PT. Rifan Financindo Berjangka, Chicago - Hasil pertemuan bank sentral Amerika Serikat (AS) berkaitan soal kenaikan suku bunga menjadi fokus perhatian pasar. Hal itu juga mempengaruhi pergerakan harga emas pada awal pekan.
Harga emas untuk pengiriman Desember naik US$ 4,4 atau 0,4 persen menjadi US$ 1.107,70 per ounce di divisi Comex. Sementara itu, harga perak untuk pengiriman Desember melemah 14,2 persen atau 1 persen menjadi US$ 14.363 per ounce.
"Sejauh ini sentimen bank sentral AS masih menjadi fokus perhatian pelaku pasar. Jika bank sentral AS mengirimkan sinyal dovish pada Kamis pekan ini maka dapat membantu menaikkan saham dan melemahkan dolar AS. Ini dapat membuat emas menjadi peluang untuk dipegang," ujar Analis Forex.com, Fawad Razaqzada seperti dikutip dari laman Marketwatch, Selasa (15/9/2015).
Pandangan investor soal kapan kenaikan suku bunga AS dilakukan terbagi menjadi dua. Ada prediksi yang memuat kalau bank sentral AS menunda kenaikan suku bunganya. Sisi lain ada kemungkinan suku bunga AS naik pada September 2015.Akan tetapi, suku bunga rendah berdampak positif untuk harga emas. Meski demikian kebijakan moneter longgar dapat membuat pelaku pasar memegang dolar AS.
Adrian Ash, Kepala Riset BullionVault mengatakan bila bank sentral AS kembali menunda suku bunga lagi maka akan terjadi volatilitas jangka pendek lebih besar lagi. Memang sejumlah analis percaya kalau harga emas pergerakannya akan terbatas pada jangka panjang.
"Secara teknikal, harga emas cenderung tertekan seiring katalis utama adanya potensi aksi jual dipengaruhi sentimen kenaikan suku bunga AS sebelum akhir 2015," kata Analis FXTM Lukman Otunuga. (Ahm/Gdn)
Sumber : Liputan 6
Selasa, 15 September 2015
Harga Emas Menguat di Tengah Sentimen Kenaikan Suku Bunga AS
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
0 komentar :
Posting Komentar