PT. Rifan Financindo Berjangka, Singapura - Bursa Asia tercatat bergerak melemah menyusul penguatan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan hari ini. Pelemahan bursa Asia memperpanjang aksi jual global yang dipicu kenaikan dolar AS akibat kebijakan moneter yang sangat timpang dengan berbagai negara seluruh dunia.
Mengutip data Bloomberg, Rabu (11/3/2015), indeks saham MSCI Asia Pasifik tercatat melemah 0,3 persen pada perdagangan pukul 9:26 waktu Tokyo, menandakan kemerosotan selama tiga hari berturut-turut.
Indeks saham Australia, S&P/ASX 200 merosot 1,1 persen. Sementara saham-saham di Jepang melemah 0,2 persen seiring dengan yen yang ditutup di level terendah dalam tujuh tahun terakhir.
"Ini bukan waktu untuk memalingkan wajah dan bersikap terlalu agresif. Anda memiliki dolar yang sangat kuat dan ancaman yang sangat nyata mengingat The Fed akan segera menaikkan suku bunganya," papar Presdien Seapot Securities Corp, Ted Weiberg.
Nilai tukar dolar AS memang bergerak ke level tertingginya sejak April 2003 terhadap euro dan menguat 0,3 persen terhadap ringgit Malaysia. Sementara dolar Australia dan Selandia Baru sempat menguat setelah empat hari melemah.
Data valuta Asing Bloomberg menunjukkan nilai tukar dolar AS menguat hingga dua persen sejak Jumlat pekan lalu menyusul data tenaga kerja AS yang melampaui ekspektasi. Data tenaga kerja AS yang positif juga memicu spekulasi mengenai suku bunga yang lebih tinggi.
The Fed juga berencana meningkatkan biaya pinjaman yang bertentangan dengan sebagian besar bank sentral dari kawasan Asia hingga Eropa di mana kebijakan sedang fokus pada stimulasi pertumbuhan ekonomi.
Data pada akhir pekan lalu menunjukkan, tingkat pengangguran AS turun ke level terendah dalam tujuh tahun pada Februari, laporan yang telah dinanti The Fed.
Sumber : Liputan 6
Rabu, 11 Maret 2015
Bursa Asia Tergelincir Susul Penguatan Dolar AS
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
0 komentar :
Posting Komentar