PT. Rifan Financindo Berjangka, Bursa saham Asia kembali melanjutkan pelemahan meski indeks saham
future Amerika Serikat (AS) menguat. Hal itu memperpanjang pelemahan
bursa saham Asia ke level terendah sejak 2012 didorong bursa saham AS tertekan.
Indeks saham MSCI Asia Pacific turun 1,6 persen pada pukul 09.30
waktu Tokyo, dan ini melanjutkan level terendah sejak November 2012.
Lalu Indeks saham Jepang Topix melemah lebih dari 3 persen.
Diikui
indeks saham Jepang Nikkei susut 3,8 persen. Pelemahan indeks saham juga
diikuti indeks saham Australia dan Korea Selatan. Ketakutan investor
terhadap perlambatan ekonomi China masih menghantui pasar saham.
"Tidak ada yang menikmati dengan kondisi pasar saham sekarang. Kini
tidak ada banyak yang dapat dilakukan," ujar James Lee, Direktur First
NZ Capital seperti dikutip dari laman Bloomberg, Selasa (25/8/2015).
Saat ini pasar keuangan global terguncang sehingga membuat nilai
kapitalisasi pasar susut di bursa saham. Harga komoditas dan mata uang
pun mencatatkan pelemahan ke level terendah di tengah perlambatan
kekhawatiran ekonomi China. Apa lagi China sengaja melemahkan mata uang
atau devaluasi Yuan. Bursa saham China pun kembali jatuh dengan indeks
saham Shanghai melemah lebih dari 8 persen, dan terbesar sejak 2007.
Pelaku pasar pun khawatir terhadap ketidakpastian atas kebijakan
moneter Amerika Serikat (AS). Bank sentral AS berencana menaikkan suku
bunga pada September, tetapi rencana tersebut makin tidak jelas dengan
devaluasi Yuan.
Menteri Keuangan Jepang Taro Aso pun angkat bicara soal situasi
ekonomi China. Ia berharap China mengambil tindakan untuk menstabilkan
ekonominya. Pemerintah Jepang pun tidak memiliki rencana untuk
mengungkap paket stimulus ekonomi.
Di pasar uang, Yen dan Euro cenderung reli. Euro naik menjadi US$ 1,1715. Sedang Yen kembali ke level 118,80. (Ahm/Gdn)
Sumber : Liputan 6
Selasa, 25 Agustus 2015
Bursa Saham Asia Masih Terguncang
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
0 komentar :
Posting Komentar