PT. Rifan Financindo Berjangka, New York - Harga emas
terus mengalami lonjakan dalam beberapa sesi perdagangan terakhir.
Pendorong penguatan harga emas karena investor menjadikan emas sebagai
instrumen berlindung dari kejatuhan saham dan komoditas dunia.
Mengutip Wall Street Journal, Rabu (15/6/2016), harga emas
untuk kontrak Agustus, merupakan kontrak yang paling aktif
diperdagangkan, naik 0,1 persen ke angka US$ 1.288,10 per troy ounce di
New York Mercantile Exchange. Harga emas melonjak hampir 20 persen di
tahun ini karena investor khawatir mengenai perkembangan ekonomi global
dan volatilitas di pasar keuangan.
Pertemuan yang diadakan oleh gubernur Bank Sentral Amerika Serikat
(AS) dalam dua hari ini juga menarik konsentrasi pelaku pasar. Kenaikan
suku bunga ini akan sangat mempengaruhi harga emas karena akan
memberikan arah kepada investor untuk meletakkan dana investasi.
Melihat data tenaga kerja yang melemah, kemungkinan besar Bank Sentral AS akan berpikir ulang untuk segera menaikkan suku bunga dalam waktu dekat ini.
Di luar itu, rencana Inggris yang akan menggelar referendum untuk keluar dari Uni Eropa juga menarik perhatian pelaku pasar. Inggris akan melakukan jajak pendapat pada pekan depan.
Rencana referendum Inggris ini membuat pelaku pasar mencari instrumen safe haven dan salah satunya adalah emas. Alasannya, referendum tersebut menimbulkan ketidakpastian dan pelaku pasar harus melindungi investasi.
"Terbukti, ketidakpastian mendorong investor untuk mengalihkan investasi ke instrumen yang aman," jelas analis di Commerzbank AG dalam sebuah catatannya.
Untuk harga logam mulia lainnya, perak turun 0,1 persen ke angka US$ 17.424 per ounce dan Platinum turun 2,4 persen ke US$ 971 per ounce.
Sumber : Liputan 6
0 komentar :
Posting Komentar