PT. Rifan Financindo Berjangka, New York - Harga emas
terjatuh pada penutupan perdagangan Selasa (Rabu pagi waktu Jakarta).
Penekan harga emas adalah penguatan nilai tukar dolar AS di tengah
harapan kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau the
Federal Reserve (the Fed).
Mengutip Wall Street Journal,
Rabu (25/5/2016), harga emas berjangka turun 1,8 persen ke angka US$
1.229,20 per troy ounce di New York Mercantile Exchange. Harga emas
telah tertekan dalam lima hari berturut-turut.
Sebelumnya, harga
emas selalu menguat bahwa sepanjang tahun ini penguatan harga emas telah
mencapai 16 persen. Penguatan emas terjadi karena adanya kekhawatiran
akan pertumbuhan ekonomi global sehingga investor mengalihkan
investasi ke instrumen yang dianggap cukup aman seperti emas.
"Kemungkinan kenaikan suku bunga pada Juli AS tersirat dari pembicaraan the Fed. Pasar berjangka naik di atas 50 persen untuk pertama kalinya sejak Maret karena para pelaku pasar terus mencerna sikap dari the Fed," tulis Macquarie Bank Ltd dalam catatannya.
"Rencana kenaikan suku bunga pada Juni cenderung terus membebani harga emas," tulis ANZ Research.
"Hasil pertemuan bank sentral AS kelihatan menunjukkan lebih agresif dari yang diharapkan, dan mengubah sentimen. Ada kemungkinan bank sentral AS menaikkan suku bunga pada Juni atau Juli," ujar Analis ABN Amro Georgette Boele.
Pada pekan ini bank sentral AS juga akan memberikan pernyataan. Pimpinan bank sentral AS Janet Yellen akan memberikan pidato di Universitas Harvard.
Sumber : Liputan 6
0 komentar :
Posting Komentar