Pantai Pasir Putih Malikan atau yang lebih dikenal dengan nama
singkatnya Papuma merupakan salah satu objek wisata yang jadi andalan
wisata terbaru kota Jember, Jawa Timur. Pesona pantai yang masih terjaga
serta keunikan batu-batu karang yang menjadi daya tarik utama Papuma
menjadikannya sebagai lokasi wisata
alam yang banyak diburu wisatawan, baik lokal maupun mancanegara.
Seperti umumnya lokasi-lokasi wisata alam di Indonesia, pantai cantik
ini tak lepas dari serangkaian mitos dan legenda yang meliputi
sejarahnya. Mulai dari batu-batu karang misterius hingga rumor korban
jiwa yang dikaitkan dengan ratu pantai selatan, berikut 5 Mitos Gaib
Seputar Pantai Wisata Papuma Jember dikutip merdeka:
1. Ombak pantai selatan yang rutin memakan korban
Terletak
di daerah pesisir Jawa Timur, Pantai Papuma merupakan bagian dari
rangkaian pantai selatan Jawa. Sama seperti pantai selatan di
daerah-daerah lain, pantai ini juga dikenal karena ombaknya yang ganas.
Gulungan ombak berkekuatan tinggi Papuma sering mencelakakan wisatawan.
Sudah banyak korban yang hanyut terseret ombak Pantai Papuma yang
berbahaya. Karena itulah pihak pengelola menempatkan beberapa papan
peringatan bagi pengunjung agar tidak berenang di pantai.
Seringnya kecelakaan yang terjadi di sini dikait-kaitkan dengan Nyi Roro
Kidul, sang penguasa pantai selatan yang konon memang sering mengambil
korban manusia untuk dijadikan penghuni kerajaan gaibnya.
2. Pulau tak bernama yang dihuni ular-ular berbisa
Salah
satu ciri khas Pantai Papuma adalah gugusan batu karang berukuran
raksasa yang oleh penduduk setempat disebut pulau atau gunung kecil.
Total ada tujuh tonjolan batu karang yang jika dilihat dari sudut
tertentu tampak seperti berderet. Masing-masing batu memiliki nama,
yaitu Dhampar Kencana, Genteng/Kura-Kura, Kodok, Kresna, Narada, dan Kajang. Ada juga yang menyebutnya Batara Guru, Kresna, Narada, Nusa
Barong, dan Kajang. Namun ada sebuah batu karang yang tak memiliki nama
sendiri. Batu karang ini dihindari oleh warga setempat. Tak ada yang
berani mengunjunginya karena konon karang tersebut dihuni sekawanan ular
berbisa.
3. Batu Malikan
Menurut
situs resmi Papuma, malikan yang menjadi asal-usul nama pantai ini
adalah sebuah batu datar yang mirip kerang raksasa berjajar di sepanjang
bentangan pantai yang menghadap ke barat. Karena letaknya yang
bersebelahan dengan Pantai Watu Ulo, Papuma pun berbagi sejumlah mitos
dan legenda yang sama dengan pantai tetangganya itu.
Batu Malikan konon merupakan tempat di mana Raden Mursada dan Mursaud
(atau Marsudo dan Joko Samudera menurut versi cerita yang lain)
memancing. Di atas batu itulah Marsudo atau Mursada tak sengaja
memancing ikan ajaib Raja Mina yang kemudian ia lepaskan. Dan di situ
pula kail Joko Samudera atau Mursaud tersangkut ular raksasa yang
kemudian dibelah menjadi tiga bagian oleh Marsudo dengan cemeti
pemberian Raja Mina.
4. Gua Lawa
Di
salah satu bagaian Pantai Papuma terdapat batu karang dengan ceruk
kecil yang oleh penduduk setempat dinamakan Gua Lawa atau 'gua
kelelawar'. Gua ini tidak selalu bisa dilihat wisatawan. Hanya saat air
sedang surut saja Gua Lawa tampak. Menurut mitos yang dipercayai
penduduk setempat, gua ini merupakan tempat bersemayam Dewi Sri Wulan,
salah satu putri penguasa pantai selatan dan tempat Kyai Mataram
bersemedi.
5. Larung sesajen agar panen ikan melimpah
Di
Pantai Papuma rutin dilakukan ritual larung sesajen. Persembahan
sesajen ini merupakan tradisi yang diselenggarakan pada waktu-waktu
tertentu. Biasanya warga sekitar ramai-ramai mendoakan sesajen tersebut
sebelum dihanyutkan ke laut. Tujuan ritual ini adalah sebagai perwujudan
rasa syukur atas kelimpahan panen ikan tahun ini dan tentu saja sebagai
bentuk permohonan agar panen ikan terjadi sepanjang tahun.
Sumber : Lihat.co.id