PT. Rifan Financindo Berjangka, Anda yang menjalankan ibadah puasa pasti sudah sering mendengar ceramah yang menjelaskan kalau puasa bukan sekedar menahan lapar dan dahaga saja, tapi juga menahan diri dari hawa nafsu dan amarah. Soal lapar dan dahaga, banyak orang yang mungkin bisa melaluinya dengan mudah. Hawa nafsu bakal tergantung tiap individu. Namun soal amarah? Hal ini mungkin yang paling sulit, mengingat ketika seseorang merasa lapar, maka kecenderungan untuk kehilangan kesabaran juga meningkat drastis.
Untuk memahami hubungan antara rasa lapar dengan amarah, perlu Anda ketahui bahwa zat-zat di dalam makanan seperti karbohidrat, protein dan lemak yang Anda konsumsi nantinya dicerna oleh usus menjadi zat gula asam amino dan asam bebas lemak. Zat-zat tersebut akan dialirkan ke dalam darah yang kemudian beredar ke seluruh bagian tubuh dan digunakan sebagai energi untuk bergerak.
Seiring waktu selepas waktu makan terakhir Anda, jumlah zat yang beredar di dalam darah akan menurun, dan jika tingkat glokosa dalam darah turun terlalu drastis, maka otak akan menganggapnya sebagai situasi yang mengancam keselamatan jiwa. Jadi dari sini bisa dilihat bahwa otak manusia sangat tergantung dengan asupan glukosa untuk tetap berfungsi dengan baik. Anda pasti ingat bagaimana otak Anda kesulitan memproses perintah-perintah sederhana, berkonsentrasi jadi lebih sulit, dan Anda lebih mudah melakukan kesalahan bodoh ketika merasa lapar bukan?
Selain faktor penurunan glukosa dalam darah ini, faktor lain yang membuat seseorang gampang marah ketika lapar adalah 'respon kontra-regulasi dari glukosa.' Gampangnya, ketika otak mendeteksi bahwa kadar glukosa turun di bawah batas, otak langsung mengirim sejumlah perintah pada beberapa organ di dalam tubuh untuk melakukan sintesis dan melepaskan hormon yang bisa meningkatkan kadar glukosa di dalam darah.
Empat jenis hormon utama dari respon kontra-regulasi ini adalah hormon pertumbuhan dari kelenjar yang terletak jauh di dalam otak, glukagon dari pankreas, adrenalin atau yang kadang dijuluki sebagai epinephrine, serta kortisol. Dua jenis hormon terakhir merupakan hormon stress yang senantiasa dilepas ke aliran darah tiap kali seseorang menghadapi situasi yang menimbulkan stress, bukan cuma ketika Anda merasakan kelelahan fisik akibat kekurangan glukosa di dalam darah.
Secara garis besar, marah karena lapar merupakan salah satu mekanisme tubuh untuk bertahan hidup yang dimiliki oleh manusia maupun binatang. Bisa Anda bayangkan seandainya manusia dan binatang tidak memiliki amarah ketika merasa lapar, maka spesies mereka memiliki potensi lebih besar untuk punah bukan?
Untuk mengatasi masalah ini, ada baiknya untuk senantiasa makan sebelum lapar, atau seperti layaknya anjuran untuk makan 3x sehari secara teratur. Jenis makanan yang baik untuk mengatasi masalah ini adalah makanan bergizi, bukan junk food yang mampu memicu kadar glukosa dengan drastis dalam waktu singkat namun langsung turun drastis pula dalam waktu singkat.
Untuk yang sedang berpuasa, biasakanlah untuk mengkonsumsi makanan bergizi dan berserat tinggi ketika makan sahur, jadi rasa lapar bisa lebih terkendali dan Anda bisa mengatur emosi lebih baik. Toh inti berpuasa adalah membiasakan diri untuk tidak berlebih-lebihan, baik selama berpuasa maupun selepas waktu berbuka bukan? PT. Rifan Financindo Berjangka.
Sumber : Gopego
Jumat, 24 Juni 2016
Gampang Marah Karena Lapar atau Berpuasa? Ini Penjelasan Ilmiahnya
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
0 komentar :
Posting Komentar