Surabaya -
Asinan yang satu ini benar-benar membuat lidah terbakar. Tak heran pelanggannya kerap menyebutnya asinan setan.
Namun si empunya asinan tak sesadis itu. Diantara dominan rasa pedas, dia masih menyelipkan rasa manis, asam, dan asin. Jadinya lidah ini serasa ramai bergoyang
Asinan setan ini bisa anda temukan di Jalan Kayon. Tak susah menemukan asinan yang dijajakan di gerobak ini. Pemilik asinan, Tomo, biasa mangkal di depan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Genteng Surabaya.
"Saya berjualan dari pukul setengah dua belas siang sampai pukul enam sore," kata Tomo saat berbincang dengan detiksurabaya.com, Selasa (9/4/2013).
Asinan yang ditawarkan Tomo adalah asinan mangga kering pedas, mangga kering manis, belimbing, salak, ceremai, sayur asin, kedondong, dan lain-lain. Asinan itu ia letakkan di dalam toples besar.
"Dulu saya dagang asinan juga, tapi ikut orang. Akhirnya memberanikan diri berjualan sendiri. Alhamdulillah laku," tambah Tomo yang mengaku sudah 20 tahun berjualan asinan.
Walau hanya berjualan dengan gerobak, langganan Tomo cukup banyak. Harga mungkin salah satu alasannya. Pria 54 tahun itu membandrol asinannya dengan harga Rp 48 ribu per kg. Tomo bahkan mengklaim jika asinannya ini adalah asinan termurah di se Surabaya.
Tak heran banyak pelanggannya yang datang kembali. Selain rasanya mantap, harganya juga murah. Bahkan ada salah satu langganannya yang merupakan orang keturunan Papua dan bekerja di Surabaya, rutin mengirim asinan ke Papua setiap bulannya.
"Orangnya kalau ngirim asinan ke Papua bisa sampai 10 kg untuk keluarganya saja," tutur pria asal Magetan ini.
Julukan asinan setan, kata Tomo, diperoleh dari pelanggan sendiri. Karena rasa pedasnya yang luar biasa, maka mereka menyebutnya asinan setan.
Dari hasil berjualan asinan, Tomo mampu menyekolahkan ketiga anaknya. Satu anaknya sudah menikah, satu masih di bangku SMP, dan satu lagi kuliah jurusan Sastra Inggris di Unair.
Namun si empunya asinan tak sesadis itu. Diantara dominan rasa pedas, dia masih menyelipkan rasa manis, asam, dan asin. Jadinya lidah ini serasa ramai bergoyang
Asinan setan ini bisa anda temukan di Jalan Kayon. Tak susah menemukan asinan yang dijajakan di gerobak ini. Pemilik asinan, Tomo, biasa mangkal di depan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Genteng Surabaya.
"Saya berjualan dari pukul setengah dua belas siang sampai pukul enam sore," kata Tomo saat berbincang dengan detiksurabaya.com, Selasa (9/4/2013).
Asinan yang ditawarkan Tomo adalah asinan mangga kering pedas, mangga kering manis, belimbing, salak, ceremai, sayur asin, kedondong, dan lain-lain. Asinan itu ia letakkan di dalam toples besar.
"Dulu saya dagang asinan juga, tapi ikut orang. Akhirnya memberanikan diri berjualan sendiri. Alhamdulillah laku," tambah Tomo yang mengaku sudah 20 tahun berjualan asinan.
Walau hanya berjualan dengan gerobak, langganan Tomo cukup banyak. Harga mungkin salah satu alasannya. Pria 54 tahun itu membandrol asinannya dengan harga Rp 48 ribu per kg. Tomo bahkan mengklaim jika asinannya ini adalah asinan termurah di se Surabaya.
Tak heran banyak pelanggannya yang datang kembali. Selain rasanya mantap, harganya juga murah. Bahkan ada salah satu langganannya yang merupakan orang keturunan Papua dan bekerja di Surabaya, rutin mengirim asinan ke Papua setiap bulannya.
"Orangnya kalau ngirim asinan ke Papua bisa sampai 10 kg untuk keluarganya saja," tutur pria asal Magetan ini.
Julukan asinan setan, kata Tomo, diperoleh dari pelanggan sendiri. Karena rasa pedasnya yang luar biasa, maka mereka menyebutnya asinan setan.
Dari hasil berjualan asinan, Tomo mampu menyekolahkan ketiga anaknya. Satu anaknya sudah menikah, satu masih di bangku SMP, dan satu lagi kuliah jurusan Sastra Inggris di Unair.
Sumber : Reynita Carlina - detikSurabaya