English French German Spain Italian Dutch

Russian Brazil Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Selasa, 21 Desember 2021

Harga Emas Melemah, Investor Tengah Mengukur Dampak Omicron

 PT Rifan Financindo

PT Rifan Financindo - Harga emas melemah pada penutupan perdagangan Senin (Selasa pagi waktu Jakarta). Saat ini investor tengah mengukur dampak melonjaknya kasus Covid-19 varian Omicron terhadap harga emas.

Selain itu, investor juga tengah menghitung sejauh mana Bank Sentral AS atau The Federal Reserve (the Fed) akan menaikkan suku bunga dan dampaknya kepada inflasi.

Mengutip CNBC, Selasa (21/12/2021), harga emas di pasar spot turun 0,2 persen menjadi USD 1.793,33 per ounce, pada pukul 18.45 GMT. Sedangkan harga emas berjangka AS turun 0,6 persen ke level USD 1.794,60 per ounce.

Baca Juga :

Bursa saham global mundur di tengah kekhawatiran atas dampak pembatasan yang lebih ketat untuk mencegah penyebaran Covid-19 varian Omicron. Namun meskipun bursa saham terkapar, aliran modal belum masuk ke instrumen safe-haven seperti emas.

Namun, pelemahan harga emas tidak terlalu dalam karena mendapat dukungan dari pelemahan nilai tukar dolar AS. Mata uang AS tersebut mengalami tekanan terhadap sejumlah mata uang utama dunia lainnya.

Situasi yang terjadi pada Senin ini berbeda dengan yang terjadi pada Jumat pekan lalu. Meskipun sentimen yang mempengaruhi sama, tetapi pada pekan lalu harga emas bisa melonjak hingga menyentuh level tertinggi sejak 26 November.

"Harga emas sempat sedikit reli dan sekarang sepertinya masuk periode liburan di mana tidak ada lagi partisipasi penuh dari para pedagang dan Anda mungkin akan melihat berkurangnya selera terhadap risiko yang tidak banyak membantu emas," kata analis senior OANDA, Ed Moya.

Ia memperkirakan harga emas dunia akan terus bertahan di kisaran USD 1.800 per ounce sampai akhir tahun.

Prediksi
Meskipun emas dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan ketidakpastian yang lebih tinggi, kenaikan suku bunga akan meningkatkan biaya memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil.

Ketidakpastian yang dipimpin Omicron dapat menyebabkan narasi bank sentral yang lebih dovish pada 2022. Tentu saja, hal ini akan memberikan dorongan kepada harga emas.

"Kita masih bisa melihat kenaikan moderat untuk logam mulia karena posisi bearish menunjukkan logam mungkin lebih responsif terhadap keraguan yang mulai muncul seputar kemampuan Fed untuk memberikan sikap hawkish mereka," kata TD Securities dalam sebuah catatan.

Kekhawatiran tentang dampak ekonomi dari pembatasan Covid-19 tampaknya telah merembes ke logam lain, yang cenderung mengikuti pemulihan pasar yang lebih luas lebih dekat. PT Rifan Financindo.

Sumber : Liputan 6

0 komentar :

Posting Komentar

 
Disclaimer: Semua informasi yang tersedia dalam blog ini hanya bersifat informasi saja. Kami berusaha menyajikan informasi yang terbaik, akan tetapi kami tidak menjamin keakuratan dan kelengkapan dari semua informasi atau analisa yang tersedia. Kami tidak bertanggung jawab terhadap semua kerugian baik langsung maupun tidak langsung yang dialami oleh pembaca atau pihak lain akibat menggunakan informasi dari blog ini.

PT. Rifan Financindo Berjangka Surabaya
Wisma Bii Lt. 16 Jl. Pemuda 60-70 Surabaya 60271 Telp : 031-5349800(hunting), Fax : 031-5347800