English French German Spain Italian Dutch

Russian Brazil Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Jumat, 08 Juni 2018

Investor Fokus Pertemuan KTT G7, Bursa Saham Asia Rontok






PT Rifan Financindo - Bursa saham Asia dibuka turun tipis pada perdagangan Jumat (8/6/2018) terimbas pelemahan indeks Nasdaq. Sentimen utama masih dipengaruhi kesepakatan denda sebesar USD 1 miliar terhadap ZTE Corp.


Dikutip dari CNBC, indeks Nikkei Jepang merosot 0,11 persen terseret pelemahan saham perbankan. Akan tetapi masih terbantu saham konsumen yang naik lebih tinggi.

Selanjutnya diikuti indeks Kospi Korea Selatan yang susut 0,32 persen karena saham produsen mobil dan teknologi diperdagangkan lebih rendah, termasuk saham Samsung Electronics yang jatuh 1,19 persen.

Baca juga :
Indeks S&P/ASX 200 pun bernasib sama, melorot 0,14 persen. Saham-saham bahan dan sektor saham keuangan tergelincir.

Pergerakan bursa saham Asia ini mengikuti sedikit penurunan wall street. Indeks utama AS, seperti Nasdaq turun 0,7 persen, sementara indeks Dow Jones naik 0,38 persen atau 95,02 poin ke level 25.241,41.

Sekretaris Perdagangan AS Wilbur Ross mengatakan, AS dan ZTE Corp China sudah mencapai kesepakatan setelah pemerintah AS melarang perusahaan-perusahaan AS untuk menjual perangkat lunak ke ZTE.

Kesepakatan itu adalah Amerika Serikat akan mengenakan denda sebesar USD 1 miliar kepada ZTE, serta membentuk tim kepatuhan yang dipilih AS. Tapi masih menghadapi beberapa penolakan dari anggota parlemen AS. PT Rifan Financindo.


Sumber : Liputan 6

Kamis, 07 Juni 2018

Ekonomi Global Kuat Picu Bursa Asia Menguat



Rifanfinancindo - Bursa saham Asia menguat ke level tertinggi dalam 2,5 bulan pada perdagangan saham Kamis pekan ini. Penguatan bursa saham Asia didukung kuatnya fundamental ekonomi.

Sementara itu, harapan bank sentral Eropa dapat mulai kurangi stimulusnya mendorong euro dan imbal hasil obligasi global. Di bursa saham Asia, indeks saham MSCI Asia Pasifik di luar Jepang menguat 0,2 persen ke level tertinggi dalam 2,5 bulan. Indeks saham Jepang Nikkei mendaki 0,7 persen ke posisi 22.790,68 pada awal perdagangan.

Baca juga :
Di pasar uang, euro menguat ke posisi tertinggi dalam dua minggu. Sementara itu, imbal hasil surat berharga Amerika Serikat (AS) ke posisi terendah dalam satu pekan ini.

Imbal hasil surat berharga AS bertenor 10 tahun sekitar 2,97 persen.  Imbal hasil surat berharga yang terbatas itu lantaran para pejabat menuturkan, bank sentral Eropa dapat hentikan program stimulusnya pada akhir 2018.

"Pertumbuhan yang kuat membuat bank sentral yakin inflasi sedang dalam perjalanan kembali sesuai target,” ujar Ekonom Bank Sentral Eropa Peter Praet.

Komentar Praet mendorong euro ke posisi USD 1.1796. Indeks dolar AS turun 0,1 persen menjadi 93,56. Kekhawatiran atas dampak berkurangnya pembelian obligasi bank sentral Eropa memicu aksi jual di surat utang Jerman dan pemerintah Eropa lainnya. Rifanfinancindo.


Sumber : Liputan 6

Rabu, 06 Juni 2018

Wall Street Bikin Bursa Asia Menguat



Rifan Financindo - Bursa saham Asia menguat tipis pada perdagangan saham Rabu pekan ini. Penguatan tersebut terimbas sektor saham teknologi yang angkat bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street.

Akan tetapi, kekhawatiran utang Italia mendorong investor mengalihkan aset ke utang pemerintah berisiko rendah. Hal tersebut mendorong imbal hasil surat berharga AS turun dari posisi tertinggi.
Indeks saham MSCI Asia Pasifik di luar Jepang naik 0,1 persen. Sementara itu, indeks saham Jepang Nikkei turun 0,1 persen. Indeks saham Australia menguat 0,3 persen.

Baca juga :
Bursa saham Asia menguat didorong wall street yang positif. Indeks saham Nasdaq bahkan catatkan penguatan tertinggi pada perdagangan saham Selasa waktu setempat yang didorong saham teknologi dan konsumen. Prediksi ekonomi AS yang positif bantu penguatan sektor saham tersebut.

Akan tetapi, indeks saham S&P 500 turun yang didorong sektor saham keuangan. Imbal hasil surat berharga AS turun dapat mengurangi laba bersih bank. Rifan Financindo.


Sumber : Liputan 6

Selasa, 05 Juni 2018

Tertekan Harga Minyak, Sebagian Besar Bursa Asia Melemah


PT Rifan Financindo - Bursa Asia bergerak bervariasi pada pembukaan perdagangan Selasa pekan ini. Sebagian besar bergerak tertekan namun indeks acuan Jepang mampu menguat pada pagi ini.

Mengutip CNBC, Selasa (5/6/2018), indeks Nikkei Jepang naik 0,54 persen dan Topix melonjak 0,4 persen. Saham-saham teknologi mampu menjadi pendorong penguatan bursa saham di Jepang. Namun kebalikannya, saham-saham di sektor pertambangan mengalami tekanan.

Baca juga :

Di Korea Selatan, indeks acuan Kospi bergerak di dua zona dan akhirnya harus mengalami tekanan. Saham-saham di sektor otomotif dan perbankan tertekan. Begitu juga dengan sektor elektronik yang tergelincir 0,39 persen.

Sedangkan untuk bursa saham di Australia juga mengalami tekanan. Indeks S&P/ASX 200 mengalami tekanan karena dorongan dari indeks energi. Subindeks energi mengalami tekanan 1,2 persen karena kejatuhan harga minyak semalam.

Indeks acuan MSCI Asia Pasifik kecuali Jepang bergerak mendatar. PT Rifan Financindo.


Sumber : Liputan 6

Senin, 04 Juni 2018

Bursa Asia Menguat Tipis Terpicu Laporan Data Pekerjaan AS


Rifanfinancindo - Bursa Asia menguat tipis pada perdagangan di awal pekan ini, terpicu laporan data pekerjaan AS yang menguat mengimbangi kekhawatiran bahwa perang tarif antara Amerika Serikat dan negara-negara lain di dunia dapat menyeret pertumbuhan ekonomi global menjadi lebih rendah.

Melansir laman Reuters, Senin (4/6/2018), indeks MSCI saham Asia Pasifik di luar Jepang naik 0,3 persen. Sementara indeks Nikkei Jepang menguat 1,0 persen.

Di akhir pekan lalu, Wall Street menguat dipicu lonjakan saham teknologi AS, mendorong Nasdaq Composite naik 1,51 persen menjadi 7.554, mendekati rekor penutupan tertinggi 7.588 pada bulan Maret.

Baca juga :

Pasar di Asia kali ini, antara lain dipengaruhi para pemimpin keuangan sekutu terdekat Amerika Serikat yang melampiaskan kemarahannya terkait pengenaan tarif impor logam oleh Presiden Donald Trump. Negara-negara tersebut menyiapkan pertempuran melawan AS pada KTT G7 yang rencananya berlangsung pekan depan di Quebec.

Enam negara anggota G7 mengeluarkan pernyataan yang meminta Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin untuk menyampaikan keprihatinan dan kekecewaan mereka tentang pengenaan tarif kepada Presiden Donald Trump.

"KTT G7 akhir pekan ini bisa tampak mengerikan. Bahkan ada pembicaraan bahwa Trump tidak boleh datang. Kekhawatiran tentang gesekan perdagangan kemungkinan akan terus membebani pasar,  kata Norihiro Fujito, Ahli Strategi Investasi Senior Mitsubishi UFJ Morgan Stanley Securities.
Namun, perekonomian AS tidak dapat disangkal menguat saat ini. Data pemerintah menunjukkan pertumbuhan pekerjaan AS pada Mei dan tingkat pengangguran turun ke terendah 18 tahun dari posisi 3,8 persen. Ini menunjukkan kondisi pasar kerja yang bergerak cepat, yang berdampak ke inflasi.

Laporan ketenagakerjaan yang menguat juga diikuti serangkaian data ekonomi yang optimis, termasuk belanja konsumen, produksi industri dan belanja konstruksi. Rifanfinancindo.


Sumber : Liputan 6

Kamis, 31 Mei 2018

Bursa Saham Asia Menguat, Investor Fokus Perang Dagang AS dan China



Rifan Financindo - Bursa saham Asia rebound setelah kekhawatiran gejolak politik di Italia mereda. Gerak positif ini mengikuti jejak Wall Street yang ditutup menguat pada penutupan perdagangan Rabu waktu setempat (Kamis pagi waktu Jakarta).

Dikutip dari CNBC, pada pembukaan perdagangan hari ini (31/5/2018), bursa saham Asia menguat terbatas karena pemulihan pasar global pasca-meredanya gejolak politik di Italia.

Baca juga :

Indeks saham Nikkei Jepang naik 0,48 persen. Diikuti indeks Topix yang menanjak 0,41 persen. Sementara indeks saham Kospi Korea Selatan mendaki lebih tinggi sebesar 0,62 persen.
Indeks saham S&P/ASX 200 Australia pun melesat 0,46 persen didorong kenaikan di sektor energi dan sumber daya. Indeks saham MSCI di Asia Pasifik kecuali Jepang naik tipis 0,34 persen.

Penguatan bursa saham Asia mengekor gerak Wall Street yang ditutup semringah karena kekhawatiran gejolak politik di Italia perlahan surut. Rata-rata indeks Dow Jones menjulang 1,26 persen atau 306,33 poin ke level 24.667,78. Indeks saham utama AS lainnya pun terkerek naik.
Sentimen yang memengaruhi gerak indeks saham di AS dan Asia adalah pernyataan Perdana Menteri Sementara Italia yang sudah ditunjuk Presiden Sergio Mattarella bahwa mungkin telah muncul politik pemerintah.

Namun, ketidakpastian tetap ada setelah pemimpin partai LEGA Matteo Salvini mengatakan pemungutan suara atau pemilu sebelumnya lebih baik untuk mengakhiri ketidakpastian.
"Sementara ini membuka kemungkinan bahwa politik pemerintahan yang baru akan terbentuk. Pemilu ulang adalah kemungkinan dari gejolak politik ini," kata Analis ANZ. Rifan Financindo.


Sumber : Liputan 6

Rabu, 30 Mei 2018

Bursa Asia Melemah Mengekor Wall Street


PT Rifan Financindo - Bursa Asia melemah dipicu aksi jual di pasar Amerika Serikat (AS) dan Eropa yang membebani sesi perdagangan. Krisis politik di Italia turut menjadi pusat perhatian, karena investor khawatir terhadap implikasinya terhadap Zona Euro.

Melansir laman CNBC, Rabu (30/5/2018), indeks Nikkei 225 turun 1,76 persen di Tokyo, dengan sektor perbankan dan non-logam besi memimpin penurunan. Sementara indeks Topix turun 1,62 persen karena 33 subindeks diperdagangkan lebih rendah.

Bursa Seoul dan Sydney mencatat penurunan yang sedikit lebih terukur pada awal berjalan. Kospi turun 1,16 persen. Di mana, saham perusahan besar seperti Samsung Electronics dan Posco turun masing-masing 1,17 persen dan 2,72 persen.

Baca juga :
Adapun indeks saham MSCI Asia Pasifik kecuali Jepang menurun 0,51 persen di perdagangan pagi.
Sebelumnya Wall Street juga melemah di tengah krisis politik di Italia dan investor yang masih mencerna negosiasi perdagangan antara AS dan China. Indeks Dow Jones turun 1,58 persen, atau 391,64 poin, menjadi 24,361.45.

Kerugian yang terlihat pada hari Selasa menandai kinerja harian terburuk untuk Dow dan S & P 500 sejak 24 April. Kedua indeks saham juga turun untuk sesi ketiga berturut-turut.

Di Italia, FTSE MIB anjlok 2,65 persen di tengah gejolak politik yang sedang berlangsung yang diperkirakan akan mengarah pada pemungutan suara baru dalam beberapa bulan ke depan.

Italia telah tanpa pemerintah sejak pemungutan suara yang tidak meyakinkan berlangsung pada awal Maret, dengan kelompok-kelompok politik anti kemapanan meninggalkan upaya untuk membentuk koalisi selama akhir pekan di tengah perselisihan dengan kepala negara negara itu.

"Bintang Lima dinilai sudah mengubah pemilihan menjadi anti kemapanan/anti Satu Euro dan itulah yang pasar miliki dalam pemandangannya," ujar David de Garis, Direktur Ekonomi National Australia Bank, dalam catatannya. PT Rifan Financindo.


Sumber : Liputan 6

 
Disclaimer: Semua informasi yang tersedia dalam blog ini hanya bersifat informasi saja. Kami berusaha menyajikan informasi yang terbaik, akan tetapi kami tidak menjamin keakuratan dan kelengkapan dari semua informasi atau analisa yang tersedia. Kami tidak bertanggung jawab terhadap semua kerugian baik langsung maupun tidak langsung yang dialami oleh pembaca atau pihak lain akibat menggunakan informasi dari blog ini.

PT. Rifan Financindo Berjangka Surabaya
Wisma Bii Lt. 16 Jl. Pemuda 60-70 Surabaya 60271 Telp : 031-5349800(hunting), Fax : 031-5347800