PT. Rifan Financindo Berjangka, Wellington - Saham-saham di kawasan Asia Pasifik (bursa Asia) menguat ditopang oleh saham-saham di Bursa Jepang. Sentimen positif dari bursa Amerika menjalar hingga Asia.
Mengutip Bloomberg, Kamis (4/12/2014), Indeks MSCI Asia Pasifik menguat 0,4 persen pada pukul 09.33 waktu Tokyo, Jepang. Penguatan Indeks MSCI tersebut didorong oleh Indeks Topix Jepang yang terus menghijau dalam lima hari berturut-turut.
Penguatan saham Jepang karena pelemahan Yen akibat penguatan dolar AS setelah data-data di Amerika menunjukkan perbaikan.
Data tenaga kerja Amerika Serikat yang akan keluar besar diperkirakan akan menunjukkan tingkat yang positif. Sementara itu, indeks industri jasa berkembang lebih cepat dibanding dengan perkiraan ekonom yang bisa memicu spekulasi akan kenaikan suku bunga acuan di Amerika.
"Untuk hari ini bursa saham akan dipengaruhi oleh sentimen dari Eropa dimana merebak spekulasi bahwa Bank Sentral Eropa akan mengeluarkan kebijakan pelonggaran kuantitatif," tutur Senior EKonom di ANZ Bank New Zealand Ltd, Mark Smith.
Secara tak terduga, pasokan minyak mentah di Amerika mengalami penurunan pada minggu lalu. Hal tersebut membuat harga minyak kembali merangkak naik setelah terpuruk dalam beberapa bulan. (Gdn)
Sumber : Liputan 6
Mengutip Bloomberg, Kamis (4/12/2014), Indeks MSCI Asia Pasifik menguat 0,4 persen pada pukul 09.33 waktu Tokyo, Jepang. Penguatan Indeks MSCI tersebut didorong oleh Indeks Topix Jepang yang terus menghijau dalam lima hari berturut-turut.
Penguatan saham Jepang karena pelemahan Yen akibat penguatan dolar AS setelah data-data di Amerika menunjukkan perbaikan.
Data tenaga kerja Amerika Serikat yang akan keluar besar diperkirakan akan menunjukkan tingkat yang positif. Sementara itu, indeks industri jasa berkembang lebih cepat dibanding dengan perkiraan ekonom yang bisa memicu spekulasi akan kenaikan suku bunga acuan di Amerika.
"Untuk hari ini bursa saham akan dipengaruhi oleh sentimen dari Eropa dimana merebak spekulasi bahwa Bank Sentral Eropa akan mengeluarkan kebijakan pelonggaran kuantitatif," tutur Senior EKonom di ANZ Bank New Zealand Ltd, Mark Smith.
Secara tak terduga, pasokan minyak mentah di Amerika mengalami penurunan pada minggu lalu. Hal tersebut membuat harga minyak kembali merangkak naik setelah terpuruk dalam beberapa bulan. (Gdn)
Sumber : Liputan 6
0 komentar :
Posting Komentar