Surabaya - Institut Teknologi Sepuluh November (ITS)
Surabaya memastikan diri untuk unjuk gigi pada ajang internasional World
Solar Challenge 2013 di Australia. Seperti apa modelnya?
"Untuk generasi yang ini hampir pasti berangkat. Karena semua persiapan sudah diseleseikan. Kami tinggal test drive saja," ujar dosen pembimbing tim ITS, Nur Yuniarto saat launching mobil sapu angin di gedung rektorat ITS, Sabtu (24/8/13).
Mobil yang diberi nama Widya Wahana Sapu Angin ini merupakan generasi keempat mobil tenaga surya yang dilahirkan oleh tim ITS.
Sebelumnya telah ada Widya Wahana 1, Widya Wahana 2, dan Widya Wahana 3 yang juga disiapkan untuk ajang yang dihelat dua tahun sekali itu. Namun ketiganya batal berangkat karena kendala biaya.
Hal istimewa lainnya, Widya Wahana Sapu Angin ini merupakan satu-satunya wakil dari Indonesia yang akan berlaga di ajang yang akan dihelat pada 6-13 Oktober mendatang.
Tak main-main, lawan yang akan dihadapi oleh ITS adalah tim-tim dari universitas-universitas terkemuka dunia. Menurut Nur, lawan terberatnya adalah tim dari Universitas Tokai Jepang,
"Tahun 2011 kemarin Tokai University jadi juara pertama, kemudian, TU delft Belanda, dan Michigan. Itu para pesaing-pesaing yang berat untuk kami," imbuh Nur.
Dosen Jurusan Teknik Mesin ITS ini memaparkan, proyek pembuatan mobil surya ini menyerap dana yang tidak sedikit. Soalnya, komponen mobil yang digunakan merupakan kualitas terbaik yang ada di pasaran.
"Dana Rp 700 juta yang terserap, sebagian besar digunakan untuk membeli sel surya dan motor," terangnya.
Sel surya yang digunakan memiliki efisiensi yang tinggi sakitar 22,5%. Selain itu, Sapu Angin Surya ini juga dilengkapi oleh baterai berdaya simpan hingga 5KW.
"Kalau kecepatannya, diperkirakan bisa mencapai 100 kilometer per jam," papar Nur.
“Untuk itu, kami cukup yakin mobil ini bisa memenuhi target mencapai finish pada perlombaan nanti,” tegas Nur optimistis.
"Untuk generasi yang ini hampir pasti berangkat. Karena semua persiapan sudah diseleseikan. Kami tinggal test drive saja," ujar dosen pembimbing tim ITS, Nur Yuniarto saat launching mobil sapu angin di gedung rektorat ITS, Sabtu (24/8/13).
Mobil yang diberi nama Widya Wahana Sapu Angin ini merupakan generasi keempat mobil tenaga surya yang dilahirkan oleh tim ITS.
Sebelumnya telah ada Widya Wahana 1, Widya Wahana 2, dan Widya Wahana 3 yang juga disiapkan untuk ajang yang dihelat dua tahun sekali itu. Namun ketiganya batal berangkat karena kendala biaya.
Hal istimewa lainnya, Widya Wahana Sapu Angin ini merupakan satu-satunya wakil dari Indonesia yang akan berlaga di ajang yang akan dihelat pada 6-13 Oktober mendatang.
Tak main-main, lawan yang akan dihadapi oleh ITS adalah tim-tim dari universitas-universitas terkemuka dunia. Menurut Nur, lawan terberatnya adalah tim dari Universitas Tokai Jepang,
"Tahun 2011 kemarin Tokai University jadi juara pertama, kemudian, TU delft Belanda, dan Michigan. Itu para pesaing-pesaing yang berat untuk kami," imbuh Nur.
Dosen Jurusan Teknik Mesin ITS ini memaparkan, proyek pembuatan mobil surya ini menyerap dana yang tidak sedikit. Soalnya, komponen mobil yang digunakan merupakan kualitas terbaik yang ada di pasaran.
"Dana Rp 700 juta yang terserap, sebagian besar digunakan untuk membeli sel surya dan motor," terangnya.
Sel surya yang digunakan memiliki efisiensi yang tinggi sakitar 22,5%. Selain itu, Sapu Angin Surya ini juga dilengkapi oleh baterai berdaya simpan hingga 5KW.
"Kalau kecepatannya, diperkirakan bisa mencapai 100 kilometer per jam," papar Nur.
“Untuk itu, kami cukup yakin mobil ini bisa memenuhi target mencapai finish pada perlombaan nanti,” tegas Nur optimistis.
Sumber : Detik oto
0 komentar :
Posting Komentar