PT. Rifan Financindo Berjangka, Jakarta - Bursa saham Asia merosot usai mencetak kenaikan mingguan terbesar sejak Desember 2011. Pelemahan ini ditopang penguatan yen dan penumpukan pasokan menekan harga minyak dan saham produsen energi.
Dilansir dari Bloomberg, Jumat (19/2/2016), indeks MSCI Asia Pasifik turun 0,5 persen menjadi 119,70 pada pukul 09:07 waktu Tokyo. Indeks naik 6,5 persen selama empat hari pekan ini setelah tenggelam ke 3,5 tahun pada pekan lalu di tengah kekhawatiran tentang prospek pertumbuhan ekonomi terbesar di dunia.
"Sentimen pasar minyak telah menjadi pendorong utama pasar saham baru-baru ini," kata Kepala Analis Pasar dari CMC Markets Ric Spooner.
Bahkan setelah kenaikan pekan ini, indeks MSCI Asia Pasifik tetap 9,2 persen lebih rendah tahun ini. Sejak awal Januari, kombinasi penurunan harga minyak, kekhawatiran tentang perlambatan ekonomi terbesar di Asia dan aksi jual saham-saham perbankan membuat pasar saham global suram untuk pertama kalinya dalam lima tahun.
Indeks Topix turun 1,2 persen setelah yen menguat 0,8 persen Kamis. Penguatan mata uang menekan prospek pendapatan bagi eksportir. Indeks acuan naik 8,3 persen untuk minggu ini, terbesar sejak 2009. Indeks saham menguat dipicu optimisme Bank of Japan akan melangkah dengan stimulus lebih moneter dan spekulasi aksi jual global sudah terlalu jauh.
Indeks Kospi Korea Selatan melemah 0,2 persen dan Bursa Saham Australia turun 0,4 persen. Indeks FTSE Chinaturun 0,6 persen, sementara indeks Hang Seng naik 0,2 persen.
Harga minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) turun 0,9 persen, memangkas keuntungan minggu ini menjadi 3,7 persen. Penurunan harga dipicu adanya stok minyak mentah AS yang naik 2,15 juta barel menjadi 504,1 juta barel pekan lalu. (Ndw/Gdn)
Sumber : Liputan 6
Jumat, 19 Februari 2016
Bursa Asia Rontok Gara-gara Harga Minyak
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
0 komentar :
Posting Komentar