English French German Spain Italian Dutch

Russian Brazil Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Kamis, 22 Maret 2018

Keputusan The Fed Bikin Bursa Asia Menghijau


PT Rifan Financindo - Bursa saham Asia bervariasi pada awal perdagangan saham usai bank sentral Amerika Serikat atau the Federal Reserve menaikkan suku bunga acuan pertama kali pada 2018.

Bursa Asia menguat dengan indeks saham MSCI Asia Pasifik di luar Jepang naik 0,3 persen. Indeks saham Jepang Nikkei naik 0,15 persen. Akan tetapi, indeks saham Topix melemah 0,03 persen. Indeks saham Korea Selatan Kospi sentuh level tertinggi dalam enam minggu.

Baca juga :

Keputusan the Federal Reserve menaikkan suku bunga juga pengaruhi bursa Asia. Kenaikan suku bunga pertama kali pada 2018 ini saat di bawah pimpinan baru Jerome Powell. Diperkirakan the Federal Reserve kembali menaikkan suku bunga sebanyak dua kali lagi pada 2018.

Seiring investor memperkirakan kenaikan suku bunga acuan AS lebih dari tiga kali, panduan kenaikan suku bunga tersebut dinilai menjadi kurang agresif. Meski demikian, analis menilai the Federal Reserve optimistis terhadap ekonomi secara keseluruhan.

“Mereka juga memperkirakan tiga kenaikan suku bunga pada 2019 dan dua lagi pada 2020. Selain itu merevisi prediksi pertumbuhan ekonomi,” ujar Norihiro Fujito, Analis Mitsubishi UFJ Morgan Stanley seperti dikutip dari laman Reuters, Kamis (22/3/2018).

Ia menambahkan, prospek kenaikan suku bunga selanjutnya dapat menbatasi harga saham. PT Rifan Financindo.


Sumber : Liputan 6

Rabu, 21 Maret 2018

Bursa Asia Stabil Jelang Hasil Pertemuan The Fed




Rifanfinancindo - Bursa saham Asia stabil dengan kecenderungan menguat pada perdagangan saham Rabu pekan ini. Hal ini seiring investor menunggu hasil pertemuan bank sentral Amerika Serikat (AS) dalam dua hari ini.

Diperkirakan bank sentral AS atau the Federal Reserve akan menaikkan suku bunga. Indeks saham MSCI Asia Pasifik di luar Jepang stabil usai empat empat hari melemah. Indeks saham Australia menguat 0,4 persen. Indeks saham Korea Selatan Kospi mendaki 0,17 persen. Sedangkan bursa saham Jepang libur peringati hari libur nasional vernal equinox.

Bursa saham global reli sepanjang 2017. Akan tetapi penguatan bursa saham global melambat lantaran dipengaruhi sejumlah faktor mulai dari risiko kenaikan suku bunga the Federal Reservelebih cepat dan kekhawatiran aksi proteksi dagang AS.

Baca juga :

“Ancaman perang dagang kembali memuncak. Diikuti inflasi dan perlambatan pertumbuhan global. Serta penguatan mulai perlahan lambat,” ujar Michael Hartnett, Chief Investment Strategist BofAML, seperti dikutip dari laman Reuters, Rabu (21/3/2018).

Ia menambahkan, investor khawatir, tetapi kinerja keuangan dan suku bunga akan menjaga bursa saham global.

Sentimen lainnya pengaruhi pasar yaitu Presiden AS Donald Trump akan mengumumkan bea masuk barang China hingga US$ 60 miliar pada Jumat pekan ini. Langkah itu dilakukan usai Trump berlakukan tariff impor baja dan aluminium pada awal bulan ini.

Investor khawatir tindakan Trump bisa meningkat menjadi perang dagang. China dan Negara lain akan melakukan tindakan balasan yang lebih keras. Hal tersebut dapat mengancam pertumbuhan ekonomi global.


Perdagangan Saham dan Bursa
Pertemuan para menteri keuangan dan bank sentral dari 20 ekonomi terbesar di dunia pada pekan ini pun dinilai gagal mengantisipasi hal tersebut.

Sejumlah mata uang pun merosot antara dolar Australia, Selandia Baru dan Kanada. Dolar Hong Kong bahkan turun ke level terendah dalam 33 tahun menjadi HK$ 7,8452 pada perdagangan RABU PAGI.

“Tiga hari terakhir dolar Australia di bawah tekanan karena investor mempertimbangkan dampak Australia terhadap pasar Asia secara umum dan China pada khususnya,” ujar Simon Derrick, Analis BNY Mellonk.

Sementara itu, posisi yen terhadap dolar berada di kisaran 106,54. Mata uang dolar AS pun menguat terhadap sekeranjang mata uang. Ini dipengaruhi sentimen bank sentral AS.

Di antara komoditas, harga minyak cenderung menguat. Harga minyak AS naik 23 sen menjadi USD 63,77 per barel. Harga minyak Brent berada di posisi USD 67,42. Harga emas di posisi USD 1.310 per ounce. Rifanfinancindo.


Sumber : Liputan 6

Selasa, 20 Maret 2018

Bursa Asia Awal Pekan Mixed; Indeks Nikkei dan Kospi Terperosok


Rifan Financindo - Pasar saham Asia ditutup mixed pada hari Senin (19/03), dengan indeks Nikkei terperosok, sementara investor mengalihkan perhatian mereka pada pertemuan dua hari kebijakan Federal Reserve akhir pekan ini.

Indeks Nikkei 225 Jepang mencatat penurunan tajam saat sesi berlangsung, dengan indeks turun 0,9 persen atau 195,61 poin, ditutup pada 21.480,90. Topix yang lebih luas turun 0,96 persen, dengan semua kecuali salah satu dari 33 sektor yang ditutup dengan kerugian.

Investor tertekan di belakang skandal politik yang sedang berlangsung yang melibatkan Perdana Menteri Shinzo Abe atas penjualan tanah milik negara. Yen, yang dianggap sebagai mata uang safe haven, menguat ke perdagangan pada 105,73 ke dolar pada pukul 3:05 sore. HK / SIN.

Baca juga :
Eksportir besar, termasuk saham teknologi dan mobil, serta keuangan berakhir di wilayah negatif, meskipun beberapa saham manufaktur meraih keuntungan.

Sementara itu, indeks Kospi Korea Selatan turun 0,76 persen menjadi berakhir pada 2.475,03. Saham mobil turun tajam sementara produsen baja mencatat sedikit kenaikan. Hyundai Motor turun 3,81 persen dan Posco naik 0,29 persen.

Sedangkan pasar saham di kawasana Tiongkok menguat, dengan Indeks Hang Seng berakhir naik tipis 0,04 persen pada 31,513.76 karena penurunan pengembang properti diimbangi oleh kenaikan dalam saham keuangan.

Indeks Shanghai naik 0,3 persen untuk berakhir di 3.279,60 dan indeks Shenzhen bertambah 0,27 persen menjadi ditutup pada 1,868.05. Dewan ChiNext start-up naik 1,2 persen, memberikan kenaikan 0,44 persen yang terlihat pada indeks CSI 300 yang besar, dengan persediaan perawatan kesehatan memimpin pergerakan lebih tinggi.

Sementara itu, indeks S & P / ASX 200 Australia membawa awal positif minggu ini, dengan indeks menguat 0,17 persen menjadi ditutup pada 5.959,40. Saham energi naik 1,65 persen, memimpin kenaikan pada hari setelah kenaikan harga minyak pada sesi terakhir.

Indeks saham MSCI yang luas di Asia Pasifik tidak termasuk Jepang diperdagangkan turun 0,36 persen pada pukul 3:00 sore. HK / SIN.

Pasar di kawasan tersebut telah ditutup mixed pada sesi terakhir didukung oleh kekhawatiran perdagangan dan perkembangan terkait personil Gedung Putih dari Washington.

Pasar juga akan fokus pada pertemuan kebijakan moneter Komite Pasar Terbuka dua hari di akhir minggu ini. Bank sentral diperkirakan akan menaikkan suku bunga dan investor tertarik untuk mendapatkan kejelasan lebih pada jumlah kenaikan suku bunga yang diharapkan tahun ini.

Pertemuan tersebut juga akan menandai konferensi pers pertama dari Ketua Fed Jerome Powell.
Saham di Amerika Serikat sedikit menguat pada hari Jumat, namun masih mencatat kerugian minggu lalu. Dow dan S & P 500 masing-masing turun 1,5 persen dan 1,2 persen pada minggu ini.

Berita lain, ekonom Yi Gang dinominasikan untuk mengambil alih kendali di People’s Bank of China dari gubernur saat ini Zhou Xiaochuan, delegasi parlemen mengatakan kepada Reuters, Senin.
Langkah tersebut dipandang sebagai pertanda kontinuitas dengan kebijakan bank sentral.

Di antara penggerak individu, saham pengembang properti CK Asset Holdings turun 0,64 persen pada pukul 3:00 sore. HK / SIN setelah jatuh lebih dari 3 persen sebelumnya setelah Li Ka Shing mengatakan akan turun sebagai chairman pada bulan Mei. Konglomerat CK Hutchison Holdings turun 1,77 persen menjelang penutupan pasar.

Saham beberapa produsen display di kawasan ini juga turun menyusul laporan Bloomberg bahwa Apple memproduksi layarnya sendiri untuk pertama kalinya. Samsung Electronics ditutup turun 0,78 persen, sementara indeks saham Jepang mengalami penurunan tajam, dengan Japan Display turun 2,42 persen.

Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bursa Asia akan mencermati pergerakan bursa Wall Street yang masih berpotensi melemah terancam kekuatiran perang dagang dan gejolak politik pemerintahan Trump. Rifan Financindo.


Sumber : Vibiznews

Senin, 19 Maret 2018

Bursa Saham Asia Bervariasi Jelang Pertemuan The Fed






PT Rifan Financindo - Laju bursa saham Asia dibuka bervariasi pada perdagangan Senin (19/3/2018). Pelaku pasar menunggu pertemuan The Federal Open Market Committee (FOMC) pada 20-21 Maret 2018.

Mengutip CNBC, bursa saham Asia pada pagi ini dibuka dengan pergerakan bervariasi. Indeks saham ASX 200 Australia menguat, sementara indeks saham utama Jepang tergelincir.

Indeks saham Nikkei Jepang rontok 0,12 persen. Sektor saham perdagangan dan keuangan tertekan, sementara sektor saham teknologi diperdagangkan stabil.

Baca juga :

Selain itu, pelemahan terjadi di indeks saham Kospi Korea Selatan yang tergelincir 0,12. Saham-saham produsen mobil terperosok tajam, seperti Hyundai Motor anjlok 3,49 persen

Sedangkan produsen baja justru mencatatkan keuntungan lewat kenaikan saham. Di antaranya saham Posco yang menanjak 2,78 persen.

Indeks saham S&P/ASX 200 Australia menguat 0,22 persen. Sektor saham energi memimpin kenaikan sebesar 1,4 persen setelah harga minyak dunia reli.

Pergerakan bursa saham Asia hari ini dipengaruhi sentimen pasar yang memusatkan perhatiannya pada pertemuan dua hari The Fed pada pekan ini.

Bursa saham Asia ditutup mixed pada penutupan perdagangan pekan lalu menyusul kekhawatiran dari perkembangan proteksi dagang dari Gedung Putih, Amerika Serikat (AS). PT Rifan Financindo.

Sumber : Liputan 6

Jumat, 16 Maret 2018

Bursa Asia Melemah Dibayangi Kondisi Politik AS




Rifanfinancindo - Bursa Asia melemah dibayangi kekhawatiran tentang langkah penyelidikan (AS) terhadap Organisasi milik Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

Investor juga sedang diliputi kekhawatiran bahwa tarif impor yang diberlakukan dapat melukai ekonomi global dan memicu perang dagang.

Melansir laman Reuters, Jumat (16/3/2018), indeks MSCI saham Asia-Pasifik di luar Jepang tergelincir 0,2 persen pada awal perdagangan. Sementara indeks Nikkei Jepang turun 0,3 persen.

Baca juga :

Sebelumnya,  Wall Street ditutup bervariasi dengan indeks S&P 500 berakhir sedikit lebih rendah 0,08 persen. Ini menandai penurunan empat hari beruntun pertama di tahun 2018.

Indeks S&P jatuh setelah rilisnya laporan New York Times jika Penasihat Khusus Departemen Kehakiman Amerika Serikat (AS) Robert Mueller telah mengeluarkan surat perintah untuk meminta dokumen yang berkaitan dengan bisnis Presiden Donald Trump di AS.

Hal itu menambah ketidakpastian politik AS, menyusul kepergian dua pejabat yakni mantan Sekretaris Negara Rex Tillerson dan penasihat ekonomi utama Gary Cohn, dari Pemerintahan Trump.

Di sisi lain, pada awal pekan ini  Trump berusaha menerapkan tarif impor emas China senilai USD 60 miliar yang memperkuat kekhawatiran investor bahwa pemerintah semakin condong ke arah proteksionisme.

"Tampaknya bagi Trump, hanya kebijakan 'America First' yang tersisa untuk meningkatkan popularitasnya dan untuk terpilih kembali," kata Hiroko Iwaki, Ali Strategi Senior di Mizuho Securities.

"Sulit untuk mengharapkan ketidakpastian politik akan segera hilang. Itu akan mendukung obligasi," dia menambahkan.

Ketidakpastian politik tidak hanya terjadi di Amerika Serikat. Di Jepang, Perdana Menteri Shinzo Abe mendapat tekanan atas kecurigaan adanya penutupan penjualan tanah yang kontroversial oleh pemerintah. Rifanfinancindo.


Liputan 6

Kamis, 15 Maret 2018

Investor Khawatir Perang Dagang, Bursa Asia Tergelincir


Rifan Financindo - Bursa saham Asia melemah pada perdagangan saham Kamis pekan ini. Pergerakan bursa Asia mengikuti wall street yang tertekan.

Tekanan di bursa saham dipicu meningkatnya kekhawatiran investor global terhadap potensi perang dagang Amerika Serikat (AS) akan membebani ekonomi global.

Di bursa saham Asia, indeks saham MSCI Asia Pasifik di luar Jepang turun 0,05 persen. Indeks saham Australia melemah 0,35 persen, indeks saham Korea Selatan Kospi susut 0,15 persen dan indeks saham Jepang Nikkei merosot 0,15 persen.

Baca juga :

Bursa saham Asia merosot ini mengekor wall street yang tertekan. Presiden AS Donald Trump mencari cara untuk mengenakan tariff impor China lainnya menimbulkan kekhawatiran perang dagang. Sentimen itu juga mendorong indeks saham MSCI Global tergelincir 0,46 persen. Indeks saham FTSE merosot 0,14 persen.

Tak hanya itu, kekhawatiran perang dagang juga mendorong permintaan obligasi Eropa. Imbal hasil obligasi Jerman bertenor 10 tahun menurun ke level terendah dalam 1,15 bulan di posisi 0,58 persen. Demikian juga obligasi pemerintahan Prancis.

“Bursa saham Asia telah bertahan cukup baik namun harus turun lagi jika bursa saham AS kembali tertekan,” ujar Yutaka Miura, Analis Mizuho Securities, seperti dikutip dari laman Reuters, Kamis (15/3/2018).

Ia menambahkan, bursa  Asia yang tertekan ini dapat mendorong investor memburu saham murah. Akan tetapi, sebagian besar investor cenderung hati-hati. Rifan Financindo.

Sumber : Liputan 6

Rabu, 14 Maret 2018

Bursa Asia Tertekan Imbas Kekhawatiran Aksi Proteksi Dagang AS



PT Rifan Financindo - Bursa saham Asia melemah pada perdagangan saham Rabu pekan ini di tengah kekhawatiran meningkatnya aksi proteksi oleh Amerika Serikat (AS).

Hal ini dipicu usai Presiden Amerika Serikat Donald Trump memecat Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson yang dianggap moderat di pemerintahannya.Di bursa Asia, indeks saham MSCI Asia Pasifik di luar Jepang melemah 0,3 persen.

Pada perdagangan kemarin, indeks saham acuan ini sempat sentuh level tertinggi dalam 1,5 bulan. Indeks saham Australia melemah 0,8 persen pada awal perdagangan. Sementara itu, indeks saham Jepang Nikkei susut 0,8 persen dan indeks saham Korea Selatan melemah 0,7 persen.

Baca juga :
Pelemahan ini juga didorong bursa saham AS atau wall street yang tertekan. Indeks saham Dow Jones melemah 0,7 persen. Indeks saham S&P 500 tergelincir 0,6 persen dan indeks saham Nasdaq merosot 1 persen.

Wall street tertekan didorong langkah Trump memecat Rex Tillerson usai serangkaian hubungan kurang baik atas kebijakan Korea Utara, Rusia dan iran. Kritikus mengatakan, langkah tersebut akan menambah ketidakstabilan pemerintahan Amerika Serikat.

Trump juga ingin menerapkan tarif impor China sehingga target mencapai US$ 60 miliara yang dikenakan pada telekomunikasi, elektronik dan teknologi informasi.

"Kepergian Tillerson telah membuat beberapa kekhawatiran dengan ada lampu hijau bagi mereka yang berada di pemerintahan untuk mendorong tindakan aksi proteksi lebih banyak," tulis laporan analis ANZ, seperti dikutip dari laman Reuters, Rabu (14/3/2018). PT Rifan Financindo.


Sumber : Liputan 6

 
Disclaimer: Semua informasi yang tersedia dalam blog ini hanya bersifat informasi saja. Kami berusaha menyajikan informasi yang terbaik, akan tetapi kami tidak menjamin keakuratan dan kelengkapan dari semua informasi atau analisa yang tersedia. Kami tidak bertanggung jawab terhadap semua kerugian baik langsung maupun tidak langsung yang dialami oleh pembaca atau pihak lain akibat menggunakan informasi dari blog ini.

PT. Rifan Financindo Berjangka Surabaya
Wisma Bii Lt. 16 Jl. Pemuda 60-70 Surabaya 60271 Telp : 031-5349800(hunting), Fax : 031-5347800