi pemerintah.

Mengutip laman Reuters, Junat (11/8/2017), indeks Korea Selatan KOSPI turun 1,4 persen. Sementara mata uang Korea Won tergelincir 0,3 persen menjadi 1.145 won terhadap dolar, setelah melemah ke level terendah dalam sebulan.

Sedangkan indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang turun 0,6 persen pada sesi ketiga, menuju penurunan 1,5 persen untuk minggu ini. Saham Australia turun 1,5 persen. Adapun Pasar Jepang ditutup untuk liburan.

Wall Street sebelumnya ditutup melemah. S&P memimpin pelemahan, dengan menyentuh level terendah dalam 3 bulan.

Saham-saham Amerika Serikat mengalami pelemahan setelah Presiden Donald Trump menyatakan peringatan awal pada Korea Utara tidak cukup kuat. Dia juga menyebut, negara yang memiliki nuklir itu harus gugup jika ingin menyerang Amerika Serikat atau sekutunya.

Trump merespon pada klaim Korea Utara bahwa mereka menyelesaikan rencananya untuk menembakkan nuklir jarak menengah lewat Jepang dan mendarat di wilayah pasifik di Guam.

"Ketika investor optimistis, itu berarti banyak uang mereka sudah di pasar dan tidak ada lagi yang datang," ujar Kepala Investasi Strategis di Robert W Baird, Bruce Bittles.

Dow Jones Industrial Average ditutup lebih rendah 204,69 poin atau 0,93 persen untuk menetap di level 21.844,01. Kemudian S&P 500 SPX kehilangan 35,81 poin atau 1,45 persen untuk menutup sesi di level 2.438,2.

Penurunan berlanjut ke pasar Asia. "Apa yang kita lihat hari ini adalah ketegangan politik atas Korea Utara dan Amerika Serikat dan ini membuat orang gugup," kata Robert Pavlik, Boston Private Wealth di New York. Rifan Financindo.





Sumber : Liputan 6

Kamis, 10 Agustus 2017

Ketegangan Geopolitik Mereda, Bursa Asia Stabil


Rifan Financindo - Bursa saham Asia cenderung stabil pada perdagangan saham Kamis pekan ini. Sementara itu, harga surat berharga Amerika Serikat (AS) melemah seiring sentimen ketegangan Amerika Serikat dan Korea Utara mulai reda.

Indeks saham MSCI Asia Pasifik di luar Jepang sedikit berubah usai melemah 0,6 persen pada perdagangan saham kemarin. Indeks saham Jepang Nikkei naik 0,2 persen. Selain itu, indeks saham Australia menguat 0,1 persen dan indeks saham Korea Selatan Kospi sedikit berubah.

Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street melemah turut mempengaruhi laju bursa saham Asia. Investor berusaha mengabaikan sentimen ketegangan antara AS dan Korea Utara.

Sentimen itu juga mendorong investor mengalihkan asetnya ke aset investasi aman seperti surat berharga AS. Surat berharga AS bertenor 10 tahun, imbal hasil turun ke level terendah dalam enam minggu di 2,12 persen. Kemudian akhirnya, imbal hasil surat berharga AS naik 2,25 persen.

"Bursa saham AS berhasil mengurangi kerugiannya menjelang penutupan perdagangan saham kemarin, dan sementara indeks VIX melonjak tinggi namun masih berada di level terendah. Imbal hasil surat berharga juga sudah naik dari posisi terendah," ujar Junichi Ishikawa, Senior Forex Strategist IG Securities, seperti dikutip dari laman Reuters, Kamis (10/8/2017).

Ia menuturkan, perkembangan menunjukkan ketegangan geopolitik di Asia Utara hanya bersifat sementara. Hal itu asal tidak melibatkan konflik militer.

Di pasar uang, dolar Amerika Serikat (AS) cenderung stabil di kisaran 110,030. Sementara itu, euro berada di kisaran US$ 1,175. Ke depan, pasar uang menanti rilis data inflasi AS.

Di pasar komoditas, harga minyak mentah Brent naik 0,15 persen menjadi US$ 52,78 per barel. Harga emas pun turun 0,1 persen ke level US$ 1.275,56 per ounce. Rifan Financindo.



Sumber : Liputan 6

Rabu, 09 Agustus 2017

Ketegangan Geopolitik Tekan Bursa Asia


PT Rifan Financindo - Bursa Asia bergerak negatif pada pembukaan perdagangan Rabu ini. Sebagian besar investor melihat bahwa ketegangan geopolitik yang melibatkan Korea Utara memberikan dampak tak baik di kawasan Asia.

Mengutip CNBC, Rabu (9/8/2017), Indeks Nikkei Jepang turun 0,91 persen dan Kospi Korea Selatan melemah 0,66 persen pada awal perdagangan.

Sedangkan Indeks Patokan Australia yaitu S&P/ASX 200 naik 0,16 persen didorong oleh saham-saham sektor keuangan. Pasar saham Singapura tutup karena libur nasional.

Ketegangan geopolitik meningkat usai Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memperingatkan Korea Utara bahwa langkah-langkah yang dilakukan oleh Pyongyang bisa disambut dengan kemarahan.

Sebelumnya, Korea Utara justru seperti menantang untuk meningkatkan kemampuan persenjataan nuklir miliknya sebagai respons sanksi yang dijatuhkan Dewan Keamanan (DK) PBB.

"Pemerintah Korut melihat sanksi tersebut sebagai pelanggaran keras terhadap kedaulatan yang disebabkan rencana AS untuk mengisolasi dan Korut," sebut pernyataan resmi Pemerintah Korea Utara.

Pyongyang pun memastikan sanksi tersebut tidak akan ampuh membuat mereka mau bernegosiasi terkait program senjata nuklir.

Pelaku pasar pun menghindari untuk membeli aset-aset yang berisiko tinggi termasuk saham. Investor mulai menyisihkan dana ke instrumen safe haven seperti emas. Maka tak heran harga emas mulai terangkat. PT Rifan Financindo.


Sumber : Liputan 6

Selasa, 08 Agustus 2017

Optimisme Ekonomi Global Bawa Bursa Asia Menghijau



Rifanfinancindo - Bursa Asia dibuka mendekati posisi tertingginya seiring optimisme terhadap perekonomian global dan kenaikan Wall Street, di tengah melemahnya Dolar AS menjelang rilis data perdagangan China.

Melansir laman Reuters, Selasa (8/8/2017), indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang naik 0,2 persen. Sementara, indeks Kospi Korea Selatan naik 0,4 persen dan indeks TOPIX mendekati posisi tertinggi dalam dua tahun dan Nikkei bergerak datar.

Rilis angka perdagangan China akan menjadi fokus di Asia. Data ekspor dan impor di kuartal kedua diprediksi akan menunjukkan penguatan seiring kenaikan harga komoditas.

Adapun Lembaga pemeringkat Fitch pekan ini, juga mengangkat prospek pertumbuhan global pada tahun ini dan berikutnya.

"Revisi pertumbuhan dipimpin pasar negara berkembang dan China. Pemulihan sudah terlihat daripada yang diantisipasi," kata Kepala Ekonom Brian Coulton Fitch.

Sebelumnya, Wall street menguat dengan Dow ditutup naik untuk kesembilan kalinya berturut-turut. Indeks S&P  juga berakhir meningkat, terpicu kenaikan di sektor konsumen dan teknologi yang mengimbangi penurunan pada energi.
Melansir laman Reuters, indeks Dow Jones Industrial Average DJI naik 25,61 poin, atau 0,12 persen menjadi 22.118,42. Terakhir kali indeks Dow ditutup naik secara terus-menerus, terjadi pada Februari.
Sementara, indeks S&P 500 menguat 4,08 poin atau 0,16 persen, ke posisi 2.480,91 dan Nasdaq Composite bertambah 32,21 poin, atau 0,51 persen, berakhir di level 6.383,77.

Kenaikan indeks S&P antara lain terdorong sektor konsumen yang naik 0,7 persen, dan teknologi naik 0,6 persen.

Namun, volume perdagangan tercatat tak besar karena investor mencermati hubungan Kongres Amerika Serikat (AS) dan Presiden Donald Trump serta laporan laba perusahaan yang hampir berakhir dan diprediksi lebih tinggi dari perkiraan. Rifanfinancindo.



Sumber : Liputan 6

Senin, 07 Agustus 2017

Sentimen Wall Street Angkat Bursa Saham Asia






Rifan Financindo - Bursa saham Amerika Serikat (AS) menguat pada pekan lalu menjadi katalis positif untuk bursa saham Asia. Mengawali pekan ini, bursa saham Asia bergerak di zona hijau.

Bursa saham Asia menguat dengan indeks saham MSCI Asia Pasifik di luar Jepang naik 0,2 persen pada awal perdagangan saham. Indeks saham Jepang Nikkei mendaki 0,5 persen. Indeks saham Korea Selatan Kospi menanjak 0,3 persen. Sementara itu, indeks saham Australia menguat 0,8 persen.

Dolar Amerika Serikat (AS) pun bergerak stabil pada awal pekan ini seiring data tenaga kerja AS yang menguat. Data tenaga kerja sektor non-pertanian AS bertambah 209 ribu pada Juli 2017.

Pertumbuhan data tenaga kerja itu mendorong sentimen bank sentral AS bertahap menaikkan suku bunga. Apalagi dengan inflasi diperkirakan meningkat, dan ditargetkan mencapai dua persen. Sentimen itu juga mendorong investor untuk masuk ke portofolio surat utang.

Indeks dolar AS pun menguat 0,1 persen ke level 93,46. Indeks dolar AS reli 0,76 persen pada pekan lalu, dan mencatatkan penguatan terbesar pada 2017.

Sementara itu, euro bergerak di kisaran US$ 1,17 per euro usai menguat 0,8 persen pada Jumat pekan lalu. Dolar AS pun naik 0,1 persen terhadap yen menjadi 110,78 per yen.

"Sentimen pada Jumat pekan lalu mendorong pelaku pasar akumulasi dolar AS. Dengan dolar AS reli untuk mencatatkan keuntungan, pasar perlu mengubah untuk sentimen suku bunga dan itu belum terjadi," ujar Chris Weston, Chief Market Strategist IG, seperti dikutip dari laman Reuters, Senin (7/8/2017).

Pasar mengantisipasi ada kenaikan suku bunga pada Desember 2017. Data tenaga kerja AS mengangkat Wall Street. Indeks saham Dow Jones menguat 0,3 persen. Diikuti indeks saham S&P dan Nasdaq sebesar 0,2 persen.

Di pasar komoditas, harga minyak menguat seiring penguatan data tenaga kerja AS lantaran menumbuhkan harapan permintaan energi.

Pada awal pekan ini, harga minyak sedikit berubah ke level US$ 49,55 per barel usai naik 1,1 persen pada Jumat pekan lalu. Harga minyak Brent juga stabil. Penguatan dolar AS membuat harga emas stagnan. Harga emas berada di kisaran US$ 1.257,31. Rifan Financindo.


Sumber : Liputan 6

Jumat, 04 Agustus 2017

Harga Emas Dunia Turun Dua Hari Berturut-turut





PT Rifan Financindo - Harga emas tergelincir untuk kedua kali berturut-turut pada Kamis menyusul investor yang menunggu prediksi inflasi pada laporan pekerjaan Jumat.

Investor akan melihat petunjuk pada Jumat, sebagaimana terjadi saat kenaikan suku bunga pada tahun lalu. Meski data sudah solid, termasuk angka pengangguran yang rendah selama 17 tahun terakhir dan pendapatan perusahaan yang tinggi, ekonomi telah menawarkan beberapa tanda dari inflasi yang stabil.

Harga emas turun US$ 4 atau 0,3 persen untuk menetap di level US$ 1.274,4 per ounce, sementara kontrak sudah turun sejak penetapan harga Selasa di level US$ 1.279,4. tertinggi sejak 8 Juni.

Indeks dolar tetap berada di level terendah dalam 15 pekan, di beberapa hari terakhir seperti dilansir dari Marketwatch, Jumat (4/8/2017).

"Data inflasi-upah yang akan keluar pada hari Jumat akan sangat penting bagi investor, kata Ira Epstein, managing director di Linn Group, dalam sebuah wawancara.

"Negara di dunia membicarakan tentang mengeluarkan kebijakan easy money tapi Amerika Serikat sudah setahun lebih dulu dari mereka," tambahnya. PT Rifan Financindo.



Sumber : Liputan 6

Kamis, 03 Agustus 2017

Bursa Asia Tertekan Imbas Aksi Jual Investor



Rifan Financindo - Bursa saham Asia melemah pada perdagangan saham Kamis pekan ini seiring pelaku pasar mengambil keuntungan dari penguatan indeks saham Dow Jones.

Indeks saham MSCI Asia Pasifik di luar Jepang melemah 0,5 persen. Indeks saham Korea Selatan Kospi tergelincir 1,5 persen pada awal sesi perdagangan. Indeks saham Jepang Nikkei susut 0,1 persen. Sedangkan indeks saham Jepang Topix mendatar.

Saham Samsung Electronics membukukan penurunan terbesar secara harian sejak Oktober 2016. Saham Samsung Electronics susut 2,6 persen.

"Ada sejumlah saham yang jenuh beli pada perdagangan saham Selasa pekan ini sehingga terjadi aksi jual. Saya kira investor ingin merealisasikan keuntungan secepatnya usai melihat koreksi tajam pada pekan lalu," ujar Yukino Yamada, Senior Strategist Daiwa Securities, seperti dikutip dari laman Reuters, Kamis (3/8/2017).

Pergerakan bursa saham Amerika Serikat (AS) membayangi laju bursa Asia. Indeks saham Dow Jones sentuh level di atas 22.000 yang didorong penguatan saham Apple. Indeks saham S&P 500 naik 0,05 persen yang didukung kinerja keuangan perusahaan. Selain itu, harapan bank sentral AS akan lambat menaikkan suku bunga menjadi sentimen di bursa saham.

"Pasar saham kini didukung pertumbuhan keuntungan perusahaan. Ditambah ekonomi yang bertumbuh dan kebijakan suku bunga rendah," kata Mutsumi Kagawa, Chief Global Strategist Rakuten Securities.

Di pasar uang, euro ditransaksikan di kisaran US$ 1,18 usai sentuh level tertinggi US$ 1,19. Yen ditransaksikan di level tertinggi dalam 1,5 bulan di kisaran 109,92 yen. Harga minyak melemah 0,3 persen ke level US$ 52,22 per barel pada perdagangan Kamis pekan ini. Rifan Financindo.




Sumber : Liputan 6

Rabu, 02 Agustus 2017

Bursa Asia Terdongkrak Pelemahan Dolar AS


PT Rifan Financindo Surabaya - Bursa Asia bergerak menguat pada pembukaan perdagangan Rabu pekan ini. Penguatan tersebut usai keluarnya beberapa data ekonomi dari Eropa dan Amerika Serikat (AS).

Mengutip CNBC, Rabu (2/8/2017), Nikkei Jepang naik 0,47 persen di awal perdagangan. Indeks Kospi Korea Selatan juga naik tipis 0,16 persen didorong oleh saham-saham di sektor teknologi.

Di Australia, indeks S&P/ASX 200 juga mengalami penguatan moderat. Penguatan indeks acuan di Australia ini didorong oleh sektor kesehatan dan industri. Namun, sektor energi mengalami tekanan.

Di Amerika Serikat (AS), data belanja konsumen hanya naik 0,1 persen pada Juni kemarin. Sementara indeks manufaktur ISM berada di level 56,3 persen yang mencerminkan adanya perluasan aktivitas pabrik.

Dengan data-data tersebut, gerak dolar AS masih tertekan karena pelaku pasar melihat adanya gangguan rencana kenaikan suku bunga Bank Sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed). Sebelumnya, dolar AS juga tertekan karena ketidakpastian politik di Gedung Putih.

Di Eropa, dalam kajian beberapa lembaga menunjukkan adanya peningkatan perekonomian menuju ke level yang lebih sehat. Para ekonom memperkirakan pertumbuhan ekonomi di kuartal II naik 0,6 persen dibanding dengan kuartal sebelumnya yang ada di angka 2,1 persen.

Di sektor energi, harga minyak kembali tertekan karena kekhawatiran kenaikan pasokan dari para produsen minyak utama.

Harga minyak mentah Brent turun 0,52 persen menjadi US$ 51,51 per barel dan minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) turun 0,57 persen menjadi US$ 48,89 per barel. PT Rifan Financindo Surabaya.


Sumber : Liputan 6

Selasa, 01 Agustus 2017

Bursa Asia Bergerak Campuran karena Masalah di Gedung Putih






Rifanfinancindo - Bursa Asia bergerak campuran pada perdagangan Selasa pekan ini. Pelaku pasar sedang mencerna arah kebijakan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang sedang melakukan perubahan personil di Gedung Putih.


Mengutip CNBC, Selasa (1/8/2017), Indeks Nikkei Jepang, naik 0,18 persen sedangkan indeks Kospi Korea Selatan tergelincir 0,27 persen pada awal perdagangan. Di luar itu, indeks S&P/ASX 200 Australia naik 0,22 persen didorong oleh kekuatan sektor energi yang naik 0,45 persen.

Pelaku pasar sedang mencerna arah kebijakan dari Donald Trump. Dalam beberapa pekan ini Trump memang terus melakukan perombakan di Gedung Putih. Anthony Scaramucci dipecat oleh Presiden Donald Trump hanya setelah 10 hari diangkat sebagai Direktur Komunikasi Gedung Putih.

Selain itu, salah satu anggota kongres AS dari Demokrat sempat melontarkan cuitan bahwa Wakil Presiden AS, Mike Pence, tengah mempersiapkan dirinya saat pemakzulan terjadi kepada Donald Trump.

Sebelumnya, dua anggota kongres Demokrat, Al Green dan Brad Sherman, mengajukan upaya impeachment pertama melawan Trump pada 12 Juli 2017.

Mereka mengklaim, Trump menghalangi keadilan dengan memecat Direktur FBI James Comey dalam penyelidikannya atas campur tangan Rusia dalam pemilihan tersebut.

Di Jepang, beberapa laporan keuangan emiten menunjukkan kinerja yang cukup positif. Japan Airlines naik 2,38 persen di awal perdagangan setelah merevisi naik target pendapatan. Namun, berbeda Saham Panasonic dan mizuho Financial Group justru mengalami penurunan meskipun kinerja kedua perusahaan tersebut sesuai dengan perkiraan.

Di Australia, saham-saham sektor energi naik karena lonjakan harga minyak. Pada perdagangan kemarin, patokan minyak mentah Brent naik 0,3 persen menjadi US$ 52,65 per barel. Sementara minyak mentah AS mencapai posisi tertinggi dengan naik hampir 1 persen menjadi US$ 50,17 per barel. Rifanfinancindo Surabaya.


Sumber : Liputan 6

 
Disclaimer: Semua informasi yang tersedia dalam blog ini hanya bersifat informasi saja. Kami berusaha menyajikan informasi yang terbaik, akan tetapi kami tidak menjamin keakuratan dan kelengkapan dari semua informasi atau analisa yang tersedia. Kami tidak bertanggung jawab terhadap semua kerugian baik langsung maupun tidak langsung yang dialami oleh pembaca atau pihak lain akibat menggunakan informasi dari blog ini.

PT. Rifan Financindo Berjangka Surabaya
Wisma Bii Lt. 16 Jl. Pemuda 60-70 Surabaya 60271 Telp : 031-5349800(hunting), Fax : 031-5347800