English French German Spain Italian Dutch

Russian Brazil Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Senin, 19 Maret 2018

Bursa Saham Asia Bervariasi Jelang Pertemuan The Fed






PT Rifan Financindo - Laju bursa saham Asia dibuka bervariasi pada perdagangan Senin (19/3/2018). Pelaku pasar menunggu pertemuan The Federal Open Market Committee (FOMC) pada 20-21 Maret 2018.

Mengutip CNBC, bursa saham Asia pada pagi ini dibuka dengan pergerakan bervariasi. Indeks saham ASX 200 Australia menguat, sementara indeks saham utama Jepang tergelincir.

Indeks saham Nikkei Jepang rontok 0,12 persen. Sektor saham perdagangan dan keuangan tertekan, sementara sektor saham teknologi diperdagangkan stabil.

Baca juga :

Selain itu, pelemahan terjadi di indeks saham Kospi Korea Selatan yang tergelincir 0,12. Saham-saham produsen mobil terperosok tajam, seperti Hyundai Motor anjlok 3,49 persen

Sedangkan produsen baja justru mencatatkan keuntungan lewat kenaikan saham. Di antaranya saham Posco yang menanjak 2,78 persen.

Indeks saham S&P/ASX 200 Australia menguat 0,22 persen. Sektor saham energi memimpin kenaikan sebesar 1,4 persen setelah harga minyak dunia reli.

Pergerakan bursa saham Asia hari ini dipengaruhi sentimen pasar yang memusatkan perhatiannya pada pertemuan dua hari The Fed pada pekan ini.

Bursa saham Asia ditutup mixed pada penutupan perdagangan pekan lalu menyusul kekhawatiran dari perkembangan proteksi dagang dari Gedung Putih, Amerika Serikat (AS). PT Rifan Financindo.

Sumber : Liputan 6

Jumat, 16 Maret 2018

Bursa Asia Melemah Dibayangi Kondisi Politik AS




Rifanfinancindo - Bursa Asia melemah dibayangi kekhawatiran tentang langkah penyelidikan (AS) terhadap Organisasi milik Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

Investor juga sedang diliputi kekhawatiran bahwa tarif impor yang diberlakukan dapat melukai ekonomi global dan memicu perang dagang.

Melansir laman Reuters, Jumat (16/3/2018), indeks MSCI saham Asia-Pasifik di luar Jepang tergelincir 0,2 persen pada awal perdagangan. Sementara indeks Nikkei Jepang turun 0,3 persen.

Baca juga :

Sebelumnya,  Wall Street ditutup bervariasi dengan indeks S&P 500 berakhir sedikit lebih rendah 0,08 persen. Ini menandai penurunan empat hari beruntun pertama di tahun 2018.

Indeks S&P jatuh setelah rilisnya laporan New York Times jika Penasihat Khusus Departemen Kehakiman Amerika Serikat (AS) Robert Mueller telah mengeluarkan surat perintah untuk meminta dokumen yang berkaitan dengan bisnis Presiden Donald Trump di AS.

Hal itu menambah ketidakpastian politik AS, menyusul kepergian dua pejabat yakni mantan Sekretaris Negara Rex Tillerson dan penasihat ekonomi utama Gary Cohn, dari Pemerintahan Trump.

Di sisi lain, pada awal pekan ini  Trump berusaha menerapkan tarif impor emas China senilai USD 60 miliar yang memperkuat kekhawatiran investor bahwa pemerintah semakin condong ke arah proteksionisme.

"Tampaknya bagi Trump, hanya kebijakan 'America First' yang tersisa untuk meningkatkan popularitasnya dan untuk terpilih kembali," kata Hiroko Iwaki, Ali Strategi Senior di Mizuho Securities.

"Sulit untuk mengharapkan ketidakpastian politik akan segera hilang. Itu akan mendukung obligasi," dia menambahkan.

Ketidakpastian politik tidak hanya terjadi di Amerika Serikat. Di Jepang, Perdana Menteri Shinzo Abe mendapat tekanan atas kecurigaan adanya penutupan penjualan tanah yang kontroversial oleh pemerintah. Rifanfinancindo.


Liputan 6

Kamis, 15 Maret 2018

Investor Khawatir Perang Dagang, Bursa Asia Tergelincir


Rifan Financindo - Bursa saham Asia melemah pada perdagangan saham Kamis pekan ini. Pergerakan bursa Asia mengikuti wall street yang tertekan.

Tekanan di bursa saham dipicu meningkatnya kekhawatiran investor global terhadap potensi perang dagang Amerika Serikat (AS) akan membebani ekonomi global.

Di bursa saham Asia, indeks saham MSCI Asia Pasifik di luar Jepang turun 0,05 persen. Indeks saham Australia melemah 0,35 persen, indeks saham Korea Selatan Kospi susut 0,15 persen dan indeks saham Jepang Nikkei merosot 0,15 persen.

Baca juga :

Bursa saham Asia merosot ini mengekor wall street yang tertekan. Presiden AS Donald Trump mencari cara untuk mengenakan tariff impor China lainnya menimbulkan kekhawatiran perang dagang. Sentimen itu juga mendorong indeks saham MSCI Global tergelincir 0,46 persen. Indeks saham FTSE merosot 0,14 persen.

Tak hanya itu, kekhawatiran perang dagang juga mendorong permintaan obligasi Eropa. Imbal hasil obligasi Jerman bertenor 10 tahun menurun ke level terendah dalam 1,15 bulan di posisi 0,58 persen. Demikian juga obligasi pemerintahan Prancis.

“Bursa saham Asia telah bertahan cukup baik namun harus turun lagi jika bursa saham AS kembali tertekan,” ujar Yutaka Miura, Analis Mizuho Securities, seperti dikutip dari laman Reuters, Kamis (15/3/2018).

Ia menambahkan, bursa  Asia yang tertekan ini dapat mendorong investor memburu saham murah. Akan tetapi, sebagian besar investor cenderung hati-hati. Rifan Financindo.

Sumber : Liputan 6

Rabu, 14 Maret 2018

Bursa Asia Tertekan Imbas Kekhawatiran Aksi Proteksi Dagang AS



PT Rifan Financindo - Bursa saham Asia melemah pada perdagangan saham Rabu pekan ini di tengah kekhawatiran meningkatnya aksi proteksi oleh Amerika Serikat (AS).

Hal ini dipicu usai Presiden Amerika Serikat Donald Trump memecat Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson yang dianggap moderat di pemerintahannya.Di bursa Asia, indeks saham MSCI Asia Pasifik di luar Jepang melemah 0,3 persen.

Pada perdagangan kemarin, indeks saham acuan ini sempat sentuh level tertinggi dalam 1,5 bulan. Indeks saham Australia melemah 0,8 persen pada awal perdagangan. Sementara itu, indeks saham Jepang Nikkei susut 0,8 persen dan indeks saham Korea Selatan melemah 0,7 persen.

Baca juga :
Pelemahan ini juga didorong bursa saham AS atau wall street yang tertekan. Indeks saham Dow Jones melemah 0,7 persen. Indeks saham S&P 500 tergelincir 0,6 persen dan indeks saham Nasdaq merosot 1 persen.

Wall street tertekan didorong langkah Trump memecat Rex Tillerson usai serangkaian hubungan kurang baik atas kebijakan Korea Utara, Rusia dan iran. Kritikus mengatakan, langkah tersebut akan menambah ketidakstabilan pemerintahan Amerika Serikat.

Trump juga ingin menerapkan tarif impor China sehingga target mencapai US$ 60 miliara yang dikenakan pada telekomunikasi, elektronik dan teknologi informasi.

"Kepergian Tillerson telah membuat beberapa kekhawatiran dengan ada lampu hijau bagi mereka yang berada di pemerintahan untuk mendorong tindakan aksi proteksi lebih banyak," tulis laporan analis ANZ, seperti dikutip dari laman Reuters, Rabu (14/3/2018). PT Rifan Financindo.


Sumber : Liputan 6

Selasa, 13 Maret 2018

Bursa Asia Melandai, Saham Perusahaan Baja Tertekan






Rifanfinancindo - Bursa Asia melemah pada pembukaan perdagangan Selasa ini. Kebijakan yang dikeluarkan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memukul produsen baja regional.


Mengutip CNBC, Selasa (13/3/2018), beberapa negara di Asia diperkirakan bakal terpukul dengan keputusan Donald Trump untuk memungut tarif impor yang tinggi bagi produk baja dan aluminium.

"Kami percaya bahwa produk baja dari Korea Selatan, Jepang, Vietnam, Thailand, Afrika Selatan, Australia dan Argentina paling berisiko mengalami perpindahan pasar dari AS," jelas analis energi Wood Mackenzie dalam catatannya.

Baca juga :
Saham Australia turun 0,31 persen didorong oleh pelemahan saham Bluescope Steel yang melemah 0,44 persen dan Rio Tinto yang merupakan perusahaan yang berfokus pada bijih besi, bahan utama baja melemah 1,05 persen.

Saham-saham di sektor keuangan juga mengalami tekanan. AMP kehilangan 0,74 persen sementara Westpac merayap turun 0,3 persen.

Indeks acuan bursa Jepang Nikkei 225 tergelincir 0,35 persen di tengah perkembangan skandal terbaru kronisme yang menekan pemerintahan Perdana Menteri Shinzo Abe.

Di sektor baja, saham JFE Holdings kehilangan 0,90 persen dan Nippon Steel turun 0,33 persen.

Indeks Kospi Korea Selatan dibuka mendatar. Saham-saham sektor baja juga bergerak di teritori negatif. Posco, Dongkuk Steel dan Hyundai Steel masing-masing turun lebih dari 1 persen. Rifanfinancindo.

Sumber : Liputan 6

Senin, 12 Maret 2018

Bursa Asia Reli Usai Rilis Data Tenaga Kerja AS


Rifan Financindo - Bursa saham Asia reli pada perdagangan saham awal pekan ini. Penguatan bursa saham Asia didukung dari laporan data tenaga kerja Amerika Serikat (AS) yang positif.

Ini juga mengkurangi kekhawatiran inflasi dan kenaikan suku bunga Bank Sentral AS lebih cepat.Di bursa saham Asia, indeks saham MSCI Asia Pasifik di luar Jepang menguat 0,4 persen. Indeks saham Jepang Nikkei naik 2 persen.

Baca juga :

Sementara itu, indeks saham Korea Selatan Kospi mendaki 0,8 persen. Indeks saham Australia menanjak 0,9 persen.Kekhawatiran inflasi pun mereda usai data ekonomi AS menunjukkan data  tenaga kerja nonpertanian melonjak 313 ribu pada Februari. Akan tetapi, rata-rata pertumbuhan pendapatan tahunan per jam melambat menjadi 2,6 persen usai melonjak pada Januari.

"Rilis data ekonomi ini menunjukkan data ekonomi tenaga kerja kuat. Ini menjadi sentimen buat bursa saham. Di samping itu data tingkat kenaikan partisipasi dan upah menunjukkan tenaga kerja dipenuhi oleh pendatang baru dalam angkatan kerja," tulis analis JP Morgan dalam catatannya, seperti dikutip dari laman Reuters, Senin (12/3/2018).

"Meski pasar mungjin terlalu banyak membaca satu laporan data tenaga kerja. Namun pada 21 Maret merupakan titik yang dihindari. Pasar tenaga kerja semakin menunjukkan ada kekhawatiran dan ini pastikan diterjemahkan ke dalam tekanan upah yang berbalik," seperti dikutip dari laporan tersebut. Rifan Financindo.


Sumber : Liputan 6

Jumat, 09 Maret 2018

Rencana Pertemuan Trump dan Kim Jong-un Kerek Bursa Saham Asia





PT Rifan Financindo - Bursa saham Asia melanjutkan penguatan di pembukaan perdagangan jelang akhir pekan ini. Tiga indeks utama naik terdorong sentimen penandatanganan aturan tarif impor Amerika Serikat (AS) dan rencana Presiden Donald Trump bertemu dengan pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un.

Mengutip CNBC, Jumat (9/3/2018), bursa saham Asia berada di zona hijau terseret penguatan wall street. Penopangnya penerapan tarif impor baja dan aluminium oleh AS, sementara investor masih menunggu keputusan suku bunga acuan dari Bank Sentral Jepang.

Indeks saham Nikkei Jepang tercatat mendaki 1,19 persen. Hampir seluruh sektor saham naik, kecuali sektor saham industri besi dan baja yang berada di zona merah.

Baca juga :

Sementara itu, indeks saham Kospi Korea Selatan menguat 0,66 persen. Saham perusahaan atau produsen baja jeblok, seperti Posco dan Hyundai Steel masing-masing turun 1,54 persen dan 1,15 persen. Sementara saham manufaktur diperdagangkan meningkat.

Indeks saham S&P/ASX 200 Australia pun terkerek naik tipis sebesar 0,28 persen. Pengembang properti China Vanke, dan produsen fesyen mewah Prada akan mengumumkan laporan keuangan pada hari ini.

Sentimen lainnya yang mendongkrak penguatan bursa saham Asia, yaitu rencana pertemuan antara Donald Trump dan Kim Jong-un.

Pertemuan ini menyusul surat yang telah dikirimkan Utusan Korea Selatan dari Kim Jong-un untuk Trump.

Setelah menyampaikan surat di Gedung Putih, Kepala Kantor Keamanan Nasional Korea Selatan, Chung Eui Yong mengatakan kepada media bahwa Donald Trump akan bertemu Kim Jong-un pada Mei ini. PT Rifan Financindo.

Sumber : Liputan 6

 
Disclaimer: Semua informasi yang tersedia dalam blog ini hanya bersifat informasi saja. Kami berusaha menyajikan informasi yang terbaik, akan tetapi kami tidak menjamin keakuratan dan kelengkapan dari semua informasi atau analisa yang tersedia. Kami tidak bertanggung jawab terhadap semua kerugian baik langsung maupun tidak langsung yang dialami oleh pembaca atau pihak lain akibat menggunakan informasi dari blog ini.

PT. Rifan Financindo Berjangka Surabaya
Wisma Bii Lt. 16 Jl. Pemuda 60-70 Surabaya 60271 Telp : 031-5349800(hunting), Fax : 031-5347800