PT. Rifan Financindo Berjangka, London - Harga emas berjangka turun didorong kehawatiran adanya inflasi yang rendah sehingga membatasi daya tarik logam mulia tersebut sebagai komoditas lindung nilai.
Mengutip Bloomberg, Kamis (11/12/2014), harga emas berjangka untuk pengiriman Februari 2015, turun 0,2 persen sehingga menetap di level US$ 1.229,40 per ounce pada pukul 1.43 di Comex, New York, Amerika Serikat (AS).
Harga logam mulia tersebut sempat menyentuh level US$ 1.239 kemarin, merupakan harga tertinggi sejak 23 Oktober 2014.
Hanya minyak mentah terus merosot setelah organisasi negara-negara pengekspor minyak (OPEC) menyatakan bahwa kemungkinan besar permintaan minyak mentah pada tahun depan akan mengalami penurunan.
Korelasi antara harga emas dan minyak dunia niak 0,38 pada pekan lalu, merupakan korelasi terkiat sejak Juli 2013. Hal tersebut menandakan bahwa harga-harga komoditas bergerak sebaris.
"Harga minyak yang rendah akan mengurangi ekspektasi inflasi yang juga akan memberikan efek negatif untuk harga emas," jelas analis Commerzbank AG, Frankfurt, Jerman, Daniel Briesemann.
Setelah harga emas terus-menerus mencapai rekor, pelaku pasar agak merasa ragu untuk menempatkan dananya di komoditas tersebut.
Saat ini harga emas sedang menguji ke level terbaru yaitu US$ 1.250 per ounce.
Harga perak untuk pengiriman maret naik 0,3 persen menjadi US$ 17,187 per ounce, mengalami peningkatan selama tiga hari berturut-turut.
Sedangkan harga platimun untuk pengiriman Januari turun 0,3 persen menjadi US$ 1.242 per ounce. Harga paladium untuk mengiriman maret naik 1,2 persen menjadi US$ 821,40 per ounce. (Gdn)
Sumber : Liputan 6
0 komentar :
Posting Komentar