PT. Rifan Financindo Berjangka, Tokyo - Bursa saham Asia melanjutkan tekanan ke level terendah dalam tiga minggu ini. Pelemahan dipicu sektor saham bank global tertekan.
Indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang turun 0,5 persen. Sementara itu, indeks saham Nikkei turun 1,4 persen ke posisi terendah hampir dua bulan dengan sektor keuangan di bawah tekanan. Indeks saham Jepang Topix susut 1,1 persen.
Bursa saham Australia juga melemah 1,1 persen. Indeks saham Korea Selatan tergelincir 1 persen, dan indeks saham Selandia Baru tertekan 0,6 persen.
"Ketika saham bank jatuh, dan credit default swap (CDS) meningkat maka ada sesuatu yang sedang terjadi. Indeks saham cenderung tertekan, dan akan menjadi benar-benar mengkhawatirkan," ujar Daisuke Uno, Kepala Riset Sumitomo Mitsui Bank seperti dikutip dari laman Reuters, Jumat (8/4/2016).
Seperti diketahui, sektor saham bank melemah di bursa saham Amerika Serikat (AS) dan Eropa. Hal itu dipicu dari rencana pemutusan hubungan kerja (PHK) dan pemangkasan kredit.
Pimpinan bank sentral AS Janet Yellen mengatakan kalau ekonomi AS berada di jalur solid, dan masih ada kemungkinan kenaikan suku bunga bank sentral AS.
Akan tetapi, sinyal diberikan pejabat bank sentral AS soal kenaikan suku bunga, investor menilai kalau ekonomi global masih melemah. Karena itu, kemungkinan kenaikan suku bunga tidak berjalan cepat.
Di pasar uang, yen melonjak ke level tertinggi dalam 17 bulan terhadap dolar AS. Hal itu seiring investor bertaruh terhadap yen, dan menghitung kalau upaya Jepang menurunkan yen akan ditentang oleh negara besar lainnya.
Di pasar komoditas, harga minyak Brent berada di level US$ 39,71 per barel. Persediaan mingguan lebih besar di AS mempengaruhi pergerakan harga minyak. (Ahm/Zul)
Sumber : Liputan 6
Jumat, 08 April 2016
Saham Bank Tertekan, Bursa Asia Melemah
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
0 komentar :
Posting Komentar