PT. Rifan Financindo Berjangka, Pasar emas bisa memiliki potensi yang
tidak terbatas dengan kabar-kabar yang buruk tidak bisa menurunkan harga
emas, menurut sebagian analis.
Metal kuning mengakhiri minggu lalu di
teritori yang positip, mengakhiri kerugian dua minggu berturut, dengan
harga emas diperdagangkan di level tertinggi sejak bulan Juli 2012.
Emas berjangka Comex di bulan Desember terakhir di perdagangkan di $1,357.60 per ons naik 2.6% selama seminggu.
Perak berjangka Comex di bulan September terakhir diperdagangkan di $20.350 per ons, naik 4.4% selama seminggu.
Kenaikan harga emas terjadi setelah
keputusan kebijakan moneter dua bank sentral utama dunia. Hari Rabu,
emas mengalami rally ke ketinggian di sesi hari itu meskipun Federal
Reserve AS mengeluarkan nada yang optimis di dalam pernyataan kebijakan
moneternya. Komite Federal Reserve mengatakan bahwa resiko jangka pendek
terhadap outlook ekonomi telah berkurang.
Reaksi emas mengejutkan dengan sebagian
analis mengatakan bahwa para trader melompat ke emas karena mereka tidak
percaya terhadap optimisme dari the Fed dan berpikir hanya soal waktu
sebelum bank-bank sentral memperkenalkan labih banyak langkah-langkah
stimulus.
Dalam kondisi lingkungan seperti ini, sentimen yang positip diperkirakan akan naik.
Adam Button, ahli strategi matauang di
Forexlive.com mengatakan, “Jika anda memerlukan alasan untuk tidak
menjual emas pada minggu ini, alasannya adalah: Ketika pasar tidak jatuh
padahal ada berita buruk, maka dia pasti akan naik lebih tinggi.
Sementara ada banyak alasan
Pada hari Jumat, harga emas menyentuh
ketinggian selama dua minggu setelah Bank of Japan mengeluarkan
langkah-langkah stimulus yang kurang daripada yang diharapkan. Bank
sentral Jepang ini mengumumkan bahwa bank akan meningkatkan pembelian
dari ETF dengan kecepatan menjadi ¥6 trillion yen dari sekitar ¥3.3
trillion yen, sebelumnya sehingga menaikkan “exposure” terhadap resiko
pasar saham. Namun, banyak partisipan pasar yang mengharapkan tindakan
yang lebih agresif, termasuk perkenalan terhadap “helicopter money”
dimana bank sentral akan memberikan uang secara langsung kepada konsumen
Jepang.
Wall Street dan Main Street dua-duanya
bullish terhadap emas minggu ini, khususnya setelah laporan mengenai
pertumbuhan GDP AS yang lebih rendah daripada yang diperkirakan yang
dirilis pada hari Jumat.
Dari 19 analis dan trader yang mengambil
bagian di survei Wall Street, 16 atau 84%, memandang emas akan naik
minggu ini. 2 atau 11% memperkirakan turun, sementara hanya 1 atau 5%
yang netral.
Dari 1.008 partisipan Main Street yang
mengambil bagian di survei online, 691 responden atau 69% berkata mereka
“bullish” terhadap emas minggu ini, sementara 200 atau 20% “bearish”.
117 atau 12% netral.
Minggu lalu baik Wall Street maupun Main
Street memandang emas akan naik dan mereka benar. Emas bulan Desember di
Comex naik $24.70 atau 1.9% selama seminggu menjadi $1,356.20 per ons.
Mereka yang berpandangan “bullish” untuk emas dalam minggu ini lebih besar dari pada yang biasanya.
Jim Wyckoff, senior analisa tehnikal di
Kitco News mengatakan,”Kenaikan harga emas mendapatkan momentum tehnikal
dalam jangka pendek.”
Kevin Grady, presiden Phoenix Futures and
Options LLC, juga melihat emas akan menguat. Wall Street’s bullish vote
for next week is by a larger margin than normal. “Angka GDP 1.2% di
kuartal kedua keluar dengan tidak terlalu baik, kemungkinan kenaikan
tingkat bunga selama tahun 2016 adalah sangat rendah. Ini merupakan
pijakan bagi harga emas.”
Bob Haberkorn, broker komoditi senior di
RJO Futures melihat harga emas bisa naik lebih tinggi setelah data
ekonomi AS belakangan ini yang melemah. PT. Rifan Financindo Berjangka.
Sumber : Vibiznews
0 komentar :
Posting Komentar