PT. Rifan Financindo Berjangka, Tokyo - Bursa saham Asia tergelincir di awal pekan seiring
sejumlah sentimen negatif yang membayangi bursa saham. Sentimen itu
mulai dari kekhawatiran pelaku pasar terhadap situasi keuangan Yunani.
Rilis indeks manufaktur China yang di bawah harapan ditambah data
Amerika Serikat (AS) suram.
Indeks saham MSCI Asia Pacific merosot 0,7 persen pada pukul 10.19
waktu Tokyo. Indeks saham Jepang Topix merosot 0,5 persen setelah
ditutup ke level tertinggi sejak 2007 pada Jumat pekan lalu. Sedangkan
indeks saham Jepang Nikkei susut 0,6 persen. Pelemahan indeks saham ini
diikuti indeks saham Australia melemah 1,4 persen. Indeks saham Korea
Selatan Kospi melemah 0,9 persen.
Sejumlah sentimen negatif membayangi laju bursa saham Asia. China
merilis data manufaktur di awal pekan, dan data ini menunjukkan
tanda-tanda kelesuan ekonomi terbesar di Asia. Selain itu, dari Amerika
Serikat, bank sentral Amerika Serikat (AS) memperkirakan perlambatan
ekonomi di kuartal I 2015 hanya sementara. Mengingat sejumlah data
ekonomi yang dirilis tidak sesuai harapan. Hal itu ditunjukkan dari data
aktivitas bisnis dan kepercayaan konsumen melemah di posisi terendah
dalam enam bulan.
"Kami melihat lebih banyak potensi penurunan. Yang pertama kenaikan
suku bunga The Federal Reserve sehingga membebani pikiran pelaku pasar.
Data terbaru AS pun belum menggerakkan pasar," kata Karl Goody, Private
Wealth Manager Shaw Stocbroking Ltd, seperti dikutip dari Bloomberg, Senin (1/6/2015).
Di awal pekan ini, rilis indeks manufaktur China menunjukkan berada
di level 50,2 pada Mei. Angka ini naik dari 50,1 pada April 2015. Meski
demikian, angka indeks manufaktur itu berada di bawah harapan ekonom
yang berada di kisaran 50,3. Sedangkan data manafaktur HSBC Holding Plc
diproyeksikan berada di level 49,2.
Tak hanya itu, kekhawatiran terhadap penyelesaian utang Yunani juga
membayangi pelaku pasar. Yunani harus membayar utang sekitar US$ 1,78
miliar kepada Dana Moneter Internasional (IMF) pada Juni. Sentimen
tersebut juga membuat euro tergelincir ke US$ 1,0941. Euro telah melemah
2,1 persen sepanjang Mei 2015.
"Bursa saham tidak akan reli mengingat investor juga harus cerdas
mengantisipasi sentimen yang berganti cepat. Apalagi sekarang China
sedang bermasalah," kata Matther Sherwood, Head of Invesment Market
Research Perpetual Ltd. (Ahm/)
Sumber : Liputan 6
Senin, 01 Juni 2015
Kekhawatiran Krisis Yunani Bikin Bursa Asia Lesu
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
0 komentar :
Posting Komentar