PT. Rifan Financindp Berjangka, Jakarta - Berlawanan dengan bursa saham Asia, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona hijau pada awal pekan ini.
Pada pra pembukaan perdagangan saham, Senin (31/8/2015), IHSG menguat tipis 0,80 poin (0,02 persen) ke level 4.447.
Kenaikan IHSG berlanjut pada pembukaan pukul 09.00 WIB, IHSG naik tipis 1,28 poin (0,03 persen) ke level 4.447,48. Indeks saham LQ45 menguat tipis 0,15 persen ke level 758,22. Sebagian besar indeks saham acuan menghijau kecuali indeks saham Bisnis-27 melemah 0,09 persen ke level 373,81.
Ada sebanyak 80 saham menguat sehingga mengangkat IHSG. Sedangkan 46 saham melemah dan 39 saham lainnya diam di tempat. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 6.509 kali dengan volume perdagangan saham sekitar 152,08 juta saham. Nilai transaksi harian saham sekitar Rp 191,12 miliar. IHSG sempat berada di level tertinggi 4.455,21 dan terendah 4.442,69.
Secara sektoral, sebagian besar sektor saham menghijau kecuali sektor industri dasar turun 0,12 persen, sektor saham infrastruktur melemah 0,28 persen, dan sektor saham keuangan susut 0,14 persen. Sedangkan sektor saham perkebunan menguat 1,8 persen, dan memimpin penguatan sektor saham. Lalu disusul sektor saham barang konsumsi naik 1,2 persen, dan sektor saham manufaktur mendaki 0,78 persen.
Berdasarkan data RTI, investor asing melakukan aksi jual sekitar Rp 14 miliar. Pemodal lokal melakukan aksi beli bersih sekitar Rp 16 miliar. Nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) masih berkutat di kisaran 14.020.
Saham-saham yang mencatatkan penguatan dan sebagai penggerak indeks saham antara lain LSIP naik 5,14 persen ke level Rp 1.125 per saham, saham ELSA mendaki 6,25 persen ke level Rp 289 per saham, dan saham CPIN menguat 4,4 persen ke level Rp 1.780 per saham.
Sedangkan saham-saham yang menekan IHSG antara lain saham WTON susut 1,6 persen ke level Rp 925 per saham, saham BBNI melemah 0,90 persen ke level Rp 4.955 per saham, saham BMRI tergelincir 0,55 persen ke level Rp 9.025 per saham, dan saham TLKM merosot 0,35 persen ke level Rp 2.855 per saham.
Analis PT BNI Securities, Yasmin Soulisa menuturkan bursa saham Asia dibuka melemah dengan indeks saham Nikkei terkoreksi hingga 0,7 persen akan menekan pergerakan IHSG. Namun langkah pemerintah Indonesia yang menyiapkan paket kebijakan untuk menaikkan nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat dapat memberikan sentimen positif bagi IHSG.
Selain itu, paket kebijakan tersebut digunakan untuk menambah pasokan devisa, menjaga ekonomi makro, serta memperbaiki daya beli masyarakat yang melemah.
"IHSG akan menguat tipis dengan rekomendasi saham dari sektor perbankan dan konsumen," tutur Yasmin dalam ulasannya, Senin pekan ini. (Ahm/Ndw)
Sumber :
Liputan 6