PT. Rifan Financindo Berjangka, Singapura - Sebagian besar saham di bursa Asia
menguat dipicu peningkatan saham perusahaan-perusahaan energi di
Jepang. Selain itu, para eksportir juga menyoroti penjualan ritel
Amerika Serikat yang mengecewakan.
Mengutip laman Bloomberg, Kamis (15/1/2015), tercatat sekitar dua saham menunjukkan penguatan signifikan meskipun indeks MSCI Asia Pacific Index melemah 0,1 persen, sebelum pasar-pasar keuangan di China dan Hong Kong belum dibuka. Indeks saham Topix Jepang menguat 0,6 persen setelah yen melemah menyusul kenaikkan harga minyak mentah dunia.
Indeks S&P/ASX 200 Australia melemah 0,7 persen dan indeks NZX 50 Selandia Baru merosot tipis 0,4 persen. Sementara itu indeks saham Korea Selatan Kospi menguat 0,1 persen.
Korea Selatan dan Indonesia diprediksi akan mempertahankan suku bunganya pada kajian kebijakan hari ini. Sementara pergerakan saham Australia akan bergantung pada data ketenagakerjaan yang akan dirilis hari ini.
"Dengan harga minyak yang kembali naik dan aksi jual cukup besar di bursa saham Jepang, kondisi saat ini akan sangat cepat berbalik," ungkap petinggi di Ichiyoshi Asset Management Co., di Tokyo, Mitsushige Akino.
Selain itu, penurunan parah pada penjualan ritel AS dalam hampir setahun juga menambah kekhawatiran akan melambatnya perekonomian global. Sebelumnya Bank Dunia juga telah menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global tahun ini. (Sis/Gdn)
Sumber : Liputan 6
Mengutip laman Bloomberg, Kamis (15/1/2015), tercatat sekitar dua saham menunjukkan penguatan signifikan meskipun indeks MSCI Asia Pacific Index melemah 0,1 persen, sebelum pasar-pasar keuangan di China dan Hong Kong belum dibuka. Indeks saham Topix Jepang menguat 0,6 persen setelah yen melemah menyusul kenaikkan harga minyak mentah dunia.
Indeks S&P/ASX 200 Australia melemah 0,7 persen dan indeks NZX 50 Selandia Baru merosot tipis 0,4 persen. Sementara itu indeks saham Korea Selatan Kospi menguat 0,1 persen.
Korea Selatan dan Indonesia diprediksi akan mempertahankan suku bunganya pada kajian kebijakan hari ini. Sementara pergerakan saham Australia akan bergantung pada data ketenagakerjaan yang akan dirilis hari ini.
"Dengan harga minyak yang kembali naik dan aksi jual cukup besar di bursa saham Jepang, kondisi saat ini akan sangat cepat berbalik," ungkap petinggi di Ichiyoshi Asset Management Co., di Tokyo, Mitsushige Akino.
Selain itu, penurunan parah pada penjualan ritel AS dalam hampir setahun juga menambah kekhawatiran akan melambatnya perekonomian global. Sebelumnya Bank Dunia juga telah menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global tahun ini. (Sis/Gdn)
Sumber : Liputan 6
0 komentar :
Posting Komentar