PT. Rifan Financindo Berjangka, New York - Harga emas berjangka kembali naik untuk pertama kalinya dalam tiga hari terakhir setelah China mengambil langkah untuk menopang pertumbuhan ekonominya di tengah perlambatan ekonomi dunia.
Mengutip Bloomberg, Kamis (5/2/2015), harga emas berjangka untuk pengiriman April naik 0,3 persen dan menetap di US$ 1.264,50 per ounce di Divisi Comex New York, Amerika Serikat. Selama dua hari sebelumnya, harga emas turun 1,5 persen karena ada kekhawatiran bahwa Bank Sentral Amerika Serikat bakal segera menaikkan suku bunga acuan.
Harga emas naik setelah otoritas moneter China mengurangi jumlah dana pencadangan yang harus disisihkan oleh sebuah lembaga pemberi pinjaman untuk meningkatkan likuiditas.
Sebelum pengumuman tersebut, harga emas memang sempat tertekan selama beberapa hari karena adanya sentimen negatif dari Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed).
Para pelaku pasar melihat bahwa kemungkinan besar The Fed akan segera menaikkan suku bunga acuan dalam waktu dekat setelah melihat data-data ekonomi yang membaik. Kenaikan suku bunga acuan tersebut membuat keperkasaan emas sebagai instrumen penyelamat investasi pudar.
Memang, sebelum harga emas mengalami tekanan, harga logam mulia tersebut melonjak ke level tertinggi dalam tiga tahun terakhir. Lonjakan tersebut akibat kekhawatiran pelaku pasar akan keadaan di Eropa dan terutama akan keadaan Yunani.
Analis Logic Advisors, Bill O’Neill menjelaskan, harga emas mengalami lonjakan dalam beberapa bulan ini setelah sebagian besar bank sentral meningkatkan likuiditasnya. "Kemungkinan besar harga emas saat ini merupakan level terendahnya," jelasnya. (Gdn)
Sumber : Liputan 6
Kamis, 05 Februari 2015
Emas Kembali Naik Terimbas Pelonggaran Kebijakan Moneter China
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
0 komentar :
Posting Komentar