PT. Rifan Financindo Berjangka, Harga emas merosot ke level terendah yang pernah dialaminya dalam empat tahun terakhir. Penurunan harga emas tersebut terjadi karena terjadi penguatan yang terjadi pada dolar Amerika Serikat (AS) yang berlangsung terus-menerus.
Mengutip Bloomberg , Kamis (13/11/2014), harga emas berjangka untuk pengiriman Desember turun sebesar 0,3 persen dan menetap di harga US$ 1.159,10 per ounce pada pukul 1.40 di Comex New York. Sebelumnya, harga sempat naik sebanyak 0,7 persen.
Pada 7 November yang lalu, harga emas menyentuh level US$ 1.130,40, yang merupakan level terendah untuk kontrak paling aktif sejak April 2010.
Penurunan yang terjadi pada harga logam mulia ini jika dilihat merupakan imbas dari langkah yang dilakukan oleh Bank Sentral Amerika atau The Federal Reserve (The Fed).
Sebelumnya Bank Sentral Amerika mengumumkan bahwa mereka akan menghentikan total stimulus dalam bentuk pembelian obligasi. Selain itu, pada tahun depan mereka juga akan menaikkan suku bunga acuan.
Langkah The Fed melakukan hal tersebut karena mereka melihat bahwa arah pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat telah sejalan yang apa yang mereka rencanakan. Angka klaim pengangguran, angka inflasi dan juga data-data ekonomi yang lain memperlihatkan telah terjadi penguatan ekonomi di Amerika.
Hal tersebut membuat nilai tukar dolar AS terus menguat terhadap mata uang patokan lainnya dan tentu saja membuat pasar saham bergairah. Selama ini, penguatan dolar AS selalu berbanding terbalik dengan harga emas.
"Pelaku pasar langsung mengambil posisi melihat apa yang dilakukan oleh The Fed tersebut," jelas Analis Senior Archer Financial Services, Chicago, AS, Adam Klopfenstein.
Pelaku pasar akan melakukan investasi ke produk-produk atau instrumen yang benar-benar memberikan untung. oleh karena itu para pelaku pasar mulai mengalihkan investasi mereka dari logam mulia ke bursa saham. (Gdn)
Sumber : Liputan 6
0 komentar :
Posting Komentar