PT. Rifan Financindo Berjangka, Tokyo - Bursa saham China menguat pada perdagangan awal pekan ini didorong kebijakan moneter yang akomodatif di Jepang dan Eropa. Akan tetapi, pelaku pasar cenderung hati-hati mengantisipasi rilis data manufaktur China dan aktivitas sektor jasa.
Indeks saham MSCI Asia Pacific naik 0,7 persen pada pukul 10.05 waktu Tokyo. Penguatan itu juga didukung indeks saham Jepang Topix menguat 1,5 persen. Indeks saham Australia mendaki 0,9 persen dan indeks saham Korea Selatan Kospi mendaki 0,6 persen.
Sejumlah sentimen mempengaruhi laju bursa saham Asia pada Februari 2016. Harga minyak naik pada pekan lalu membantu sentimen kenaikan laju bursa saham Asia. Namun harga minyak Brent turun sekitar 1 persen di awal perdagangan Asia.
Selain itu, langkah bank sentral Jepang menerapkan suku bunga negatif menjadi langkah berani untuk merangsang ekonomi. Hal itu untuk mengantisipasi pertumbuhan ekonomi global yang melambat dan sebagai upaya untuk atasi deflasi. Sebelumnya bank sentral Eropa juga mengindikasikan akan menurunkan suku bunga pada Maret.
"Kenyataan kalau kedua bank sentral masing-masing bank sentral Jepang dan Eropa tiba-tiba menunjukkan sikap pelonggaran tambahan. Namun ada hal masih menjadi kendala yaitu jatuhnya harga minyak dan perlambatan di China, hal ini akan memudahkan reaksi berlebihan di pasar," kata Masafumi Yamamoto, Kepala Riset Mizuho Securities seperti dikutip dari laman Reuters, Senin (1/2/2016).
Di pasar uang, suku bunga negatif menekan yen. Mata uang yen diperdagangkan di kisaran 121,38 terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Sedangkan euro mantap di level US$ 1,08285. Harga minyak dunia pun jatuh di awal pekan ini. Harga minyak Brent turun 38 sen menjadi US$ 36,61 per barel. (Ahm/Ndw)
Sumber : Liputan 6
Senin, 01 Februari 2016
Kebijakan Bank Sentral Jepang Bikin Bursa Saham Asia Cerah
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
0 komentar :
Posting Komentar