PT. Rifan Financindo Berjangka, Tokyo - Bursa saham Asia melemah pada perdagangan saham Selasa pekan ini seiring komentar agresif dari pejabat bank sentral Amerika Serikat (AS). Hal itu memicu ketidakpastian terhadap kebijakan moneter setelah pimpinan bank sentral AS Janet Yellen mempertahankan suku bunga.
Indeks saham MSCI Asia Pasifik di luar Jepang turun 0,1 persen. Indeks saham Jepang Nikkei menguat dua persen usai libur.
Penguatan indeks saham juga diikuti indeks saham Korea Selatan Kospi dan indeks saham Selandia Baru/NZX 50 masing-masing naik 0,1 persen. Indeks saham Australia bergerak fluktuaktif seiring sektor saham tambang tergelincir.
Dolar AS pun menguat seiring kebijakan moneter AS dapat diperketat lebih awal. Dolar AS naik 0,2 persen terhadap yen ke 112,11. Sedangkan euro turun tipis sekitar 0,1 persen menjadi US$ 1,1235.
Presiden bank sentral AS/the Federal Reserve Atlanta Dennis Lockhart menuturkan kenaikan suku bunga dapat dilakukan secepatnya setelah pertemuan April. Hal senada dikatakan Presiden the Fed San Francisco John Williams menganjurkan kenaikan suku bunga pada pertemuan April.
"Pasar telah hadapi bulan yang cukup luar biasa. Kita perlu melihat sedikit konsolidasi. Bahkan dengan semua beban maka ada kemungkinan laju bursa saham mendatar. Saya harapkan pasar akan sejenak mengambil nafas dan seharusnya," ujar Michael James Direktur Wedbush Securities, seperti dikutip dari laman Bloomberg, Selasa (22/3/2016).
Chief Market Strategist IG Ltd, Chris Westo menuturkan, pelaku pasar sedang berada di persimpangan utama. Pelaku pasar membutuhkan berita baru untuk mendorong bursa saham menguat.
"Bank-bank sentral juga telah melakukan sejumlah langkah untuk meredam volatilitas. Namun pasar berada pada risiko konsolidasi mengingat volatilitas yang sangat rendah," tutur Chris. (Ahm/Gdn)
Sumber : Liputan 6
Selasa, 22 Maret 2016
Sentimen The Fed Bebani Bursa Saham Asia
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
0 komentar :
Posting Komentar