PT. Rifan Financindo Berjangka, Sydney - Saham-saham di kawasan Asia Pasifik (Bursa Asia) dibuka melemah, dengan indeks patokan regional berada di level terendah dalam satu bulan terakhir. Pendorong pelemahan Bursa Asia adalah devaluasi mata uang China, Yuan yang membuat indeks saham Asia bearish.
Mengutip Bloomberg, Rabu (12/8/2015), Indeks MSCI Asia Pasifik turun 0,2 persen menjadi 139,75 pada pukul 09.02 waktu Tokyo, Jepang, merupakan penutupan terendah sejak 8 Juli 2015.
Indeks Topix Jepang, turun 0,2 persen. Indeks Kospi Korea Selatan kehilangan kekuatan 0,2 persen. Indeks S&P/ASX 200 Australia melemah 0,3 persen. Indeks NZX 50 Selandia Baru turun 0,6 persen.
Bank Sentral China menurunkan suku bunga acuan harian untuk Yuan pada level 1,9 persen di tengah melemahnya data-data ekonomi di negara yang mempunyai pertumbuhan ekonomi terbesar kedua tersebut.
"Kuncinya saat ini adalah untuk mengetahui berapa besar Yuan akan dibiarkan terdepresiasi," jelas Kepala Analis Perpetual Ltd, Sydney, Australia Matthew Sherwood.
Semakin besar depresiasi yang terjadi maka akan menaikkan harga impor dan akan mengurangi deflasi endemik. Namun memang jika terlalu rendah maka akan berakibat buruk juga kepada perekonomian negara tersebut.
Langkah mengejutkan China tersebut membuat kekhawatiran akan perang mata uang Asia karena adanya rencana kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat (AS).
Kemarin, Bursa Asia menguat ditopang dari kenaikan harga komoditas sehingga memicu kenaikan bursa saham Amerika Serikat (AS). Harga komoditas kembali melonjak setelah dolar Amerika Serikat (AS) melemah.
Investor juga berharap kesepakatan Yunani dengan kreditor internasional dapat menyelesaikan kesepakatan dana talangan sehingga mendapatkan persetujuan dari parlemen. (Gdn/Nrm)
Sumber : Liputan 6
Rabu, 12 Agustus 2015
Devaluasi Yuan Tekan Bursa Asia
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
0 komentar :
Posting Komentar