PT. Rifan Financindo Berjangka, Tokyo - Bursa saham Asia cenderung variasi pada awal pekan ini. Investor menunggu data survei industri untuk mengetahui perkembangan ekonomi global.
Indeks saham MSCI Asia Pasifik naik 0,5 persen pada pukul 10.11 waktu Tokyo, dan mencatatkan kenaikan 4 kali dalam 6 hari. Sementara itu, indeks saham Australia/ASX 200 naik 0,6 persen. Sementara indeks saham Selandia Baru/NZX 50 melemah 0,4 persen, dan indeks saham Korea Selatan Kospi susut 0,2 persen.
Bursa saham Asia cenderung variasi ini juga dipicu dari bursa saham Amerika Serikat (AS) konsolidasi pada pekan lalu. Di antara 3 indeks saham acuan, hanya indeks saham Nasdaq mencatatkan penguatan pada pekan lalu.
Selain itu, bursa saham Asia cenderung bervariasi melihat sensitivitas investor terhadap sedikit perubahan sentimen yang terjadi di pasar.
Wali Kota London Boris Johnson yang akan berkampanye untuk keluar dari Inggris dari Uni Eropa juga akan menjadi perhatian pelaku pasar. Sikap Johnson tersebut bertentangan dengan Uni Eropa.
"Brexit akan menjadi salah satu peristiwa terbesar pada 2016. Keputusan Boris Johnson pada akhir pekan untuk mendukung kampanye Brexit telah menyebabkan pound sterling bergerak liar. Dia diyakini menjadi pemimpin berikutnya dari partai konservatif, dan sangat populer. Posisinya memiliki banyak pengaruh," kata Evan Lucas, Analis IG Ltd seperti dikutip dari Bloomberg, Senin (22/2/2016).
Sentimen lainnya yang memengaruhi pasar, yaitu pergantian pemimpin regulator bursa saham Tiongkok. Xia Gang, pemimpin komisi regulator bursa saham China digantikan oleh Liu Shiyu. Xiao Gang telah menduduki posisi ketua Komisi Regulator China sejak Maret 2013.
Di pasar komoditas, harga minyak mentah berjangka Brent naik 0,5 persen menjadi US$ 33,17 per barel. Sementara itu, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) naik 0,6 persen menjadi US$ 29,83.
Sumber : Liputan 6
Senin, 22 Februari 2016
Bursa Saham Asia Bervariasi di Awal Pekan
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
0 komentar :
Posting Komentar