Bayangkan ada dua orang yang sedang berusaha untuk memecahkan sebuah batu besar. Sebut saja Pak Yakin dan pak Ragu. Mereka berdampingan dan masing-masing memegang sebuah palu ukuran besar. Di hadapan mereka masing-masing ada sebuah batu yang harus dihancurkan. Dengan sekuat tenaga palu tersebut diayunkan menghantam batu besar tersebut. secara bersama-sama. Apa yang terjadi? Batu pertama tidak berubah sedikitpun begitu juga batu kedua. Lalu mereka ayunkan lagi palu tsb. Sama saja, kedua batu itu tidak tergores sedikitpun. Terus mereka berdua mencobanya hingga mencapai puluhan kali. Sampai kepada hantaman yang ke-99 tidak ada perubahan sama sekali.
"Ah, sudahlah, percuma saja kita membuang-buang tenaga, batu ini keras sekali tidak bisa dihancurkan", kata Pak Ragu.
"Bersabarlah kawan, Insya Allah bisa kita hancurkan" jawab Pak Yakin.
"Ya sudah kau teruskan saja pekerjaan sia-sia ini, aku mau pulang saja" kata Pak Ragu dengan kesal.
"Aku yakin sebentar lagi batu ini akan hancur" jawab Pak Yakin dengan senyum.
"Terserah kaulah, bagiku batu itu seperti terbuat dari baja, percuma saja " Pak Ragu berkata demikian sambil bergegas meninggalkan tempat itu dengan putus asa.
Tidak lama setelah Pak Ragu pergi, Pak Yakin kembali mengangkat palunya ke udara, dan bersiap menghantam kembali batu tsb. Pak Yakin melihat sedikit retakan pada batu tsb. Semakin yakinlah ia bahwa batu itu bisa dihancurkan. Kembali ia mengayunkan palunya dan menghantamkan pada batu tsb, akhirnya batu tersebut terbelah pada pukulan yang ke-101.
Alhamdulillah, aku berhasil, Pak Yakin bersyukur pada Allah.
Kisah singkat di atas menggambarkan kepada kita betapa pentingnya sikap mental berjuang, tidak mudah putus asa, semangat dan yakin akan kesuksesan dan pertolongan dari Allah. Pak Ragu dan Pak Yakin pada awalnya bersemangat untuk menghancurkan batu tsb. Namun setelah pukulan yang ke-99 Pak Ragu menyerah, sedangkan Pak Yakin tetap berjuang. Dan akhirnya batu tsb. dapat terbelah. Pak Ragu tidak sadar bahwa sebetulnya hantaman-hantaman yang ia lakukan sebetulnya sudah melemahkan struktur di dalam batu tsb. Walaupun tidak nampak dari luar. Namun karena ia menyerah begitu saja, maka jadilah ia orang yang gagal. Sedangkan Pak Yakin menjadi sukses karena mampu bertahan dan bersabar. Maka, yang menjadi sia-sia, membuang-buang waktu adalah Pak Ragu, bukan Pak Yakin. Bayangkan, hanya menunggu dua kali hantaman lagi sebenarnya batu itu dapat dihancurkan, sayang sekali bukan? Maka, jika kita menemukan sebuah kesulitan, janganlah mudah menyerah dalam mengatasinya.
Allah Maha Mengetahui ukuran kesulitan yang kita hadapi. Yakinlah bahwa kita bisa mengatasinya.
Sumber : Blogspot
0 komentar :
Posting Komentar