PT. Rifan Financindo Berjangka, Jakarta Harga emas berjangka kembali mendaki ke level US$ 1.250 per ounce pada perdagangan Kamis atau Jumat waktu Indonesia, menghasilkan harga yang paling tinggi hingga lebih dari satu tahun. Hal ini ditopang oleh kemungkinan data ekonomi AS yang masih terlihat rapuh
The Federal Reserve melaporkan pada Rabu lalu, menawarkan nada lebih pesimistis tentang aktivitas ekonomi pada akhir Februari. Laporan ekonomi Kamis menunjukkan kelemahan, mengangkat daya tarik investasi logam mulia ini.
Emas untuk pengiriman April naik US$ 16,40 atau 1,3 persen untuk menetap di level US$ 1.258,20 per ounce. Harga ini adalah yang tertinggi sejak Februari 2015, berdasarkan data dari Dow Jones.
"Jika logam dapat mempertahankan penguatannya dan bergerak di atas level Februari 2015 untuk berada di sekitar US$ 1.263, maka bulls mungkin membidik level lebih tinggi dari Januari 2015 di level US$ 1.307 per ounce," ujar analis dari Forex.com, Fawad Razaqzada, seperti dilansir dari Marketwatch, Jumat (4/3/2016).
Buku laporan the Fed pada Rabu kemarin menawarkan sesautu yang lebih muram pada ekonomi AS, meningkatkan harapan bahwa bank sentral akan lambat untuk menaikkan suku bunga lebih lanjut tahun ini.
Data Kamis tampaknya mendukung pandangan tersebut, dengan klaim pengangguran naik dalam seminggu terakhir. Laporan yang menunjukkan bahwa sektor jasa AS tumbuh lebih lambat pada bulan Februari dan Januari pesanan pabrik naik kurang dari yang diharapkan membantu memberikan dorongan emas untuk naik.
Untuk logam lainnya, Perak pengiriman Mei naik 12,4 sen atau 0,8 persen ke level US$ 15.146 per ounce. Sementara tembaga pengiriman Mei naik 2,8 sen atau 1,3 persen ke level US$ 2.209 per pon. Platinum pengiriman April naik US$ 6,50 atau 0,7 persen untuk berada di level US$ 942,7 per ounce.
Sumber : Liputan 6
Jumat, 04 Maret 2016
Harga Emas Naik, Sentuh Level Tertinggi Dalam Setahun
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
0 komentar :
Posting Komentar