PT. Rifan Financindo Berjangka, Hong Kong - Saham-saham di kawasan Asia Pasifik (Bursa Asia) melemah dipimpin oleh saham-saham di bursa Jepang setelah runtuhnya harga minyak yang membuat kerugian terbesar di Wall Street.
Mengutip Bloomberg, Kamis (11/12/2014) Indeks MSCI Asia Pasifik dibuka turun 0,4 persen. MSCI All-Country World Index juga turun 1,3 persen kemarin.
Sedangkan Indeks Yopix Jepang melemah 1,5 persen pada pukul 09.11 waktu Tokyo, Jepang. Sementara Indeks S&P/ASX 200 tergelincir 1,1 persen.
Harga minyak yang berada di level terendah dalam lima tahun terakhir mendorong aksi jual dari saham-saham yang berbasis energi. Selanjutnya, beberapa saham lainnya pun ikut terpengaruh.
Penurunan harga minyak tersebut dipicu oleh laporan yang dikeluarkan oleh organisasi negara-negara pengekspor minyak (OPEC). Dalam laporannya, OPEC memangkas perkiraan permintaan akan minyak mentah di tahun depan. penurunan tersebut hingga level terendah dalam 12 tahun terakhir.
Selain itu, Departemen Energi AS juga melaporkan bahwa terdapat kelebihan pasokan pada persediaan mereka. padahal sebelumnya, para analis memperkirakan terjadi penurunan pasokan.
"Kedua hal tersebut menjadi kombinasi kekhawatiran para pelaku pasar. Banyak yang melakukan profit taking," jelas Analis AMP Capital Investors Ltd, Sydney, Australia, Nader Naeimi.
Dalam jangka panjang, investor juga melihat bahwa ada ekspektasi inflasi yang turun karena adanya pelemahan pertumbuhan ekonomi global. Hal tersebut juga membuat bursa Asia berguguran akibat aksi jual. (Gdn)
Sumber : Liputan 6
Mengutip Bloomberg, Kamis (11/12/2014) Indeks MSCI Asia Pasifik dibuka turun 0,4 persen. MSCI All-Country World Index juga turun 1,3 persen kemarin.
Sedangkan Indeks Yopix Jepang melemah 1,5 persen pada pukul 09.11 waktu Tokyo, Jepang. Sementara Indeks S&P/ASX 200 tergelincir 1,1 persen.
Harga minyak yang berada di level terendah dalam lima tahun terakhir mendorong aksi jual dari saham-saham yang berbasis energi. Selanjutnya, beberapa saham lainnya pun ikut terpengaruh.
Penurunan harga minyak tersebut dipicu oleh laporan yang dikeluarkan oleh organisasi negara-negara pengekspor minyak (OPEC). Dalam laporannya, OPEC memangkas perkiraan permintaan akan minyak mentah di tahun depan. penurunan tersebut hingga level terendah dalam 12 tahun terakhir.
Selain itu, Departemen Energi AS juga melaporkan bahwa terdapat kelebihan pasokan pada persediaan mereka. padahal sebelumnya, para analis memperkirakan terjadi penurunan pasokan.
"Kedua hal tersebut menjadi kombinasi kekhawatiran para pelaku pasar. Banyak yang melakukan profit taking," jelas Analis AMP Capital Investors Ltd, Sydney, Australia, Nader Naeimi.
Dalam jangka panjang, investor juga melihat bahwa ada ekspektasi inflasi yang turun karena adanya pelemahan pertumbuhan ekonomi global. Hal tersebut juga membuat bursa Asia berguguran akibat aksi jual. (Gdn)
Sumber : Liputan 6
0 komentar :
Posting Komentar