English French German Spain Italian Dutch

Russian Brazil Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Kamis, 18 Januari 2018

Menunggu Data China, Bursa Asia Dibuka Menguat


PT Rifan Financindo - Bursa Asia kembali bangkit pada pembukaan perdagangan Kamis pekan ini setelah pada sesi sebelumnya mengalami tekanan yang cukup dalam. Investor menunggu data China serta keputusan suku bunga bank Sentral Korea Selatan dan Indonesia pada hari ini.

Mengutip CNBC, Kamis (18/1/2018), Indeks acuan Nikkei 225 Jepang naik 0,73 persen di awal perdagangan dengan kenaikan terbesar dari sektor energi dan perbankan.

Baca juga :

IndeksNikkei 225 menyentuh level tertinggi dalam 26 tahun di awal pekan ini dan telah meningkat lebih dari 3 persen sepanjang tahun ini.

Di Seoul, Indeks acuan Kospi bergerak menguat 0,48 persen karena saham Samsung Electronics melambung 1,57 persen, membalikkan kerugian yang terlihat pada sesi terakhir.

Rivalnya, emiten pembiat chip SK Hynix juga menguat tetapi angkanya lebih kecil yaitu 3,37 persen di pagi hari.

Namun, harga saham emiten ritel Lotte Shopping turun 1,7 persen.

Di Sydney, Indeks S&P/ASX 200 juga dibuka menguat 0,11 persen dengan penguatan didorong oleh sektor keuangan. Westpac naik 1,37 persen dan ANZ naik 0,71 persen. PT Rifan Financindo.

Sumber : Liputan 6

Rabu, 17 Januari 2018

Bursa Asia Bergerak Melemah Ikuti Wall Street





Rifanfinancindo - Bursa Asia bergerak melemah pada pembukaan perdagangan Rabu pekan ini. Pelemahan ini mengikuti penurunan yang terjadi pada Wall Street pada penutupan perdagangan kemarin.


Mengutip CNBC, Rabu (17/1/2018), indeks Nikkei 225 Jepang turun 0,85 persen setelah menyentuh level tertinggi dalam 26 tahun di sesi terakhir.

Baca juga :

Sebagian besar saham-saham yang berorientasi ekspor melemah pada pagi ini karena dolar AS melanjutkan penurunan terhadap yen Jepang.

Di Korea Selatan, Kospi tergelincir 0,34 persen. Saham Samsung Electronics turun 1,32 persen, begitu pula pesaing chip Skim Hynix, yang turun 0,54 persen.

Di Australia, Indeks S&P/ASX 200 kehilangan 0,55 persen menyusul turunnya sektor logam dasar. Sektor aneka industri memimpin penurunan dalam indeks acuan tersebut

Saham-saham di sektor pertambangan mencatat penurunan yang signifikan, yaitu Rio Tinto turun 2,77 persen, BHP jatuh 2,65 persen dan Fortescue Metals turun 2,07 persen. Rifanfinancindo.

Sumber : Liputan 6

Selasa, 16 Januari 2018

Bursa Asia Melemah Terseret Harga Bijih Besi






Rifan Financindo - Bursa Asia merosot terpicu anjloknya harga bijih besi serta penguatan euro yang mendekati posisi puncak dalam 3 tahun, seiring ekspektasi Bank Sentral Eropa akan mengurangi stimulus moneternya.

Melansir laman Reuter, Selasa (16/1/2018), indeks MSCI saham Asia-Pasifik di luar Jepang turun 0,2 persen pada awal perdagangan. Adapun Saham Australia tergelincir 0,5 persen. Sementara Wall Street ditutup karena hari libur umum.

Baca juga :

Harga bijih besi China jatuh 2 persen karena stok di pelabuhan China melonjak ke level tertinggi sejak 2004. Kondisi ini kian menekan harga baja yang sudah melemah.

Sementara indeks saham Nikkei Jepang sedikit lebih tinggi pada awal perdagangan, namun momentum ini sangat berat bagi para eksportir yang berjuang untuk melepaskan efek penguatan yen.

Adapun nilai tukar Euro sedikit naik menjadi US$ 1,2265. Mata uang ini sempat menggapai US$ 1,2296, posisi paling tinggi sejak Desember 2014.

Euro sempat melemah pada hari Senin dan imbal hasil obligasi benchmark Jerman mencapai titik tertinggi setelah Bank Sentral Eropa Ardo Hansson mengatakan bahwa bank sentral dapat mengakhiri skema pembelian obligasi dalam satu bulan setelah September, jika ekonomi dan inflasi tumnuhb seperti harapan.

Melengkapi kenaikan euro, data menunjukkan surplus perdagangan di 19 negara kawasan Eropa naik ke tingkat tertinggi dalam delapan bulan. Rifan Financindo.

Sumber : Liputan 6

Senin, 15 Januari 2018

Bursa Asia Capai Level Tertinggi dalam Sejarah


PT Rifan Financindo - Bursa Asia mencapai titik tertinggi bersejarahnya pada awal pekan ini, mengekor Wall Street yang memperpanjang rekor pada pekan kemarin.

Sementara nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) tetap bertahan karena investor mengantisipasi risiko pengetatan kebijakan dari negara-negara di dunia.

Baca juga :

Melansir laman Reuters, Senin (15/1/2018), indeks MSCI saham Asia-Pasifik di luar Jepang naik 0,3 persen menjadi 591,66. Sementara indeks utama Australia menguat 0,5 persen, dan indeks Nikkei Jepang naik.

Pasar antara lain dipengaruhi investor yang optimistis bahwa data produk domestik bruto China yang keluar pada Kamis akan menunjukkan pertumbuhan setidaknya sebesar 6,7 ​​persen.
Kenaikan bursa Asia mengekor Wall yang pada akhir pekan lalu menguat, seiring keluarnya laporan pendapatan kuartal keempat dari perbankan dan penjualan ritel yang tercatat naik, mendorong optimisme investor mengenai pertumbuhan ekonomi di AS.

Dow menguat 2 persen pekan lalu, sementara Nasdaq naik 1,8 persen dan S & P 500 bertambah 1,6 persen. Indeks S & P 500 dan Nasdaq mencetak delapan rekor penutupan tertinggi dari sembilan hari perdagangan pertama pada 2018, sementara Dow membukukan penutupan tertinggi keenam tahun ini.

"Fokus konsesus perdagangan saat ini adalah dolar dan keuangan Eropa dan AS dan ini tetap menjadi fokus utama dalam minggu depan," kata Chris Weston, kepala strategi pasar IG. PT Rifan Financindo.

Sumber : Liputan 6

Jumat, 12 Januari 2018

Bursa Asia Menguat Tersengat Harga Minyak





Rifanfinancindo - Bursa saham Asia kembali menguat menjelang akhir pekan ini. Hal ini didorong keyakinan pelaku pasar terhadap kinerja keuangan perusahaan di Amerika Serikat (AS).

Selain itu, kenaikan harga minyak juga menjadi katalis positif untuk bursa Asia. Indeks saham MSCI Asia Pasifik di luar Jepang naik 0,2 persen. Sementara itu, indeks saham Jepang Nikkei melemah 0,1 persen. Penurunan indeks saham Jepang nikkei didorong harga saham teknologi dan otomotif yang tertekan. Saham Toyota susut 0,47 persen.

Baca juga :

Saham Honda melemah 0,92 persen. Sementara itu, saham Uniqlo melonjak 5,8 persen usai perseroan mencatatkan keuntungan dengan laba operasional naik 28,6 persen. Bahkan penjualan global pertama kali menyumbangkan lebih besar ketimbang penjualan domestik.

Sementara itu, indeks saham Korea Selatan Kospi menguat 0,19 persen. Sektor teknologi menekan indeks saham. Saham Samsung Electronics turun 1,74 persen. Sedangkan sektor saham produsen baja menguat dengan saham Posco naik 3,41 persen dan Hyundai Steel menguat 2,02 persen.

Mengutip laman Reuters, Jumat (12/1/2018), indikator bursa saham global dengan indeks saham MSCI Global mencapai rekor tertinggi. Sepanjang 2017, indeks saham MSCI global naik 3,3 persen.

Di bursa saham AS, indeks saham acuan wall street mencapai rekor tertinggi yang didorong kenaikan pendapatan perusahaan yang masuk S&P 500. Diperkirakan pendapatan naik 11,8 persen.

Sektor energi memimpin kenaikan seiring harga minyak menguat ke level tertinggi dalam tiga tahun.

Di pasar uang, dolar AS tergelincir ke level terendah dalam enam minggu terhadap yen di kisaran 111,05. Euro kembali naik menjadi US$ 1,2. Sebelumnya euro mendekati level tertinggi dalam tiga bulan di kisaran US$ 1,2089.

Bank sentral Eropa akan melihat revisi untuk mengurangi fokus pada pembelian obligasi kemudian meningkatkan suku bunga. Hal ini mempertimbangkan zona Euro mencatat pertumbuhan terbaik dalam satu dekade.

"Saya akan membayangkan bank sentral Eropa sangat ingin mencoba untuk akhiri suku bunga negatif usai September. Jika itu tidak turun dengan baik di pasar, bank akan mencoba untuk memodifikasi," ujar Yoshinori Shigemi, Global Market Strategist JP Morgan Asset Management.

Di pasar komoditas, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) turun 0,4 persen ke posisi US$ 63,55. Harga minyak Brent menguat ke level US$ 69,26 per barel usai sempat sentuh level US$ 70,05 per barel. Harga minyak Brent sudah naik lima persen sejak awal tahun. Rifanfinancindo.


Sumber : Liputan 6

Kamis, 11 Januari 2018

Bursa Asia Lesu Imbas Wall Street Tertekan

Perdagangan Saham dan Bursa

Rifan Financindo - Sebagian besar bursa saham Asia tertekan pada perdagangan Kamis pekan ini. Hal ini mengikuti bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street yang melemah.

Selain itu, investor juga fokus terhadap rilis laporan keuangan perusahaan di Jepang. Demikian mengutip laman CNBC, Kamis (11/1/2018).Pada perdagangan saham Kamis ini, indeks saham Jepang Nikkei melemah 0,26 persen usai dolar Amerika Serikat (AS) cenderung tertekan terhadap yen.

Baca juga :

Sebagian besar eksportir termasuk produsen otomotif dan teknologi melemah pada awal perdagangan. Saham Toyota turun 1,51 persen, saham Honda susut 1,49 persen dan saham Sony tergelincir 0,05 persen.

Banyak investor juga menanti laporan keuangan perusahaan pada Kamis pekan ini. Dijadwalkan Uniqlo akan rilis laporan kuartalan yang berakhir November pada Kamis pekan ini. Saham Uniqlo naik 0,77 persen.

Di bursa saham Korea Selatan, indeks saham Kospi melemah 0,21 persen. Produsen chip membebani bursa saham Korea Selatan. Saham Samsung Electronics melemah 0,25 peren. Sedangkan SK Hynix naik 0,41 persen. Perusahaan bergerak di sektor otomotif dan manufaktur juga tertekan pada perdagangan Kamis pagi ini.

Saham Posco melemah 1,74 persen. Sedangkan Hyundai Steel turun 1,65 persen. Hyundai Motor melemah 1,29 persen.

Di bursa saham Australia, indeks saham Australia melemah 0,44 persen pada awal perdagangan. Sebagian besar sektor saham tertekan.

Sebuah laporan dari China sebagai pemegang obligasi terbesar AS mempengaruhi bursa saham. China dikabarkan berpotensi memperlambat dan mengurangi pembelian obligasi AS.

Sentimen tersebut menekan bursa saham AS atau wall street. Indeks saham Dow Jones melemah 0,07 persen ke posisi 25.369,13. Indeks saham S&P 500 dan Nasdaq susut untuk pertama kali pada 2018.

Kabar pengurangan pembelian obligasi AS oleh China juga menekan dolar AS. Indeks dolar AS pun kini diperdagangkan di kisaran 92,33. Terhadap yen, dolar AS berada di kisaran 111,40. Rifan Financindo.

Sumber : Liputan 6

Rabu, 10 Januari 2018

Menunggu Data Inflasi China, Bursa Asia Bergerak Campuran






PT Rifan Financindo - Bursa Asia bergerak di dua arah para pembukaan perdagangan Rabu pekan ini. Investor tengah menunggu keluarnya data inflasi China yang bisa digunakan untuk membimbing arah investasi.

Mengutip CNBC, Rabu (10/1/2018), Nikkei 225 Jepang naik tipis didorong oleh sektor otomotif. Namun saham-saham teknologi membebani gerak indeks. Saham Sony dan SoftBank Group masing-masing turun 0,12 persen dan 0,8 persen.

Di Korea Selatan, Saham Kospi juga naik tipis 0,1 persen. Tekanan cukup besar berasal dari saham-saham teknologi. Samsung Electronics kehilangan 1,19 persen dan SK Hynix jatuh 3,25 persen.

Baca juga :

Sama seperti di Jepang, saham-saham di sektor otomotif menjadi pendorong penguatan indeks acuan di bursa saham Korea Selatan.

Di Australia, indeks acuan S&P/ASX 200 melemah 0,05 persen. Saham produsen emas menjadi pemberat gerak indeks acuan. Saham Newcrest Mining dan Kingsgate Consolidated masing-masing turun 1,9 persen dan 6,33 persen.

Namun, saham-saham di sektor keuangan mampu menahan kejatuhan yang lebih dalam. Westpac naik 0,29 persen dan ANZ menguat tipis.

Di AS, Wall Street ditutup menguat menjelang pengumuman kinerja perusahaan. Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik 102,8 poin atau 0,41 persen menjadi 25.385,8. Untuk S&P 500 menguat 3,58 poin atau 0,13 persen menjadi 2.751,29. Sedangkan Nasdaq Composite bertambah 6,19 poin atau 0,09 persen menjadi 7.153,58.

Indeks acuan S&P 500 dan Nasdaq mencatat rekor penutupan tertinggi keenam mereka berturut-turut. Dow Jones juga berakhir pada level rekor setelah sempat gagal dalam penutupan di sesi Senin.

Saat ini investor bursa Asia tengah menunggu data inflasi China. Angka inflasi yang naik diperkirakan mampu menjadi katalis pergerakan bursa karena dianggap menjadi indikator pemulihan ekonomi global. PT Rifan Financindo.

Sumber : Liputan 6

Selasa, 09 Januari 2018

Bursa Asia Naik Tipis Dekati Rekor Tertinggi


Rifanfinancindo - Bursa Asia naik tipis mendekati rekor tertinggi usai indeks S&P 500 mencatat kenaikannya. Sementara dolar menguat terhadap sejumlah mata uang utama.

Melansir laman Reuters, Selasa (9/1/2018), indeks MSCI saham Asia-Pasifik di luar Jepang menguat 0,1 persen ke level 590,23. Angka ini tidak jauh dari rekor puncaknya yang berada di 591,50 pada November 2007.

Baca juga :

Di Wall Street, Dow Jones Industrial Average tercatat turun 0,05 persen. Sedangkan indeks S&P 500 menguat 0,17 persen, dan Nasdaq Composite bertambah 0,29 persen.

Setelah pasar menggapai awal terbaik dalam setahun di lebih dari satu dekade, investor kembali berbalik berhati-hati menjelang laporan pendapatan perusahaan.

Indeks saham Nikkei Jepang naik 0,8 persen ke tingkat tertinggi sejak November 1991, menyusul kenaikan sesi sebelumnya karena pasar dibuka kembali setelah liburan pada hari Senin.

Sementara itu, indeks dolar, yang mengukur mata uangnya terhadap sekeranjang enam mata uang utama, stabil di level 93,348 pada hari ini.

Adapun Euro stabil di posisi US$ 1,1967, tidak jauh dari level tertinggi hampir empat bulan pada hari Kamis sebesar US$ 1,2089 . Terhadap yen, dolar naik tipis 0,1 persen menjadi 113,14.

Penguatan dolar didasari investor yang memprediksi suku bunga AS akan naik lebih lanjut setelah rilis data gaji pada Jumat lalu, tidak memberikan ganjalan pada kemungkinan pengetatan kebijakan moneter oleh Federal Reserve A.S.

Sementara pertumbuhan pekerjaan melambat lebih dari perkiraan. Kenaikan gaji bulanan menunjukkan kekuatan di pasar kerja.

"Secara umum, dilihat dalam konteks, ini masih merupakan pasar kerja yang cukup kuat," kata Bill Northey, Kepala Investasi US Bank di Helena, Montana. Rifanfinancindo.

Sumber : Liputan 6

Senin, 08 Januari 2018

Bursa Asia Menguat Tipis, Investor Menunggu Kinerja Emiten





Rifan Financindo - Bursa Asia bergerak menguat di awal pekan ini. Penguatan ini menyusul menghijaunya bursa saham Amerika Serikat (AS) atau Wall Street pada penutupan akhir pekan lalu. Saat ini, investor tengah menunggu keluarnya laporan kinerja beberapa emiten.

Mengutip CNBC, Senin (8/1/2018) Indeks S&P/ASX 200 Australia naik tipis 0,21 persen di awal perdagangan. Saham di sektor perbankan memimpin penguatan,dengan ANZ naik 0,52 persen.

Baca juga :

Di Korea Selatan, indeks Kospi menguat tipis 0,08 persen setelah sebelumnya mengalami tekanan. Saham-saham blue chip menjadi pendorong penguatan meskipun hanya tipis.

Samsung Electronics dan SK Hynix masing-masing turun 1,04 persen dan 1,39 persen.

Pada pekan ini, pejabat Korea Selatan dan Korea Utara akan bertemu untuk pertama kalinya sejak Desember 2015. Pertemuan ini diperkirakan akan membahas mengenai Olimpiade Musim Dingin.

Sedangkan indeks saham MSCI Asia Pasifik di luar Jepang naik 0,09 persen pada pukul 08.58 pagi waktu Sigapura.

Pada minggu lalu di pekan pertama perdagangan 2018, bursa Asia mampu menguat dan menyentuh level tertinggi sepanjang sejarah. Indeks Hang Seng Hong Kong mencapai level tertinggi dalam satu dekade dan Nikkei Jepang naik ke level tertinggi dalam 26 tahun. Rifan Financindo.

Sumber : Liputan 6

Jumat, 05 Januari 2018

Bursa Asia Menguat karena Optimisme Ekonomi Global


PT Rifan Financindo - Bursa Asia dibuka menguat pada perdagangan Jumat pekan ini. Indeks Patokan Jepang mampu menyentuh level tertinggi dalam 26 tahun. Penguatan pasar saham di kawasan Asia ini mengikuti yang terjadi pada Wall Street.

Mengutip CNBC, Jumat (5/1/2018), indeks acuan Jepang Nikkei naik 0,61 persen di awal perdagangan, meneruskan penguatan yang telah dibukukan pada perdagangan sebelumnya yang tercatat 3 persen. Pada perdagangan kemarin, indeks acuan di Jepang ini menyentuh level tertinggi dalam 26 tahun.

Baca juga :

Sebagian besar saham-saham Blue Chip dibuka menguat. Toyota naik 1,77 persen, Sony melonjak 2,27 persen dan SoftBank Group naik tipis 0,06 persen.

Bergeser ke Korea Selatan, Indeks Kospi naik 0,46 persen dipicu kenaikan saham-saham di sektor otomotif. Selain itu, saham-saham blue chip juga menjadi pendorong penguatan Kospi.

Hyundai Motor naik tipis 0,34 persen dan SK Hynix naik 2,46 persen. Samsung Electronics menguat 0,55 persen menjelang laporan keuangan kuartal empat yang akan keluar Selasa depan.

Di Australia, S&P/ASX 200 naik tipis 0,5 persen seiring penguatan sektor komunikas dan tambang. Harga komoditas yang melonjak menjadi dasar penguatan bursa saham di Australia ini.

Perusahaan tambang Rio Tinto dan BHP masing-masing naik 0,48 persen dan 0,73 persen. Di antara produsen emas, Evolution Mining mengungguli rekan-rekannya untuk melompat 2,71 persen.

"Data ekonomi yang membaik membantu penguatan pandangan bahwa pemulihan ekonomi global mulai terlihat," jelas analis National Australia Bank, Rodrigo Catril. PT Rifan Financindo.


Sumber : Liputan 6

Kamis, 04 Januari 2018

Bursa Asia Sentuh Level Tertinggi dalam 10 Tahun


Rifanfinancindo - Bursa saham Asia mengalami kenaikan tertinggi dalam 10 tahun pada perdagangan saham Kamis pekan ini. Penguatan bursa saham Asia ditopang rilis data ekonomi Amerika Serikat (AS) dan Jerman yang solid.

Indeks saham MSCI Asia Pasifik di luar Jepang naik 0,1 persen. Indeks saham Jepang Nikkei menguat dua persen pada saat perdagangan perdana pada 2018. Sementara itu, indeks saham Topix sentuh level tertinggi sejak 1991.

"Rilis data ekonomi usai liburan sangat baik. Jadi kekhawatiran pasar mengenai aksi ambil untung pada awal tahun baru, Namun pasar kelihatan cukup kuat," ujar Hirokazu Kabeya, Chief Global Strategist Daiwa Securities, seperti dikutip dari laman Reuters, Kamis (4/1/2018).

Dari data ekonomi yang dipublikasikan pada Rabu waktu setempat memperkuat harapan investor terhadap pertumbuhan ekonomi global yang solid. Ini akan mendorong permintaan barang termasuk minyak sehingga angkat kinerja keuangan perusahaan.

Baca juga :

Selain itu, data ekonomi menguat ditunjukkan dari aktivitas pabrik di AS yang meningkat pada Desember. Ini didorong lonjakan pertumbuhan pesanan baru, sebagai tanda momentum ekonomi yang kuat pada akhir 2017.

Di Jerman yang merupakan kekuatan ekonomi Eropa mencatat tingkat pengangguran mencapai rekor terendah 5,5 persen pada Desember. Sentimen itu juga mendorong bursa saham global capai rekor tertinggi. Bahkan indeks saham di wall street tercatat menguat yang didorong sektor saham energi.

Sentimen lainnya pengaruhi bursa saham Asia yaitu komoditas. Di pasar komoditas, harga minyak AS atau West Texas Intermediate (WTI) berada di level US$ 61,84 per barel. Harga minyak naik ke level tertinggi sejak Juni 2015.

Sedangkan di pasar uang, dolar Amerika Serikat (AS) menguat 0,2 persen terhadap yen di kisaran 112,69 yen. Sedangkan euro sedikit berubah di kisaran US$ 1.200.

Investor pun ingin pasar menjadi lebih stabil. Dalam beberapa bulan terakhir, indeks volatilitasi bisa terjaga bahkan capai ke tingkat terendah sejak krisis keuangan global pada 2008.

Hal itu mengingat investor bertaruh bank sentral Amerika Serikat dan bank sentral utama lainnya di dunia akan perketat kebijakan moneter secara bertahap dengan sedikit tekanan inflasi.

Pada risalah rapat bank sentral AS pada 12-13 Desember juga tidak banyak mengubah persepsi itu. Mereka menunjukkan kalau rencana pemotongan pajak Presiden AS Donald Trump sebagai dorongan untuk belanja konsumen akan tetapi ketidakpastian mengenai dampak stimulus menaikkan tekanan harga. Rifanfinancindo.

Sumber : Liputan 6

Rabu, 03 Januari 2018

Bursa Asia Terus Menguat karena Dolar AS Tertekan


Rifan Financindo - Bursa Asia dibuka menguat pada perdagangan Rabu di awal tahun ini. Penguatan ini mengikuti kenaikan yang terjadi pada Wall Street.

Mengutip CNBC, Rabu (3/1/2018), indeks Kospi Korea Selatan naik tipis 0,17 persen di awal perdagangan yang terdorong oleh saham-saham teknologi. Samsung Electronics dan SK Hynix masing-masing naik 0,94 persen dan 1,74 persen.

Baca juga :

Di Australia, indeks acuan S&P/ASX 200 juga naik tipis 0,14 persen terdorong oleh saham-saham di sektor tertambangan. Rio Tinto dan BHP, dua penambang terbesar di negara itu, masing-masing 2,04 persen dan 2,22 persen.

Sedangkan emiten produsen emas bergerak campuran. Namun secara emiten tambang mampu mendorong penguatan bursa di Australia.

Pasar saham di Jepang masih tutup pada perdagangan Rabu ini sejak tahun baru kemarin.
Di Amerika Serikat (AS), Wall Street menguat pada penutupan perdagangan di awal 2018. Investor cukup optimistis dengan prospek perekonomian 2018 menjadi salah satu landasan penguatan tersebut.

Mengutip Reuters, Rabu (3/1/2018), Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik 104,79 poin atau 0,42 persen menjadi 24.824,01. Untuk S&P 500 menguat 22,18 poin atau 0,83 persen menjadi 2.695,79. Sedangkan Nasdaq menambah 103,51 poin atau 1,5 persen menjadi 7.006,90.

Nasdaq mampu ditutup di atas 7.000 dan merupakan pertama kalinya depanjang sejarah. S&P 500 juga berakhir pada rekor tertinggi. Saham-saham di sektor teknologi menjadi landasan penguatan Wall Street.

Namun di luar itu, sektor konsumen, kesehatan dan industri dasar juga ikut membantu dengan naik lebih dari 1 persen.

Apple, Facebook, Alphabet dan Microsoft mendorong pengiatan sektor teknologi. Microsoft naik 1,4 persen, menyusul kenaikan 37 persen di tahun 2017 yang menjadikannya yang terbaik.

Dolar AS terus tertekan pada perdagangan rabu ini setelah jatuh ke level terendah dalam tiga bulan terhadap enam mata uang utama lainnya. Indeks dolar AS diperdagangkan di 91,817 pada pukul 8.22 waktu Hong Kong, setelah sebelumnya sempat naik ke 92.

Terhadap yen Jepang, dolar AS melemah ke level 112,28. Rifan Financindo.

Sumber : Liputan 6

Selasa, 02 Januari 2018

Perdagangan Perdana 2018, Bursa Asia Sedikit Tertekan


PT Rifan Financindo - Bursa Asia dibuka melemah pada perdagangan saham di awal 2018 Sebagian besar pasar saham masih libur Tahun Baru. Pelaku pasar tengah fokus perkembangan geopolitik di Korea Utara.

Pada tahun lalu, bursa Asia mampu memberikan keuntungan yang cukup tinggi bagi investor. Indeks saham MSCI Asia Pasifik di luar Jepang mampu naik 30 persen sepanjang tahun.
Baca juga :

Mengutip CNBC, Selasa (2/1/2018), di awal 2018 ini, indeks acuan Australia S&P/ASX 200 melemah 0,16 persen di awal perdagangan. Pasar saham di Jepang, Selandia Baru dan Thailand tutup karena masih libur Tahun Baru.

Saat ini pelaku pasar di bursa Asia tengah fokus kepada kondisi geopolitik Korea utara. Dalam pidato tahun baru, Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un mengeluarkan ancaman kepada negara yang dianggap sebagai musuh bebuyutan yaitu Amerika Serikat (AS).

Kim Jong-un mengatakan, AS tak akan bernyali menabung genderang perang terhadap Korut. Sebab, kim mengklaim, negaranya telah mengembangkan kemampuan nuklir yang mampu menyerang daratan Negeri Paman Sam dengan salah satu senjata pamungkas.

Namun di luar itu, ia juga mengakui bahwa dirinya terbuka untuk berdialog dengan Korea Selatan.
Sebelumnya, Korea Selatan telah menyita dua kapal yang diduga melanggar sanksi dengan menyelundupkan minyak ke Korea Utara. PT Rifan Financindo.


Sumber : Liputan 6

 
Disclaimer: Semua informasi yang tersedia dalam blog ini hanya bersifat informasi saja. Kami berusaha menyajikan informasi yang terbaik, akan tetapi kami tidak menjamin keakuratan dan kelengkapan dari semua informasi atau analisa yang tersedia. Kami tidak bertanggung jawab terhadap semua kerugian baik langsung maupun tidak langsung yang dialami oleh pembaca atau pihak lain akibat menggunakan informasi dari blog ini.

PT. Rifan Financindo Berjangka Surabaya
Wisma Bii Lt. 16 Jl. Pemuda 60-70 Surabaya 60271 Telp : 031-5349800(hunting), Fax : 031-5347800