Campur tangan pemerintah
Institusi dan perusahaan
keuangan global sangat berperan dalam menentukan pergerakan pasar forex.
Merekalah yang memberikan fasilitas pada pasar keuangan dunia. Namun
dalam menentukan arah pergerakan pasar forex, hendaknya selalu diingat
bahwa pengaruh kebijakan moneter pemerintah sangat besar. Dalam hal ini
pergerakan pasar saham bukanlah indikator awal (leading indicator) bagi
pasar forex.
Nilai
mata uang ditentukan oleh tingkat permintaan dan penawaran yang sangat
dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah dalam menentukan suku bunga dan
kebijakan lainnya, semisal quantitative easing
dan lain sebagainya. Menggunakan pergerakan pasar saham sebagai
indikator awal bagi pasar forex adalah kurang tepat pada saat pemerintah
bisa mempengaruhi kuat lemahnya suatu nilai mata uang.
Dalam
kenyataannya, memprediksi arah pergerakan nilai mata uang hanya dengan
melihat arah pergerakan pasar saham, atau indeks harga saham, bukanlah
cara yang bijaksana. Peran pemerintah dalam hal ini lebih berpengaruh.
Neraca pembayaran pemerintah, kebijakan moneter dan suku bunga bank
sentral jauh lebih berperan. Kita bisa melihat contoh yang terjadi
beberapa tahun belakangan ini di Amerika Serikat.
Sebagai
akibat dari krisis keuangan tahun 2007-2009, bank sentral Amerika
Serikat The Federal Reserve dengan sangat signifikan meningkatkan jumlah
uang beredar dengan pembelian bond hingga mencapai trilyunan US
dollat. Program quantitative easing ini bisa menghindarkan perekonomian
AS dari resesi terburuk sejak depresi besar (great depression) tahun
1930-an. US dollar melemah dengan cukup signifikan terhadap sejumlah
mata uang utama lainnya, dan tetap melemah meski harga saham-saham
melonjak antara tahun 2009 hingga 2011.
Ekspansi perusahaan-perusahaan besar secara global
Para
investor besar selalu mencari peluang untuk bisa melakukan ekspansi
pasar secara gobal. Banyak perusahaan besar yang fokus pada ekspansi
diluar Amerika Serikat, termasuk perusahaan dari Amerika Serikat itu
sendiri. Ambil contoh misalnya perusahaan minuman kopi raksasa Starbucks
yang fokus pada ekspansinya diluar Amerika Serikat. Perusahaan tersebut
telah merencanakan untuk menutup 800 cabangnya, sebagian besar di
Amerika Serikat.
Fokus Starbuck dengan ekspansi secara
internasional tersebut membuat penjualannya tumbuh pesat, perusahaan
bisa berkembang, keuntungan meningkat, dan harga sahamnya juga naik
dengan signifikan. Starbuck bukan satu-satunya perusahaan yang melakukan
ekspansi secara global, banyak perusahaan besar lainnya yang
berlomba-lomba berekpansi secara global. Perusahaan-perusahaan tersebut
tidak hanya berasal dari Amerika Serikat, dan tujuan ekspansi mereka
sebagian besar ke negara sedang berkembang yang pertumbuhannya relatif
tinggi.
Pertumbuhan perusahaan yang diperoleh dari luar Amerika
Serikat tersebut bertepatan dengan melemahnya US dollar terhadap
sebagian besar mata uang utama dunia. Tidak ada jaminan bahwa dalam
jangka panjang menguatnya mata uang suatu negara akan mendukung
pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Investor selalu melihat fluktuasi
jangka pendek, baik pada pasar saham maupun pasar uang. Selama krisis
finansial di Amerika Serikat, Yen Jepang terus menguat terhadap US
dollar meskipun perekonomian Jepang juga sedang bermasalah.
Bila banyak investor yang masuk ke suatu negara maka itu adalah
indikator awal membaiknya pertumbuhan negara tersebut, dan bila
pertumbuhan sedang kuat maka permintaan mata uang akan meningkat, dan
dalam jangka panjang menyebabkan nilai mata uang negara tersebut
menguat. Pasar saham memang bisa digunakan sebagai indikator pergerakan
mata uang, tetapi bukanlah alat prediksi yang akurat.
(Selesai)
Sumber : www.fxstreet.com : How Equities Affect The FX Market, by Sham Gad, Seputar Forex
Selasa, 09 September 2014
Interaksi Antara Pasar Saham Dan Pasar Forex (2)
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
0 komentar :
Posting Komentar