PT. Rifan Financindo Berjangka, Chicago - Harga emas berjangka berada di level US$ 1.100 per ounce pada awal pekan ini. Harga minyak kembali tertekan ditambah bursa saham Amerika Serikat (AS) dan dolar melemah telah mengangkat harga emas.
Harga emas untuk pengiriman Februari naik 0,8 persen atau US$ 9 menjadi US$ 1.105,30. Harga emas sempat naik 0,5 persen pada pekan lalu. Sedangkan harga perak naik 19,7 sen atau 1,7 persen menjadi US$ 14.254 per ounce.
"Sejumlah permintaan baru untuk harga emas telah mengangkat harga emas di tengah bursa saham tertekan. Selain itu, harga minyak turun karena aksi jual juga mempengaruhi harga minyak," ujar Analis Senior Kitco Jim Wyckoff, seperti dikutip dari laman Marketwatch.com, Selasa (26/1/2016).
Ia menambahkan, kunci lain harga emas kembali menguat didorong dari indeks dolar AS cenderung melemah. Indeks dolar AS turun 0,26 persen terhadap sejumlah enam mata uang utama lainnya.
Selain itu, Direktur Utama Warwick Valley Financial Advisors Ken Ford menuturkan, harga emas kembali menguat seiring pasar sadar kalau bank sentral AS akan menahan suku bunga.
"Jika kondisi keuangan global masih tertekan, ini kesempatan baik untuk bank sentral AS menahan suku bunga," kata Ken.
Dengan suku bunga tetap dan naik bertahap maka dapat membuat dolar AS. Hal itu berdampak positif untuk harga komoditas.
Sementara itu, Geoff Goetz, Editor the Four Pillars menyatakan, harga emas reli ke level US$ 1.113 per ounce dalam lima hari ke depan akan mendorong sentimen untuk harga emas.
Jadi pelaku pasar dapat membeli usai harga emas tertekan. Akan tetapi, penguatan harga emas ke level tertinggi hanya jangka pendek. (Ahm/Igw)
Sumber : Liputan 6
Selasa, 26 Januari 2016
Bursa Saham AS Melemah Bikin Harga Emas Menguat
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
0 komentar :
Posting Komentar