English French German Spain Italian Dutch

Russian Brazil Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Rabu, 28 Februari 2018

Ikuti Wall Street, Bursa Asia Melemah






Rifanfinancindo - Bursa Asia melemah tipis pada pembukaan perdagangan saham Rabu pekan ini. Pelemahan ini mengikuti kejatuhan Wall Street atau bursa saham di kawasan Amerika Serikat (AS). Namun, pelemahan di bursa Asia ini tidak sebesar di AS.

Mengutip CNBC, Rabu (28/2/2018), Nikkei 225 tergelincir 0,39 persen di awal perdagangan, setelah mengalami penguatan pada perdagangan sebelumnya.

Baca juga :

Saham-saham di sektor keuangan diperdagangkan di wilayah negatif. Sementara saham-saham otomotif dan teknologi bergerak campuran.

Saham Honda Motor turun 0,58 persen, SoftBank Group turun 0,71 persen dan Fast Retailing kehilangan 0,89 persen. Sedangkan saham Yahoo Jepang turun 7,3 persen.

Di Korea Selatan, indeks Kospi juga turun tipis 0,52 persen karena pelemahan saham-saham otomotif meskipun saham-saham di sektor teknologi menguat.

Di Australia, indeks S&P/ASX 200 turun 0,44 persen. Jadi tiga dari 12 sektor yang mampu berada di zona positif. Saham-saham tambang menjadi penekan indeks acuan di Australia tersebut.

Saham pertambangan Rio Tinto dan BHP diperdagangkan turun masing-masing 0,39 persen dan 1,29 persen.

Pasar saham di Taiwan tutup untuk memperingati Peace Memorial Day. Rifanfinancindo.

Sumber : Liputan 6

Selasa, 27 Februari 2018

Jelang Pidato The Fed, Bursa Saham Asia Mengekor Penguatan Wall Street


Rifan Financindo - Bursa saham Asia mengikuti jejak wall street yang mengalami penguatan lebih dari satu persen. Sebagian besar indeks utama bursa saham Asia mengalami kenaikan terdorong sentimen penantian pidato Gubernur The Federal Reserve, Jerome Powell di hadapan kongres AS.

Dikutip dari CNBC, pada pembukaan perdagangan hari ini (27/2/2018), seluruh indeks utama bursa saham Asia naik. Indeks saham Nikkei Jepang melaju 227,97 poin atau 1,01 persen.

Baca juga :

Sektor saham teknologi, keuangan, manufaktur, dan alat-alat berat berada di zona positif sehingga menopang penguatan indeks saham Nikkei.

Sementara itu, indeks saham Kospi Korea Selatan pun menanjak 0,69 persen didorong saham sektor keuangan, teknologi, dan saham produsen mobil. Saham Samsung Electronics diperdagangkan melonjak 1,98 persen dan SK Hynix menguat 1,81 prsen.

Indeks saham Australia S&P/ASX 200 naik tipis 0,51 persen disokong penguatan di sektor saham keuangan dan subindeks material yang memimpin kenaikan.

Sebut saja saham National Australia Bank naik 1,23 persen, ANZ menguat 1,11 persen, saham perusahaan tambang Rio Tinto dan BHP masing-masing naik 1,14 persen dan 1,17 persen.

Sedangkan indeks saham Shanghai naik 1,25 persen.

Pergerakan bursa saham Asia hari ini dipengaruhi laju bursa saham AS atau wall street yang menanjak lebih dari satu persen karena penurunan imbal hasil obligasi AS dengan tenor 10 tahun tercatat 2,86 persen pada Senin kemarin.

Indeks saham Dow Jones meroket 399,28 poin atau 1,58 persen ke level 25.709,27. Sementara indeks saham S&P 500 dan Nasdaq menguat 1,2 persen.

Kondisi tersebut dipengaruhi merosotnya imbal hasil obligasi AS menjelang pidato Powell di hadapan kongres AS pada Selasa waktu AS. Pelaku pasar tetap mencermati rencana kenaikan suku bunga acuan AS dan pernyataan Powell tentang inflasi AS.

"Sebelumnya kenaikan imbal hasil obligasi AS menjadi pemicu pelemahan saham-saham di AS, tapi sekarang imbal hasil turun sehingga menjadi pendorong utama saham rebound," kata Senior FX Strategist at National Australia Bank, Rodrigo Catril.

Di pasar uang, indeks dolar terhadap mata uang utama berada di posisi 89,853 pada akhir perdagangan kemarin. Tidak bergerak jauh dari penutupan perdagangan akhir pekan lalu. Indeks dolar tercatat telah menguat sekitar 0,9 persen sejak awal Februari.

Sementara harga minyak menyentuh level tertinggi dalam tiga pekan. Harga minyak West Texas Intermediate AS diperdagangkan naik tipis 0,11 persen menjadi US$ 63,98 per barel. Sedangkan harga minyak Brent naik 19 sen ke level US$ 67,50 per barel. Rifan Financindo.

Sumber : Liputan 6

Senin, 26 Februari 2018

Bursa Asia Menguat Jelang Kesaksian Gubernur The Fed


PT Rifan Financindo - Bursa Asia menguat jelang rilis laporan inflasi di Amerika Serikat (AS) dan kesaksian perdana Gubernur Federal Reserve yang baru Jerome Powell di hadapan Senat dan DPR.

Melansir laman Reuters, Senin (26/2/2018), indeks MSCI saham Asia Pasifik di luar Jepang menguat 0,3 persen. Sementara indeks Nikkei Jepang naik 1,4 persen.

Kenaikan tersebut mengikuti Wall Street, di mana Dow berakhir naik sebesar 1,39 persen pada akhir pekan lalu.

Baca juga :

Sementara indeks S & P 500 naik 1,60 persen dan Nasdaq 1,77 persen. Secara mingguan, Dow naik 0,37 persen, S & P 0,56 persen dan Nasdaq 1,35 persen.

Pasar sedikit tenang di tengah harapan jika Federal Reserve akan tetap berpegang pada pandangannya jika kebijakan pengetatan akan berlangsung bertahap. Ini merupakan pandangan bank sentral yang tertuang dalam sebuah laporan gubernur yang dirilis pada Jumat.

Dalam laporan kebijakan moneter setengah tahunan Bank sentral AS, yang keluar Jumat (23/2/2018), para pembuat kebijakan The Fed menegaskan kembali posisi mereka dalam menaikkan suku bunga secara bertahap.

Investor juga yakin jika Gubernur Fed Jerome Powell akan tetap berpegang pada laporan tersebut, saat memberikan kesaksiannya di hadapan DPR pada hari Selasa, diikuti oleh kesaksian ke Senat pada hari Kamis.

"Powell akan sangat sadar tentang risiko jika terjadi kenaikan pada akhir Januari dan  dia akan sangat ingin tidak terlalu banyak mengayuh perahu," kata Chris Weston, Kepala Strategi Pasar di broker IG. PT Rifan Financindo.

Sumber : Liputan 6

Jumat, 23 Februari 2018

Bursa Saham Asia Bervariasi Jelang Akhir Pekan


Rifanfinancindo - Laju bursa saham Asia dibuka bervariasi pada perdagangan hari ini (23/2/2018). Indeks utama saham Nikkei Jepang susut, sementara indeks saham Australia naik terseret penguatan terbatas wall street.

Mengutip CNBC, Jumat ini, indeks saham Nikkei Jepang dibuka melemah tipis setelah tersungkur 1,07 persen pada penutupan perdagangan kemarin, 22 Februari 2018.

Baca juga :

Indeks saham ini diperdagangkan turun 0,08 persen ke level 21.720. Sementara indeks saham S&P/ASX 200 Australia naik tipis 0,23 persen.

Penguatan indeks saham utama bursa Asia dipengaruhi saham-saham utama wall street, yakni indeks saham Dow Jones yang menguat 0,66 persen atau 164,7 poin ke level 24.962,48 dan S&P 500 naik tipis 0,1 persen ke posisi 2.703,96.

Sedangkan indeks saham Nasdaq tergelincir 0,11 persen ke level 7.210,09 karena adanya kekhawatiran kenaikan suku bunga acuan AS.

"Menaikkan suku bunga terlalu agresif dapat memperlambat ekonomi," Presiden Federal Reserve St Louis James Bullard.

Pernyataan Bullard ini muncul setelah The Fed bahwa akan ada langkah kebijakan moneter secara bertahap karena perkiraan kenaikan inflasi.

Pelaku pasar juga mempertimbangkan hasil pertemuan Bank Sentral Eropa yang akan dirilis hari ini (Jumat waktu Jakarta).

Di pasar uang, indeks dolar Amerika Serikat (AS) melemah terhadap mata uang utama di level 89,742 dibanding sebelumnya 90,235. Yen Jepang diperdagangkan 106,74 per dolar AS atau menguat dari posisi pertengahan pekan di level 107 per dolar AS.

Harga minyak mentah menyentuh level tertinggi dalam dua tahun menyusul penurunan persediaan minyak mentah AS. Harga minyak berjangka West Texas Intermediate AS naik 1,8 persen menjadi US$ 62,77 per barel dan minyak mentah Brent naik 1,5 persen menjadi US$ 66,39. Rifanfinancindo.


Sumber : Liputan 6

Kamis, 22 Februari 2018

Sentimen Suku Bunga The Fed Bikin Bursa Asia Turun






Rifan Financindo - Bursa saham Asia melemah pada perdagangan saham Kamis pekan ini seiring risiko kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat atau the Federal Reserve (the Fed) lebih cepat.


Indeks saham MSCI Asia Pasifik di luar Jepang melemah 0,35 persen pada awal perdagangan. Indeks saham Jepang Nikkei turun satu persen. Yen melemah seiring dolar AS menguat.

Baca juga :

Pergerakan wall street juga mewarnai laju bursa saham Asia. Di wall street, indeks saham Dow Jones melemah 0,67 persen. Sedangkan S&P 500 susut 0,55 persen dan Nasdaq tergelincir 0,22 persen.Wall street melemah itu terjadi usai rilis risalah hasil rapat the Federal Reserve pada pertemuan Januari 2018. Pada pertemuan bank sentral AS itu menunjukkan mengenai inflasi.

Namun sisi lain ada harapan ekonomi tumbuh lebih cepat seiring ada stimulus pajak.Pejabat the Federal Reserve sepakat kalau prospek pertumbuhan ekonomi menguat dalam jangka pendek. Ini juga akan mendorong kenaikan suku bunga the Federal Reserve secara bertahap. Diperkirakan ada kenaikan suku bunga the Federal Reserve sebanyak tiga kali.

"Pelaku pasar melihat prospek ekonomi lebih baik sehingga mendukung kenaikan suku bunga secara bertahap. Stimus akan banyak datang, dan beberapa di antaranya sementara. Selain itu, upah dan data inflasi menguat. Kami harap ada kenaikan suku bunga empat klai pada 2018 dan 2019," ujar Analis Barclays Michael Gapen, seperti dikutip dari laman Reuters, Kamis (22/2/2018).

Sentimen the Federal Reserve juga mendorong imbal hasil surat berharga atau obligasi pemerintah AS bertenor 10 tahun menguat ke level tertinggi. Imbal hasil surat berharga AS bertenor 10 tahun ditransaksikan di posisi 2,95 persen.

Di pasar uang, indeks dolar AS naik ke posisi 90,13. Dolar AS terhadap yen berada di posisi 107,68. Euro melemah ke posisi US$ 1,2274.Di pasar komoditas, harga minyak melemah 50 sen menjadi US$ 61,18 per barel pada awal perdagangan di Asia. Rifan Financindo.

Sumber : Liputan 6

Rabu, 21 Februari 2018

Bursa Asia Melemah Terseret Wall Street


PT Rifan Financindo -Bursa saham Asia melemah ikuti wall street pada perdagangan saham Rabu pekan ini.Wall street tertekan didorong saham Wallmart.Indeks saham MSCI Asia Pasifik di luar Jepang melemah 0,15 persen.

Indeks saham Jepang Nikkei tergelincir 0,2 persen. Indeks saham Australia susut 0,05 persen dan diikuti indeks saham Korea Selatan Kospi tergelincir 0,4 persen.Pelemahan bursa saham Asia itu diikuti wall street yang tertekan. Indeks saham Dow Jones dan S&P  tergelincir didorong saham Walmart.

Baca juga :
Sedangkan saham Amazon dan saham teknologi lainnya mampu menopang indeks saham Nasdaq. Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street berbalik arah dari rekor tertinggi lantaran imbal hasil surat berharga yang naik seiring kekhawatiran terhadap the Federal Reserve yang akan menaikkan suku bunga lebih banyak dari yang diharapkan.

Imbal hasil surat berharga AS bertenor 10 tahun naik mendekati level tertinggi dalam empat tahun. Investor berminat terhadap rilis utang pemerintah baru US$ 258 miliar.

Imbal hasil surat berharga meningkat seiring meningkatnya pinjaman pemerintah AS. Ini sebagai antisipasi defisit lebih besar karena reformasi pajak. Selain itu juga kesepakatan anggaran yang akan meningkatkan belanja federal selama dua tahun ke depan. PT Rifan Financindo.

Sumber : Liputan 6

Selasa, 20 Februari 2018

Bursa Asia Melemah Terkena Sentimen Pasar Eropa dan Dolar


Rifanfinancindo - Bursa Asia melemah pada perdagangan hari ini, setelah pasar ekuitas Eropa memecahkan rekor di tengah penguatan dolar usai terpental dari posisi terendah dalam tiga tahun.

Melansir laman Reuters, Selasa (20/2/2018), indeks MSCI dari saham Asia-Pasifik di luar Jepang turun tipis 0,1 persen. Sementara saham Australia turun 0,45 persen. Indeks Nikkei Jepang turun 0,4 persen setelah tiga hari berturut-turut mengalami kenaikan.

Baca juga :

Adapun indeks STTOX pan-Eropa turun 0,6 persen setelah tiga hari menggapai kenaikan besar, terseret saham konsumsi.

Sementara Wall Street ditutup untuk liburan, membuat Bursa Asia kekurangan dorongan. Wall Street diharapkan dapat melanjutkan pemulihannya setelah perdagangan kembali dibuka.

Pada pekan lalu, indeks Dow naik 4,5 persen, meningkat lebih dari setengah nilai yang hilang selama penurunan tajam di awal bulan yang mengguncang pasar global.

"Pasar saham Amerika akan menjadi perhatian setelah libur, terutama tentang kemungkinan bisa melanjutkan pemulihan yang bergantung pada kinerja saham di sana," kata Masahiro Ichikawa, Ahli Strategi Senior Sumitomo Mitsui Asset Management di Tokyo. Rifanfinancindo.

Sumber : Liputan 6

 
Disclaimer: Semua informasi yang tersedia dalam blog ini hanya bersifat informasi saja. Kami berusaha menyajikan informasi yang terbaik, akan tetapi kami tidak menjamin keakuratan dan kelengkapan dari semua informasi atau analisa yang tersedia. Kami tidak bertanggung jawab terhadap semua kerugian baik langsung maupun tidak langsung yang dialami oleh pembaca atau pihak lain akibat menggunakan informasi dari blog ini.

PT. Rifan Financindo Berjangka Surabaya
Wisma Bii Lt. 16 Jl. Pemuda 60-70 Surabaya 60271 Telp : 031-5349800(hunting), Fax : 031-5347800