Meskipun menghadirkan inovasi baru, Motorola mengakui ketatnya persaingan. "Industri telepon pintar kini sangat dinamis," ujar Corporate Vice President Motorola untuk wilayah Eropa, Timur Tengah, Afrika, dan Asia-Pasifik, Magnus Ahlqvist, di Jakarta, Senin, 7 Juli 2014.
Apalagi, dia melanjutkan, ada pemain baru asal Cina, seperti Xiaomi dan Huawei. Kedua merek tersebut dinilai memiliki kekuatan yang sama, seperti Samsung dan Apple. (Baca juga: Motorola Belum Akan Gunakan Android L)
Untuk itu, Motorola befokus pada dua strategi utamanya. Pertama adalah inovasi dalam waktu yang sangat cepat. "Inovasi merupakan hal yang wajib untuk bertahan di industri," kata Ahlqvist.
Adapun strategi kedua adalah menciptakan produk dengan kualitas yang baik. Dia menyebutkan, produk yang baik adalah yang mampu mewakili berbagai macam kelas konsumen. Ini juga bagian dari ambisi Motorola yang ingin agar produknya digunakan oleh semakin banyak orang.
Meskipun menilai produk Cina sebagai kompetitor yang kuat, namun Ahlqvist menyatakan perusahaannya tidak akan ikut menjual produknya dengan harga murah. Seperti diketahui, ponsel pintar asal Negeri Panda identik dengan produk murah. "Kami menjual produk dengan harga terjangkau, namun tidak mungkin sangat murah," ujar dia.
Menurut dia, pertimbangan harga terkait dengan kelengkapan fitur yang ada di sebuah produk. Ahlqvist mengatakan, harga Moto G yang dipasarkan di Indonesia sudah cukup terjangkau. Moto G dengan kapasitas memori internal 8 gigabita dibanderol Rp 1,949 juta, sedangkan yang kapasitasnya 16 gigabita harganya Rp 2,249 juta.
Sumber : Tempo
0 komentar :
Posting Komentar