English French German Spain Italian Dutch

Russian Brazil Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Rabu, 31 Oktober 2018

Euro Jatuh Ke Pertengahan 1.1300 Karena GDP Zona Euro Mengecewakan



Rifan Financindo - EUR/USD diperdagangkan dibawah 1.1400 tetapi tertahan dari siklus rendah di 1.1335. Ekonomi Itali mengalami stagnasi pada kuartal ketiga tahun 2018, lebih buruk daripada yang dipekirakan sebesar 0.1%. Secara tahunan, ekonomi Itali merosot dari 1.2% menjadi 0.8%. Data yang lemah ini juga merupakan implikasi dari pertikaian mengenai defisit budget. Itali tetap menjadi pusat perhatian dengan pertikaian antara Komisi Eropa dengan pemerintah Itali terus berlanjut.

Kanselir Jerman Angela Merkel mengumumkan dia tidak akan ikut bertanding pada kepemimpinan dari partainya pada bulan Desember tetapi dia akan tetap berada pada pos nya sampai pemilihan berikutnya yang akan jatuh tempo pada tahun 2021namun bisa lebih awal.

Baca Juga :


Sementara keprihatinan mengenai Itali dan politik di Jerman membebani matauang bersama, euro mendapatkan dukungan dari sentimen pasar yang membaik setelah Presiden AS Donald Trump menyatakan optimismenya akan mencapai kesepakatan yang besar dengan Presiden Cina Xi Jinping pada pertemuan tingkat tinggi G-20 yang akan diadakan pada bulan November. Naiknya kembali harga saham di pasar mendorong dolar AS dan yen Jepang turun terhadap semua mata uang lainnya.
EUR/USD menambah kerugiannya dan diperdagangkan disekitar 1.1350 dengan GDP zona Euro pada kuartal yang ketiga meleset dari yang diperkirakan.  Angka awal GDP cenderung memiliki pengaruh yang paling signifikan. Pada kuartal kedua, angka awal menunjukkan pertumbuhan sebesar 0.3% namun kemudian di revisi naik menjadi 0.4% dan blok ekonomi 19 negara ini bertumbuh 2.1% per tahun. Diperkirakan tingkat pertumbuhan yang sama bagusnya meskipun tidak luarbiasa akan keluar.

Data pendahuluan yang sementara GDP zona Euro yang dikeluarkan oleh kantor statistik Eropa Eurostat, menunjukkan tingkat pertumbuhan pada kuartal ketiga hanya sebesar 0.2%. Angka ini adalah angka pertumbuhan yang terendah dalam jangka waktu lebih dari empat tahun.

Para ekonom mengatakan bahwa dengan turunnya tingkat pertumbuhan kuartalan dari 0.4% di kuartal kedua menjadi 0.2% di kuartal ketiga akan membuat ECB tidak mungkin segera menaikkan tingkat bunganya.

Secara tehnikal, 1.1360 adalah titik terendah pada jam-jam terakhir dan menjadi “support” awal. Apabila turun terus, 1.1335 adalah “support” yang signifikan berikutnya. Terakhir adalah 1.1300 yang merupakan “support” kunci yang psikologis dan juga level terendah selama 2018. Arah sebaliknya akan berhadapan dengan 1.1415 sebagai “resistan” awal. Apabila lanjut akan berhadapan dengan “resistan” berikutnya di 1.1430 yang apabila masih berhasil dilewati akan bertemu dengan 1.1495. Rifan Financindo.


Sumber : Vibiznews

Selasa, 30 Oktober 2018

Dolar AS Kalahkan Euro; Prospek Ekonomi dan Politik Eropa Sentimen Bearish



PT Rifan Financindo - Dolar AS naik lebih tinggi terhadap Euro pada hari Senin, mendekati level tertinggi 10 minggu pekan lalu, di tengah berita Kanselir Jerman Angela Merkel tidak akan mengajukan diri kembali sebagai ketua partainya CDU.

Secara lebih luas, dolar meningkat dengan keuntungan baru-baru ini terhadap mata uang utama lainnya, didukung oleh data belanja konsumen AS yang kuat pada hari Senin.

Merkel mengatakan dia tidak akan mengajukan diri kembali sebagai ketua partai, sebagai akhir dari era 13-tahun di mana dia telah mendominasi politik Eropa.

Baca Juga :


Kekalahan Merkel di dalam negeri dapat membatasi kapasitasnya untuk memimpin di Uni Eropa pada saat ketika blok tersebut berurusan dengan Brexit dan krisis anggaran di Italia.

Merkel telah mendominasi di panggung Eropa sejak 2005, membantu memandu Uni Eropa melalui krisis zona euro dan membuka pintu Jerman untuk para migran yang melarikan diri dari perang di Timur Tengah pada tahun 2015 – sebuah langkah yang masih membagi blok dan Jerman.

Euro 0,15 persen lebih rendah terhadap dolar AS.

Indeks dolar, yang mengukur dolar AS terhadap sekeranjang enam mata uang utama, naik 0,25 persen, hanya sedikit mundur dari 10 minggu tertinggi pada Jumat. Dolar AS naik 0,28 persen terhadap yen Jepang, reklamasi beberapa penurunan harga pekan lalu.

Dolar telah terdorong oleh meningkatnya volatilitas di pasar modal yang dipicu oleh kekhawatiran tentang pendapatan perusahaan dan ketidakpastian geopolitik.

Data menunjukkan belanja konsumen AS naik untuk bulan ketujuh berturut-turut pada bulan September.

The Fed diperkirakan akan menaikkan suku bunga lagi pada bulan Desember.

Poundsterling merosot ke posisi terendah di atas dua bulan karena para pedagang bersiap untuk pidato anggaran tahunan menteri keuangan Inggris.

Sore nanti akan dirilis data GDP Growth Rate Q3 Flash Zona Eropa dan data Business Confidence Oktober Zona Eropa yang diindikasikan melemah.

Analyst Vibiz Research Center memperkirakan mata uang Dolar AS berpotensi unggul atas Euro dan Pundsterling, jika data ekonomi Zona Eropa terealisir menurun dan kebuntuan Brexit. PT Rifan Financindo.


Sumber : Vibiznews

Senin, 29 Oktober 2018

Dolar AS Akhir Pekan Melemah, Bagaimana Prospek Minggu Ini?



Rifanfinancindo - Dolar AS melemah mengikuti bursa Wall Street pada akhir pekan hari Jumat, jatuh dari level tertinggi dua bulan sebelumnya.

Saham AS turun dari posisi terendah Jumat malam, tetapi tetap turun untuk hari itu, karena kekhawatiran tentang banyak proyeksi pendapatan yang mengecewakan, menunjukkan bagaimana tarif, kenaikan upah dan biaya pinjaman yang lebih tinggi serta kegugupan atas peristiwa geopolitik merugikan perusahaan.

Indeks dolar AS jatuh sebanyak 0,57 persen terhadap sekeranjang enam saingan saat Wall Street merosot, terakhir di 96,32. Langkah itu mengakhiri penurunan beruntun bagi euro, yang telah jatuh 1,85 persen bulan ini karena pesimisme tentang pembicaraan anggaran Italia – dan ketakutan penularan di seluruh blok. Terhadap euro, dolar jatuh sebanyak 0,71 persen, terakhir di $ 1,1414.

Baca juga :


Mata uang safe-haven bergerak secara pararel dengan saham AS. Dalam perdagangan sore yen Jepang naik untuk hari itu, tetapi karena saham pulih, yen telah menelusuri kembali hampir semua kenaikan yang telah dilakukan pada penurunan dolar awal. Langkah di Swiss franc adalah serupa, melemah di sore hari setelah naik ke level tertinggi sejak 20 Agustus pagi.

Ekonomi AS melambat kurang dari yang diharapkan pada kuartal ketiga, Departemen Perdagangan melaporkan, sebagai belanja konsumen terkuat dalam hampir empat tahun dan lonjakan investasi persediaan mengimbangi penurunan terkait ekspor kedelai.

Pertukaran tarif antara Amerika Serikat dan China telah mengangkat nilai dolar, yang berfungsi sebagai safe haven di saat gejolak geopolitik. Meskipun mata uang yang kuat menguntungkan aset AS, namun juga meningkatkan biaya impor dan ekspor, yang dapat memperlambat pertumbuhan.

Laporan GDP juga menunjukkan indeks inflasi pilihan Fed, indeks pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) tidak termasuk makanan dan energi, meleset dari ekspektasi setelah naik 1,6 persen pada kuartal ketiga. Indeks harga PCE inti naik pada laju 2,1 persen pada periode April-Juni.

Data inflasi yang lembut juga mendorong dolar. Meskipun pertumbuhan inflasi yang kuat, mungkin memberikan Federal Reserve alasan untuk menghentikan siklus kenaikan suku bunga pada pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal pada bulan Desember.

Analyst Vibiz Research Center memperkirakan dolar AS akan bergerak lemah mengikuti pelemahan Wall Street. Mata uang safe haven berpotensi naik dengan kelemahan Wall Street dapat mempengaruhi bursa saham global.

Untuk minggu ini pergerakan dolar AS juga akan mencermati data ekonomi AS dan juga data ekonomi negara-negara rivalnya.

Data ekonomi AS :
  • Personal Income dan Personal Spending September AS pada Senin malam yang diindikasikan stabil.
  • Data ADP Employment Change Oktober AS pada Rabu malam yang diindikasikan melemah.
  • Data ISM Manufacturing PMI AS Oktober pada Kamis malam yang diindiksikan menurun.
  • Data Balance of Trade AS September yang diindikasikan defisit melebar.
  • Data Non Farm Payroll AS Oktober yang diindikasikan meningkat.
  • Data Unemployment Rate AS Oktober yang diindikasikan meningkat.
  • Dari data ekonomi yang mixed tersebut dapat membuat pergerakan dolar AS juga mixed, dipengaruhi juga dengan hasil data ekonomi negara-negara saingannya seperti Zona Eropa, Inggris, juga Jepang. Rifanfinancindo.


Sumber : Vibiznews

Jumat, 26 Oktober 2018

Rupiah Jumat Melemah ke Rp15.215/USD; Dollar di Asia Masih Menanjak oleh Depresiasi Euro



Rifan Financindo - Dalam pergerakan pasar uang Jumat siang ini (26/10), nilai tukar rupiah terpantau melemah lagi, sementara dollar AS menguat perlahan di pasar Asia melanjutkan tren kenaikan di sesi keuangan global sebelumnya. Rupiah terhadap dollar AS siang ini melemah 0,2% ke level Rp 15.215 dibandingkan posisi penutupan perdagangan sebelumnya di Rp 15.175.

Analis Vibiznews melihat untuk hari ini perdagangan rupiah vs dollar dibuka melemah di Rp 15.200, kemudian bergerak sempat menguat sampai ke Rp15.184, dan terakhir menjelang siang ini WIB terlihat di posisi Rp 15.215. Melemahnya rupiah terjadi sejalan dengan dollar di pasar uang Asia yang beringsut naik setelah menguat di pasar AS terdongkrak melemahnya euro di dua bulan terendahnya.



Baca juga :

Indeks dollar, yang mengukur dollar terhadap keranjang enam mata uang saingan utamanya, siang hari WIB ini menanjak ke level 96,65 dibandingkan level penutupan sesi sebelumnya di 96,59.

Sementara itu, IHSG hari Jumat siang ini, di sesi pertama, rebound tipis dengan menguat 0,05% atau 2,935 poin ke level 5.757,900, sedangkan bursa saham kawasan Asia masih banyak yang beredar di zona merah oleh ketidakpastian pasar.

Dollar AS terhadap rupiah siang ini terlihat menguat sementara dollar di pasar Asia juga mengalami kenaikan perlahan setelah menanjak oleh tergerusnya mata uang euro ke level dua bulan terendahnya. Kisaran rupiah minggu ini masih pada kisaran sempit selama 3 minggu terakhir pada Rp15140 – Rp15265 terhadap dollar AS. Rifan Financindo.


Sumber : Vibzinews

Kamis, 25 Oktober 2018

Dolar AS Kalahkan Euro dan Poundsterling



PT Rifan Financindo - Dolar AS menguat terhadap Euro pada hari Rabu ke posisi terkuat sejak 20 Agustus setelah data buruk pertumbuhan bisnis Eropa dapat menekan pertumbuhan ekonomi di zona Eropa.

Pertumbuhan bisnis zona Eropa melambat lebih dari yang diharapkan bulan ini, survei Purchasing Managers Index (PMI) yang dipantau secara luas menunjukkan. Pertumbuhan bisnis Jerman turun ke level terendah dalam lebih dari tiga tahun, dan manufaktur di Prancis mencapai terendah 25-bulan, menurut survei lainnya.

Pasar juga prihatin tentang perang perdagangan AS-China yang meningkat, perselisihan utang yang memanas di Italia dan prospek pengetatan kondisi keuangan. Terhadap dolar, euro jatuh sebanyak 0,74 persen, menembus di bawah level $ 1,14 dan menuju kerugian harian terbesar sejak akhir September.

Baca juga :
  
Kelemahan dalam mata uang tunggal mendukung indeks dolar, yang naik 0,49 persen terhadap sekeranjang enam mata uang pesaing ke 96,351.

Euro juga turun 0,5 persen terhadap franc Swiss menjadi 1,1354 franc, terendah dua minggu.

Bank Sentral Eropa mengadakan pertemuan kebijakan moneter pada Kamis, dan investor akan mencari komentar tentang perselisihan mendalam antara Uni Eropa dan Italia atas anggaran Roma.

Dolar Kanada turun lebih awal pada Rabu pagi setelah bank sentral negara menaikkan suku bunga seperti yang diharapkan dan mengatakan kenaikan lebih lanjut akan diperlukan untuk menjaga inflasi. Loonie menelusuri kembali beberapa kerugiannya dengan perdagangan sore.

Bank of Canada – yang sekarang telah menaikkan suku bunga lima kali sejak Juli 2017 karena ekonomi menguat – mengubah bahasa standarnya pada kenaikan di masa depan, menurunkan referensi sebelumnya ke langkah pengetatan bertahap.

Sterling turun 0,81 persen menjadi $ 1,2877 di tengah mengintensifkan kekhawatiran tentang apakah Inggris dapat mencapai kesepakatan Brexit.

Analyst Vibiz Research Center memperkirakan mata uang Dolar AS berpotensi naik dengan melemahnya Euro akibat buruknya data ekonomi. PT Rifan Financindo.


Sumber : Vibiznews

Rabu, 24 Oktober 2018

Rupiah Rabu Melemah Tipis ke Rp15.187/USD; Dollar Asia Flat oleh Merosotnya Pasar Saham



Rifanfinancindo - Dalam pergerakan pasar uang Rabu menjelang siang ini (24/10), nilai tukar rupiah terpantau melemah kembali, sementara dollar AS terlihat agak flat di pasar Asia setelah terkoreksi di sesi keuangan global sebelumnya. Rupiah terhadap dollar AS hari ini melemah ke level Rp 15.187 dibandingkan posisi penutupan perdagangan sebelumnya di Rp 15.180.

Analis Vibiznews melihat untuk hari ini perdagangan rupiah vs dollar dibuka melemah di Rp 15.200, kemudian bergerak menguat sampai ke Rp15.175, dan terakhir menjelang siang ini WIB terlihat di posisi Rp 15.187. Melemahnya rupiah terjadi sementara dollar di pasar uang Asia yang mendatar setelah terkoreksi di pasar AS karena permintaan aset safe haven bergeser ke yen Jepang.



Baca juga :

Indeks dollar, yang mengukur dollar terhadap keranjang enam mata uang saingan utamanya, pagi dan siang hari WIB ini flat di level 95,92 dibandingkan level penutupan sesi sebelumnya di 95,92 juga.

Sementara itu, IHSG hari Rabu ini, di sesi pertama, nyaris flat dengan menguat terbatas 0,05% atau 4,08 poin ke level 5.800,540, sementara bursa saham kawasan Asia agak mixed dengan banyak yang melemah oleh merosotnya lagi bursa Wall Street.

Dollar AS terhadap rupiah siang ini terlihat menguat perlahan sesuai dengan dollar di pasar Asia yang sempat menanjak perlahan secara teknikal setelah terkoreksi oleh gejolak di pasar saham. Kisaran rupiah minggu ini pada Rp14880 – Rp15265 terhadap dollar AS. Rifanfinancindo.


Sumber : Vibiznews

Selasa, 23 Oktober 2018

Horas! RFB Edukasi Loco Gold di Medan



Rifan Financindo - Industri Perdagangan Berjangka Komoditi terus berkembang dan bertumbuh setiap tahunnya. Hal ini tak lepas dari meningkatnya pemahaman masyarakat terhadap produk investasi di PBK. Untuk itu, melanjutkan komitmen dalam mengedukasi tanpa henti, PT Rifan Financindo Berjangka (RFB) kembali menyelenggarakan edukasi kepada rekan-rekan jurnalis yang kali ini di selenggarakan di RFB Medan pada Sabtu, 20 Oktober 2018.

Hadir sebagai pembicara yaitu, Pimpinan Cabang RFB Medan, Sonya Kadarmanik dan Wakil Pialang Berjangka,  Jose S. Sinaga. Total peserta yang mengikuti edukasi ini mencapai 31 jurnalis dari 30 media. Dalam paparannya, Sonya menjelaskan bagaimana investasi loco gold bisa lebih menguntungkan dari investasi emas konvensional.  Sementara Jose lebih mengambil bagian penjelasan mengenai sejarah perkembangkan loco gold  dan mekanisme berinvestasi di produk derivatif ini.

Baca juga :
Sonya menjelaskan bahwa loco gold  termasuk salah satu produk unggulan di RFB karena nilanya yang cenderung lebih stabil dan investasi emas sejak lama dikenal aman.

Selain pemaparan materi, acara training yang berlangsung selama hampir 3 jam ini diisi oleh  tanya jawab. Ketertarikan para peserta nampak dari banyaknya pertanyaan seputar risiko dan keuntungan investasi loco gold   dalam factor-faktor tertentu. Beberapa pertanyaan lain juga muncul seperti perbedaan investasi di pasar modal dengan pasar komoditi berjangka serta karakteristik nasabah di RFB.

Tepat pukul 13.30 WIB, acara dilanjutkan dengan pemaparan sekilas kinerja RFB Medan. Sepanjang kuartal III tahun ini, Sonya mengungkapkan bahwa RFB Medan mencatat pertumbuhan positif dari sisi volume transaksi yang meningkat 95,29% menjadi 64,715 lot. Sementara untuk pertumbuhan nasabah baru juga mengalami kenaikan selama periode hingga akhir September 2018 menjadi 201 nasabah baru dibandingkan tahun lalu pada periode yang sama sebanyak 128 nasabah baru.

Kegiatan edukasi ditutup dengan makan siang dan games berhadiah. Tiga pemenang yang beruntung dalam mengikuti games ini antara lain dari Harian Medan Bisnis, Jawapos dan  Bisnis Indonesia. Sebelumnya Sonya menyampaikan bahwa kegiatan edukasi seperti ini akan dilakukan secara berkelanjutan. Dengan harapan, dimulai dari rekan-rekan media yang semakin memahami tentang produk di industri PBK maka masyarakat pun akan lebih banyak yang tertarik untuk mengenal dan berinvestasi di produk derivatif berjangka nantinya. Rifan Financindo.



Dokumentasi :








Senin, 22 Oktober 2018

Bursa Asia Awal Pekan Bergerak Lemah



PT Rifan Financindo - Bursa Asia bergerak lemah pada perdagangan awal pekan Senin pagi (22/10).

Di Jepang, indeks Nikkei 225 turun 1,05 persen sementara indeks Topix turun 1 persen.

Indeks Kospi Korea Selatan turun 0,71 persen.

Indeks Australia ASX 200 menelusuri kembali beberapa kerugian sebelumnya tetapi masih diperdagangkan turun 0,62 persen di tengah ketidakpastian baru dalam prospek politik negara itu. Sebagian besar sektor diperdagangkan lebih rendah, dengan subindex keuangan turun 0,59 persen sementara sektor energi dan material menurun masing-masing 0,45 persen dan 0,73 persen.

Baca juga :
Perdana Menteri Australia Scott Morrison akan bertemu dengan anggota parlemen independen pada Senin pagi untuk mencoba dan menopang dukungan bagi pemerintahnya, menurut Reuters.

Partai Liberal yang berkuasa melihat ayunan 20 persen terhadapnya pada pemilihan sela yang krusial di Sydney dan siap untuk kehilangan kursi mayoritas parlemennya, kata news wire. Itu akan membuat pemerintah Morrison bergantung pada dukungan lima anggota parlemen independen untuk bertahan hidup.

Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bursa Asia untuk perdagangan selanjutnya akan mencari sentimen yang dapat menggerakkan pasar seperti pergerakan mata uang dan minyak, mengingat belum adanya data ekonomi kawasan Asia dan global yang muncul pagi ini yang dapat mempengaruhi pasar. PT Rifan Financindo.


Sumber : Vibiznews

Jumat, 19 Oktober 2018

Dolar AS Naik Tertinggi 1 Minggu



Rifanfinancindo - Dolar AS naik ke level tertinggi satu minggu pada hari Kamis setelah indikasi Federal Reserve akan terus menaikkan suku bunga hingga 2019 menekan pasar global.

Risalah pertemuan 25-26 September Federal Reserve menunjukkan semua pembuat kebijakan Fed mendukung kenaikan suku bunga bulan lalu dan juga pada umumnya setuju bahwa suku bunga akan meningkat lebih lanjut.

Itu memperkuat harapan bahwa hasil AS akan meningkat lebih lanjut meskipun pandangan Presiden AS Donald Trump bahwa the Fed terlalu ketat.


Baca juga :

Dolar AS melambung pada hari Kamis. Terhadap sekeranjang pesaingnya, dolar menguat untuk hari ketiga berturut-turut, naik 0,2 persen pada 95,78. Itu membatasi keuntungan pasar berkembang.

Euro berpindah tangan pada $ 1,1518, bertahan stabil terhadap dolar AS, setelah kehilangan 0,65 persen pada hari Rabu. Euro telah kehilangan di bawah 3 persen dari nilainya terhadap dolar selama tiga minggu terakhir.

Mata uang utama telah menunjukkan reaksi terbatas setelah pemerintah AS pada Rabu malam menahan diri dari penamaan China sebagai manipulator mata uang.

Dalam laporan mata uang semi-tahunannya, Departemen Keuangan AS mengatakan depresiasi mata uang yuan China baru-baru ini kemungkinan akan memperburuk defisit perdagangan AS, tetapi pejabat AS menemukan Beijing tampaknya melakukan sedikit untuk langsung campur tangan dalam nilai mata uang.

Yuan turun 0,2 persen menjadi 6,9424 per dolar dalam perdagangan luar negeri, tidak jauh dari level terendah 1,5 tahun di 6,9587 yang dicapai pada bulan Agustus.

Di Eropa, pertemuan puncak para pemimpin Uni Eropa dengan Perdana Menteri Inggris Theresa May menghasilkan sedikit kemajuan nyata pada kesepakatan Brexit yang dinegosiasikan antara Inggris dan blok tersebut.

Sterling berubah positif pada hari Kamis setelah May menegaskan dia terbuka untuk membahas perpanjangan periode transisi setelah Brexit.

Analyst Vibiz Research Center memperkirakan Dolar AS berpotensi naik setelah rilis risalah pertemuan The Fed mengindikasikan kenaikan lanjutan dalam suku bunga AS. Rifanfinancindo.


Sumber : Vibiznews

Kamis, 18 Oktober 2018

Investor Khawatir The Fed Agresif Bikin Wall Street Melemah

Rifan Financindo - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street melemah usai bank sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed) sepakat menaikkan suku bunga sehingga berdampak terhadap bunga pinjaman. Hal tersebut berdasarkan rilis hasil pertemuan the Fed pada September.
Pada penutupan perdagangan saham Rabu (Kamis pagi WIB), indeks saham Dow Jones melemah 91,74 poin atau 0,36 persen ke posisi 25.706,68. Indeks saham S&P 500 tergelincir 0,71 poin atau 0,03 persen ke posisi 2.809,21. Indeks saham Nasdaq turun tipis 2,79 poin atau 0,04 persen ke posisi 7.642,70.

Indeks saham acuan S&P 500 bergerak di dua zona usai the Fed rilis hasil pertemuan pada September. Menyanggah kritik tajam dari Presiden AS Donald Trump, pejabat the Fed menunjukkan kesepakatan kenaikan suku bunga acuan pada September.

Baca juga :


Selain itu, kenaikan suku bunga secara bertahap sebagai antisipasi tumbuhnya ekonomi, pasar tenaga kerja yang menguat dan inflasi.

"Dalam beberapa tahun ini cenderung dovish.  Pada pertemuan sekarang lebih hawkish dari yang dipikirkan investor," ujar Chief Investment Officer Commonwealth Financial Network, Brad McMillan, seperti dikutip dari laman Reuters, Kamis (18/10/2018).

Indeks saham S&P 500 baru saja pulih usai melemah pada pekan lalu. Saat itu menandai penurunan terbesar di wall street sejak Maret karena investor khawatir tentang kenaikan suku bunga.

4 Sektor Saham Menguat
McMillan menuturkan, prospek dari the Fed yang lebih hawkish atau agresif memperburuk kekhawatiran investor di wall street terhadap ketidakpastian mulai dari perang dagang AS-China dan pasar properti melemah.

"Pasar benar-benar tidak tahu apa yang harus dipikirkan saat ini. Itu sebabnya kami melihat perubahan ini. Dengan suku bunga lebih tinggi, ada sedikit bantalan untuk memutuskan ketidakpastian itu," kata dia.

Dari 11 sektor saham utama di indeks S&P, hanya empat yang menguat. Sektor saham keuangan naik 0,9 persen, dan bukukan kenaikan terbesar. Sedangkan sektor saham material melemah 0,8 persen.

Saham Home Depot melemah 4,3 persen. Sedangkan indeks PHLX Housing susut 1,87 persen. Saham Netflix menguat 5,3 persen usai ada laporan jumlah pelanggan bertambah. Saham lainnya yang menguat yaitu saham United Airlines Inc naik 5,95 persen.

Volume perdagangan saham di wall street tercatat 7,08 miliar saham dibandingkan rata-rata 20 harian sekitar 7,9 miliar saham. Rifan Financindo.


Sumber : Liputan 6

Rabu, 17 Oktober 2018

Kekhawatiran Perang Dagang dan Suku Bunga Bebani Wall Street

Perdagangan Saham dan Bursa

PT Rifan Financindo - Wall Street ditutup melemah karena investor khawatir dengan rencana kenaikan suku bunga The Fed kembali terjadi. Investor juga bersiap menghadapi perang perdagangan bakal memukul laba perusahaan sehari menjelang musim laporan keuangan triwulanan.

Melansir laman Reuters, indeks Dow Jones Industrial Average turun 545,91 poin, atau 2,13 persen, menjadi 25.052,83. Sementara indeks S&P 500 kehilangan 57,31 poin, atau 2,06 persen, menjadi 2,728.37 dan Nasdaq Composite turun 92,99 poin, atau 1,25 persen, menjadi 7.329,06.



Untuk penurunan hari keenam berturut-turut, indeks S&P ditutup melemah 2,1 persen setelah turun 3 persen pada Rabu. Indeks berada pasa sesi rendahnya dengan turun 2,7 persen ke level terendah sejak awal Juli.

Baca juga :

Wall Street kali ini dibayangi investor yang khawatir jika pasar ekuitas akan kembali pulih seiring kenaikan suku bunga. Juga, dipicu tentang ketidakpastian seberapa besar pertumbuhan laba perusahaan akan terdampak perang dagang AS dengan China.

"Orang-orang takut bahwa akan lebih sulit menghadapi ini jika kami melihat berdasarkan siklus penghasilan tertinggi," kata Michael O’Rourke, Kepala Strategi Pasar JonesTrading di Greenwich, Connecticut.

Di pasar, sektor energi, tertekan oleh penurunan harga minyak. Sektor ini turun 3,1 persen seiring penurunan harga minyak yang mencapai posisi terendah dalam dua minggu. Ini setelah munculnya laporan tentang perkiraan persediaan minyak mentah AS yang lebih besar.

Adapun sektor keuangan turun 2,9 persen. Penurunan dipicu melemahnya saham perbankan sebesar 2,7 persen, sehari sebelum tiga bank terbesar melaporkan hasil kuartalannya.

Sementara perusahaan asuransi menjadi pecundang terbesar di sektor keuangan sehari setelah Badai kuat Michael menghantam Florida.

Tercatat, 11 sektor utama pada indeks S & P berakhir memerah dan hanya sektor layanan komunikasi yang turun kurang dari 1 persen. Sektor teknologi, juga ditutup turun 1,3 persen.

Selain soal ekuitas, investor masih menghadapi lautan kekhawatiran, termasuk ketidakpastian menjelang pemilihan Kongres jangka menengah AS pada 6 November, dan komentar hawkish dari pejabat Federal Reserve AS.

Volume perdagangan di bursa AS kali ini mencapai 11,44 miliar saham, level tertinggi sejak Februari dan dibandingkan dengan rata-rata 7,65 miliar saham untuk sesi penuh selama 20 hari perdagangan terakhir. Rifan Financindo.


Sumber : Liputan 6

Selasa, 16 Oktober 2018

Dolar AS Turun; Penjualan Ritel AS Dibawah Ekspektasi



Rifanfinancindo - Dolar AS merosot pada hari Senin setelah data penjualan ritel untuk September meleset dari ekspektasi para ekonom, dan imbal hasil Treasury AS mengalami konsolidasi setelah pekan lalu mencapai level tertinggi dalam tujuh tahun.

Penjualan ritel AS tidak berubah pada bulan September karena rebound dalam pembelian kendaraan bermotor diimbangi oleh penurunan belanja terbesar di restoran dan bar dalam hampir dua tahun. Penjualan ritel naik tipis hanya 0,1 persen dalam sebulan. Ekonom yang disurvei oleh Reuters telah memperkirakan peningkatan 0,6 persen.

Data pekan lalu menunjukkan bahwa harga konsumen AS naik kurang dari yang diharapkan pada bulan September, ditahan oleh kenaikan lebih lambat dalam biaya sewa dan penurunan harga energi, karena tekanan inflasi yang mendasari tampaknya menjadi dingin.

Baca juga :

Hasil Treasury 10-tahun yang lebih tinggi, yang pada Selasa melesat menjadi 3,26 persen, membantu meningkatkan dolar AS pekan lalu. Dengan imbal hasil sekarang telah turun ke 3,15 persen, investor mencari dorongan segar untuk pembelian dolar.

Mata uang safe haven yen Jepang dan franc Swiss menguat pada hari Senin karena saham Eropa jatuh ke posisi terendah 22-bulan, dengan meningkatnya ketegangan antara kekuatan Barat dan Arab Saudi menambah kekhawatiran yang merosotnya saham global pekan lalu.

Arab Saudi telah berada di bawah tekanan sejak seorang wartawan terkemuka Arab Jamal Khashoggi, seorang kritikus Riyadh dan seorang warga AS, menghilang pada 2 Oktober setelah mengunjungi konsulat Saudi di Istanbul.

Kanselir partai Bavarian Angela Merkel juga mengatakan pada hari Senin akan kembali stabilitas politik di Berlin setelah menderita kerugian besar dalam pemilihan regional yang musuh-musuh sayap kanan mereka sebut sebagai “gempa bumi” yang akan mengguncang pemerintah koalisi.

Malam nanti akan dirilis data Produksi Industri September AS dan Manufacturing Production September AS yang diindikasikan menurun. Juga data JOLTs Job Openings Agustus AS yang diindikasikan naik tipis.

Analyst Vibiz Research Center memperkirakan mata uang dolar AS bergerak lemah dengan data eknomi yang dibawah perkiraan. Juga jika malam nanti rilis data ekonomi AS kembali lemah, akan menekan dolar AS. Rifanfinancindo.


Sumber : Liputan 6

 
Disclaimer: Semua informasi yang tersedia dalam blog ini hanya bersifat informasi saja. Kami berusaha menyajikan informasi yang terbaik, akan tetapi kami tidak menjamin keakuratan dan kelengkapan dari semua informasi atau analisa yang tersedia. Kami tidak bertanggung jawab terhadap semua kerugian baik langsung maupun tidak langsung yang dialami oleh pembaca atau pihak lain akibat menggunakan informasi dari blog ini.

PT. Rifan Financindo Berjangka Surabaya
Wisma Bii Lt. 16 Jl. Pemuda 60-70 Surabaya 60271 Telp : 031-5349800(hunting), Fax : 031-5347800