Pada perdagangan di bursa saham Jepang
hari ini terjadi pelemahan yang cukup signifikan (10/10). Bursa saham
Jepang mengalami tekanan jual pada perdagangan terakhir pekan ini
setelah bursa Wall Street ditutup dengan aksi jual yang marak di sektor
energi. Para investor dilanda kekhawatiran mengenai melambatnya
pertumbuhan ekonomi di Eropa.
Aksi jual di bursa saham Amerika Serikat
dan Eropa muncul setelah data ekspor Jerman menunjukkan penurunan
sebesar 5.8 persen pada bulan Agustus lalu. Penurunan ekspor tersebut
merupakan yang terbesar sejak Eropa dilanda krisis keuangan.
Pagi ini Nikkei mengalami pembukaan pada
level terendah dalam dua bulan. Indeks benchmark di bursa Jepang ini
telah mengalami penurunan selama tiga sesi berturut-turut. Yen kembali
mengalami penguatan terhadap dollar AS yang turut menekan saham-saham
eksportir.
Saham produsen otomotif seperti
Mitsubishi Motors dan Isuzo Motors tampak mengalami penurunan tajam
masing-masing sebesar lebih dari 3 persen. Casino Computer mengalami
anjlok sebesar 4 persen.
Produsen sektor energy mengalami tekanan
jual pada perdagangan Jumat pagi ini setelah harga minyak mentah Brent
mengalami penurunan ke bawah level 90 dollar per barel malam tadi. AOC
Holdings dan JGC Corporation mengalami penurunan masing-masing sebesar 2
persen.
Hari ini indeks spot Nikkei tampak
mengalami penurunan signifikan di awal perdagangan. Indeks Nikkei
terpukul sebesar 148.04 poin atau setara dengan 0.96 persen dan berada
di level 15330.89 poin. Nikkei sempat melempem sebesar 1.3 persen.
Indeks berjangka Nikkei pagi ini dibuka
pada posisi 15260 poin. Indeks berjangka dibuka turun signifikan sebesar
55 poin dibandingkan dengan posisi penutupan perdagangan sebelumnya.
Analyst Vibiz Research Center
memperkirakan bahwa pergerakan indeks berjangka di bursa saham pada
perdagangan hari ini akan cenderung mengalami penurunan lanjutan di
tengah kuatnya sentimen negatif pada perdagangan di Asia. Indeks
berjangka berpotensi untuk mengalami pergerakan pada kisaran 15200 –
15400 poin.
Sumber : Vibiznews
Ika Akbarwati/Senior Analyst Economic Research at Vibiz Research/VM/VBN
Editor: Jul Allens
Foto: Wikipedia
Editor: Jul Allens
Foto: Wikipedia
0 komentar :
Posting Komentar