PT. Rifan Financindo Berjangka, Jakarta - Harga emas merosot ke posisi terendah dalam tujuh
pekan akibat investor yang mulai melakukan aksi jual di tengah
meningkatnya ekspektasi kenaikan suku bunga AS bakal kembali terjadi
tahun ini.
Melansir laman Wall Street Journal, Kamis (26/5/2016), harga emas
berjangka berakhir turun 0,4 persen menjadi US$ 1.223,80 per troy ounce
di New York Mercantile Exchange. Ini merupakan yang terendah sejak 6
April.
Harga emas masih
naik 15 persen sejak sesi perdagangan pertama tahun ini, didukung
sebagian besar dolar dan melemahnya permintaan. Investor melihat harga
emas paling bullish dalam hampir lima tahun di tengah ketidakpastian
ekonomi global dan gejolak pasar keuangan yang dimulai pada tahun ini.
Tapi
posisi tersebut mulai berubah, dan pasar sekarang turun lebih dari 5
persen dari posisi puncaknya pada 2016. "Komoditas emas tampak sangat
lemah," kata TD Securities dalam sebuah catatan.
Para analis
mengatakan emas bisa memperpanjang kerugian sepanjang perjalanan kembali
ke posisi US$ 1.200 per ounce, level itu belum terlihat sejak awal
Februari. "Tingkat ini akan segera diuji," kata Commerzbank dalam sebuah
catatan.
Pernyataan terbaru Federal Open Market Committee, telah
meningkatkan ekspektasi jika kenaikan suku bunga bakal terjadi dalam
beberapa bulan mendatang dan ini menekan harga emas.
"Ini masih
faktor yang sama, tingkat (suku bunga) yang diharapkan naik berlangsung
pada bulan Juni atau Juli," kata Robin Bhar, Kepala Penelitian Logam di
Société Générale.
Kenaikan suku bunga AS biasanya memperkuat dolar, yang merupakan
berita buruk bagi logam yang dihargakan dalam dolar. Selain itu, emas
bakal lebih sulit untuk bersaing dengan aset berbunga, seperti
Treasurys.(Nrm/Ndw)
Sumber : Liputan 6
Kamis, 26 Mei 2016
Harga Emas Merosot ke Posisi Terendah dalam 7 Pekan
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
0 komentar :
Posting Komentar