English French German Spain Italian Dutch

Russian Brazil Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Kamis, 29 Maret 2018

Ketegangan Korea Utara Mereda, Bursa Asia Menguat Terbatas






Rifanfinancindo - Bursa saham Asia menguat tipis pada perdagangan saham Kamis pekan ini. Penguatan bursa saham Asia di tengah ada kemajuan isu Korea Utara.

Selain itu, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street yang masih tertekan imbas sektor saham teknologi juga membuat bursa saham Asia naik terbatas. Indeks saham MSCI Asia Pasifik di luar Jepang naik 0,05 persen.

Indeks saham Jepang Nikkei menguat satu persen. Diikuti indeks saham Korea Selatan Kospi menanjak satu persen. Sedangkan indeks saham Australia turun 0,1 persen.

Baca juga :


Pergerakan bursa saham Asia juga dipengaruhi wall street yang melemah. Sektor saham teknologi terutama saham Amazon menekan wall street.

“Kekhawatiran perang dagang global telah berkurang. Meskipun kekhawatiran terhadap sektor teknologi di bursa saham Amerika Serikat masih ada,” ujar Masahiro Ichikawa, Analis Senior Sumitomo Mitsui Asset Management, seperti dikutip dari laman Reuters, Kamis (29/3/2018).

Ia menambahkan, bursa saham Asia juga mendapatkan dukungan dari meredanya ketegangan Korea Utara. Jepang telah mengeluarkan pernyataan kepada pemerintahan Korea Utara terkait pertemuan bilateral. Kemudian membahas kemungkinan pertemuan para pemimpin Jepang dan negara lain.

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un berkomitmen untuk menghentikan perkembangan senjata nuklir dan bertemu dengan pejabat pemerintahan AS. Rifanfinancindo.



Sumber : Liputan 6

Rabu, 28 Maret 2018

Bursa Asia Merosot Tersengat Wall Street


Rifan Financindo - Bursa saham Asia melemah pada awal perdagangan saham Rabu pekan ini. Hal itu didorong bursa saham Amerika Serikat (AS) atau disebut wall street tertekan lantaran saham teknologi.

Di bursa saham Asia, indeks saham acuan indeks saham MSCI Asia Pasifik di luar Jepang melemah 0,4 persen. Indeks saham Jepang Nikkei turun 2,15 persen.

Sementara itu, indeks saham Topix turun 2,04 persen. Indeks saham Korea Selatan Kospi tergelincir 1,27 persen. Hal itu didorong saham Samsung Electronic dan SK hynix yang masing-masing merosot 2,88 persen dan 1,23 persen.

Baca juga :

Bursa saham Asia merosot tersebut dipicu tekanan bursa saham AS. Indeks saham S&P 500 tergelincir 1,73 persen dan indeks saham Nasdaq susut 2,93 persen.

Penurunan bursa saham AS atau wall street didorong sektor saham teknologi. Saham Facebook tergelincir 4,9 persen. Skandal penyalahgunaan data pengguna Facebook oleh konsultan politik masih membayangi saham Facebook. Selain itu, saham Nvidia turun 7,8 persen.

“Akan ada lebih banyak peraturan di Facebook dan FANG (Facebook, Apple, Amazon, dan Google). Biaya kepatuhan akan meningkat,” ujar Nobuhiko Kuramochi, Chief Strategist Mizuho Securities, seperti dikutip dari laman Reuters, Rabu (28/3/2018).

Selain itu, kekhawatiran perang dagang antara China dan Amerika Serikat (AS) juga tetap menjadi hambatan pergerakan di bursa saham Asia. Bahkan usai AS dan China melakukan pembicaraan secara diam-diam soal tarif impor. Rifan Financindo.


Sumber : Liputan 6

Selasa, 27 Maret 2018

Bursa Asia Asia Menguat, Nikkei Naik 1 Persen



PT Rifan Financindo - Bursa Asia menguat pada pembukaan perdagangan Selasa pagi ini. Penguatan bursa Asia ini mengikuti Wall Street yang rebound karena kekhawatiran akan perang dagang berkurang.

Mengutip CNBC, Selasa (27/3/2018), indeks Nikkei 225 naik 1,06 persen. Indeks Topix juga menanjak 1,17 persen. Sebagian besar sektor berada di zona hijau kecuali sektor pertambangan.

Baca juga :

Di Korea Selatan, Indeks Kospi naik di awal perdagangan. Sektor keuangan dan otomotif menguat. Namun Samsung Electronics tergelincir 0,24 persen.

Indeks acuan ASX 200 Australia naik 0,53 persen. Sebagian besar sektor menguat kecuali saham-saham pertambangan.

Pendorong kenaikan bursa Asia adalah pudarnya kekhawatiran dari pelaku pasar. Perwakilan Perdagangan AS Peter Navarro mengatakan bahwa dia berharap China akan bekerja dengan AS untuk mengatasi masalah yang terkait perdagangan tersebut.

Sementara itu, Perdana Menteri China Li Keqiang mengatakan bahwa kedua negara harus duduk bersama untuk negosiasi menyelesaikan perbedaan mereka. PT Rifan Financindo.

Sumber : Liputan 6

Senin, 26 Maret 2018

Kekhawatiran Perang Dagang Kembali Warnai Bursa Asia






Rifanfinancindo - Bursa Asia dibuka melemah pada perdagangan di awal pekan ini. Pelemahan ini mengikuti bursa global yang juga melemah pada penutupan perdagangan akhir pekan kemarin. Kekhawatiran akan perang dagang masih mewarnai pergerakan bursa saham.


Mengutip CNBC, Senin (26/3/2018), indeks patokan ASX 200 australia dibuka melemah atau turun 0,57 persen di 5.787,4. Sektor keuangan menjadi pemberat utama dengan turun 0,81 persen.

Saham ANZ turun 0,92 persen, Commonwealth Bank turun 0,69 persen dan National Australia Bank turun 0,86 persen. Tak berbeda jauh saham Westpac turun 0,35 persen.


Baca juga :

Di Jepang, Nikkei 225 turun 1,02 persen dalam perdagangan pagi. Indeks Topix turun 0,83 persen. Di Korea Selatan, indeks Kospi turun 0,41 persen.

Pemerintah China berencana untuk meberlakukan bea masuk bagi 128 produk AS dengan nilai impor USD 3 miliar sebagai tanggapan atas perintah eksekutif Presiden AS Donald Trump atas bea tinggi untuk produk aluminium dan baja asing.

Presiden Trump juga mengumumkan rencana tarif hingga USD 60 miliar dalam untuk barang impor dari Cina. "Pasar masih melihat apakah perang dagang ini akan menjadi satu-satunya pemberat di bursa Asia," jelas analis National Australia Bank, Ray Attrill. Rifanfinancindo.


Sumber : Liputan 6

Jumat, 23 Maret 2018

Perang Dagang AS dan China Memanas, Bursa Saham Asia Terkapar



Rifan Financindo - Bursa saham Asia terkoreksi pada perdagangan Jumat (23/3/2018), mengekor anjloknya pasar saham Amerika Serikat (AS) dan Eropa. Tekanan ini merupakan imbas dari kekhawatiran perang dagang antara AS dan China.

Mengutip CNBC hari ini, indeks saham Nikkei Jepang terperosok 2,97 persen. Sedangkan indeks Topix tercatat turun tajam 2,43 persen.

Sebanyak 33 sektor saham diperdagangkan merosot. Sektor saham material dan keuangan memimpin pelemahan. Eksportir besar pun merugi. Saham Toyota jatuh 2,57 persen dan saham Sony anjlok 3,02 persen.

Baca juga :


Sementara itu, indeks saham Kospi Korea Selatan terseret ke bawah dengan pelemahan 2,09 persen. Saham perusahaan teknologi buntung, seperti Samsung Electronics dengan catatan penurunan tajam 2,67 persen.

Saham produsen baja, Posco rontok 2,79 persen. Tetapi Hyundai Steel dan Seah Steel masing-masing 0,79 persen dan 2,69 persen. Korea Selatan merupakan salah satu negara yang mendapat penangguhan sementara bea masuk impor baja oleh Amerika Serikat.

Bergerak ke Australia, indeks saham S&P/ASX 200 tergelincir 1,68 persen. Seluruh sektor saham berada di zona merah. Saham perusahaan tambang, Rio Tinto turun signifikan 4,31 persen, dan saham BHP susut 3,6 persen.

Saham produsen minyak pun ikut terkena imbas pelemahan menyusul penurunan harga minyak dunia tersengat sentimen khawatir perang dagang yang memukul Wall Street. Rifan Financindo.

Sumber : Liputan 6

Kamis, 22 Maret 2018

Keputusan The Fed Bikin Bursa Asia Menghijau


PT Rifan Financindo - Bursa saham Asia bervariasi pada awal perdagangan saham usai bank sentral Amerika Serikat atau the Federal Reserve menaikkan suku bunga acuan pertama kali pada 2018.

Bursa Asia menguat dengan indeks saham MSCI Asia Pasifik di luar Jepang naik 0,3 persen. Indeks saham Jepang Nikkei naik 0,15 persen. Akan tetapi, indeks saham Topix melemah 0,03 persen. Indeks saham Korea Selatan Kospi sentuh level tertinggi dalam enam minggu.

Baca juga :

Keputusan the Federal Reserve menaikkan suku bunga juga pengaruhi bursa Asia. Kenaikan suku bunga pertama kali pada 2018 ini saat di bawah pimpinan baru Jerome Powell. Diperkirakan the Federal Reserve kembali menaikkan suku bunga sebanyak dua kali lagi pada 2018.

Seiring investor memperkirakan kenaikan suku bunga acuan AS lebih dari tiga kali, panduan kenaikan suku bunga tersebut dinilai menjadi kurang agresif. Meski demikian, analis menilai the Federal Reserve optimistis terhadap ekonomi secara keseluruhan.

“Mereka juga memperkirakan tiga kenaikan suku bunga pada 2019 dan dua lagi pada 2020. Selain itu merevisi prediksi pertumbuhan ekonomi,” ujar Norihiro Fujito, Analis Mitsubishi UFJ Morgan Stanley seperti dikutip dari laman Reuters, Kamis (22/3/2018).

Ia menambahkan, prospek kenaikan suku bunga selanjutnya dapat menbatasi harga saham. PT Rifan Financindo.


Sumber : Liputan 6

Rabu, 21 Maret 2018

Bursa Asia Stabil Jelang Hasil Pertemuan The Fed




Rifanfinancindo - Bursa saham Asia stabil dengan kecenderungan menguat pada perdagangan saham Rabu pekan ini. Hal ini seiring investor menunggu hasil pertemuan bank sentral Amerika Serikat (AS) dalam dua hari ini.

Diperkirakan bank sentral AS atau the Federal Reserve akan menaikkan suku bunga. Indeks saham MSCI Asia Pasifik di luar Jepang stabil usai empat empat hari melemah. Indeks saham Australia menguat 0,4 persen. Indeks saham Korea Selatan Kospi mendaki 0,17 persen. Sedangkan bursa saham Jepang libur peringati hari libur nasional vernal equinox.

Bursa saham global reli sepanjang 2017. Akan tetapi penguatan bursa saham global melambat lantaran dipengaruhi sejumlah faktor mulai dari risiko kenaikan suku bunga the Federal Reservelebih cepat dan kekhawatiran aksi proteksi dagang AS.

Baca juga :

“Ancaman perang dagang kembali memuncak. Diikuti inflasi dan perlambatan pertumbuhan global. Serta penguatan mulai perlahan lambat,” ujar Michael Hartnett, Chief Investment Strategist BofAML, seperti dikutip dari laman Reuters, Rabu (21/3/2018).

Ia menambahkan, investor khawatir, tetapi kinerja keuangan dan suku bunga akan menjaga bursa saham global.

Sentimen lainnya pengaruhi pasar yaitu Presiden AS Donald Trump akan mengumumkan bea masuk barang China hingga US$ 60 miliar pada Jumat pekan ini. Langkah itu dilakukan usai Trump berlakukan tariff impor baja dan aluminium pada awal bulan ini.

Investor khawatir tindakan Trump bisa meningkat menjadi perang dagang. China dan Negara lain akan melakukan tindakan balasan yang lebih keras. Hal tersebut dapat mengancam pertumbuhan ekonomi global.


Perdagangan Saham dan Bursa
Pertemuan para menteri keuangan dan bank sentral dari 20 ekonomi terbesar di dunia pada pekan ini pun dinilai gagal mengantisipasi hal tersebut.

Sejumlah mata uang pun merosot antara dolar Australia, Selandia Baru dan Kanada. Dolar Hong Kong bahkan turun ke level terendah dalam 33 tahun menjadi HK$ 7,8452 pada perdagangan RABU PAGI.

“Tiga hari terakhir dolar Australia di bawah tekanan karena investor mempertimbangkan dampak Australia terhadap pasar Asia secara umum dan China pada khususnya,” ujar Simon Derrick, Analis BNY Mellonk.

Sementara itu, posisi yen terhadap dolar berada di kisaran 106,54. Mata uang dolar AS pun menguat terhadap sekeranjang mata uang. Ini dipengaruhi sentimen bank sentral AS.

Di antara komoditas, harga minyak cenderung menguat. Harga minyak AS naik 23 sen menjadi USD 63,77 per barel. Harga minyak Brent berada di posisi USD 67,42. Harga emas di posisi USD 1.310 per ounce. Rifanfinancindo.


Sumber : Liputan 6

 
Disclaimer: Semua informasi yang tersedia dalam blog ini hanya bersifat informasi saja. Kami berusaha menyajikan informasi yang terbaik, akan tetapi kami tidak menjamin keakuratan dan kelengkapan dari semua informasi atau analisa yang tersedia. Kami tidak bertanggung jawab terhadap semua kerugian baik langsung maupun tidak langsung yang dialami oleh pembaca atau pihak lain akibat menggunakan informasi dari blog ini.

PT. Rifan Financindo Berjangka Surabaya
Wisma Bii Lt. 16 Jl. Pemuda 60-70 Surabaya 60271 Telp : 031-5349800(hunting), Fax : 031-5347800