PT. Rifan Financindo Berjangka, Singapura - Bursa Asia bergerak menguat dari level terendahnya dalam satu bulan terakhir di tengah ketidakpastian pasar mengenai kebijakan moneter Amerika Serikat (AS) atau The Federal Reserved (The Fed). Bank Sentral AS berencana meningkatkan suku bunga di tengah kebijakan negara lain untuk menurunkan suku bunga membuat bursa Asia menguat.
Melansir laman Bloomberg, Kamis (12/3/2015), indeks saham MSCI Asia Pasifik menguat untuk pertama kalinya pada pekan ini, sebesar 0,3 persen pada perdagangan pukul 09.42 waktu Tokyo, Jepang. Indeks saham Topix Jepang menguat 0,6 persen setelah yen melemah terhadap dolar AS.
Meningkatnya perbedaan persepsi terhadap kebijakan moneter AS dan fenomena pemangkasan suku bunga di banyak negara membuat nilai tukar dolar menguat luar biasa terhadap sejumlah mata uang lain. Kondisi ini membuat saham-saham Asia melemah dari level tertingginya di tengah ketidakpastian dampak kebijakan moneter tersebut terhadap profit yang diperoleh.
Sementara itu Korea Selatan tengah sibuk mengkaji suku bunganya di tengah gejolak global tersebut. Thailand secara mengejutkan juga mengurangi biaya kreditnya sementara Selandia Baru memberikan sinyal tak akan menaikkan suku bunganya di tengah inflasi yang melambat.
Penjualan ritel AS juga diprediksi akan mewarnai ekspektasi terhadap pertemuan The Fed pekan depan. "Kami tak pernah melihat stimulus diciptakan seperti ini sebelumnya dan bagaimana ketidakpastian di pasar tumbuh begitu besar," ujar Presiden Pacific Heights Asset Management LLC, Michael Cuggino.
Terdapat perbedaan antara apa yang terjadi di seluruh dunia di mana Bank Sentral ramai-ramai menurunkan suku bunga, dan Amerika justru berencana menaikkan suku bunga untuk pertama kalinya sejak 2006. "Tetap saja masih banyak uang untuk meningkatkan harga saham di pasar," tandasnya. (Sis/Gdn)
Sumber : Liputan 6
Kamis, 12 Maret 2015
Bursa Asia Menguat Ditopang Perbedaan Kajian Suku Bunga AS
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
0 komentar :
Posting Komentar