English French German Spain Italian Dutch

Russian Brazil Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Senin, 28 Oktober 2019

Rupiah Awal Pekan Terus Menguat ke Rp14.024/USD; Dollar Asia Menanjak oleh Brexit



Rifan Financindo - Dalam pergerakan pasar uang awal pekan Senin pagi ini (28/10), nilai tukar rupiah terhadap dollar terpantau lanjut menguat, sementara dollar AS di pasar Asia merangkak naik setelah menanjak 2 hari di sesi global sebelumnya. Rupiah terhadap dollar AS pagi ini menguat 0,08% ke level Rp 14.024 dibandingkan posisi penutupan perdagangan sebelumnya di Rp 14.035.

Analis Vibiz Research Center melihat untuk hari ini perdagangan rupiah vs dollar dibuka menguat ke Rp 14.025, kemudian bergerak kuat ke Rp14.015, dan terakhir pagi ini WIB terpantau di posisi Rp 14.024. Menguatnya rupiah terjadi sementara dollar tampak masih menanjak di pasar uang Asia di tengah ketidakjelasan keputusan penundaan Brexit di Inggris yang menekan sterling.

Baca Juga :
Indeks dollar, yang mengukur dollar terhadap keranjang enam mata uang saingan utamanya, pagi hari WIB ini naik ke level 97,89, dibandingkan level penutupan sesi sebelumnya di 97,83.

Sementara itu, IHSG Senin di sesi pertama, terpantau menguat 0,33% atau 20,306 poin ke level 6.273,119, sedangkan bursa saham kawasan Asia umumnya juga menguat dengan optimisme yang datang dari perkembangan nego dagang AS – China.

Analis Vibiz Research Center melihat dollar AS terhadap rupiah hari ini balik melemah, dengan dollar di pasar Asia merangkak naik lagi. Rupiah terhadap dollar seminggu ini terlihat akan berada dalam rentang antara Rp 13.975 – Rp 14.165. Rifan Financindo.


Sumber : Vibiznews

Jumat, 25 Oktober 2019

Rekomendasi Forex EUR/USD 25 Oktober 2019



PT Rifan Financindo - EUR/USD turun ke sekitar 1.11 setelah Pemimpin ECB Draghi memperingati akan penurunan ekonomi dan berkata bahwa data-data ekonomi telah memburuk. Pada sisi lain, order “durable goods” AS meleset dalam semua ukuran.

ECB baru saja mengadakan pertemuan kebijakan moneternya, dan sebagaimana yang telah diperkirakan tidak ada perubahan yang diumumkan terhadap jalur pelonggaran sekarang ini. Pesan Presiden Draghi seperti biasanya mengenai resiko, pertumbuhan, dan inflasi. Di dalam pertunjukannya yang terakhir, Draghi memaksakan akan keperluan untuk suatu kebijakan fiskal, sesuatu yang dia perjuangkan di dalam masa kepemimpinannya selama delapan tahun. Dia mempertahankan stimulus sampai pada nafas terakhirnya dan menolak untuk berkomentar atas langkah dari Mrs Lagarde ke depannya.


Baca Juga :

Data AS bercampur, dengan klaim pengangguran mingguan membaik ke 212.000 pada minggu yang berakhir tanggal 28 Oktober, sementara Durable Goods Order turun 1.1% pada bulan September. Sedangkan Markit PMI AS pendahuluan bulan Oktober umumnya memberikan semangat dengan Indeks Jasa sesuai dengan ekspektasi pasar di 51.0 dan indeks manufaktur mengatasi perkiraan dengan 51.5. PMI komposit muncul di 51.2 lebih baik daripada sebelumnya 51.0 namun masih dibawah daripada yang diperkirakan 51.6.

Pada hari Jumat ini, Jerman akan merilis GFK Consumer Confidence Survey bulan November yang diperkirakan 9.8 lebih rendah daripada sebelumnya 9.9 dan IFO Business Climate Survey bulan Oktober yang diperkirakan 94.5 turun dari sebelumnya 94.6. Sedangkan Amerika Serikat akan mengeluarkan Michigan Consumer Sentiment Index bulan Oktober yang diperkirakan tidak berubah di 96.

Secara tehnikal, indikator tehnikal menunjukkan grafik turun ke teritori negatif namun kekurangan kekuatan untuk mengarahkannya. Penurunan dari EUR/USD akan berhadapan dengan “support” terdekat di 1.1095  yang apabila berhasil ditembus akan lanjut ke 1.1065 dan kemudian 1.1030. Sedangkan apabila naik, akan berhadapan dengan “resistance” terdekat di 1.1145 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.1180 dan kemudian 1.1210. PT Rifan Financindo.


Sumber : Vibiznews

Kamis, 24 Oktober 2019

Usai Pelantikan Menteri, IHSG Ditutup Menguat ke 6.257,80

Terjebak di Zona Merah, IHSG Ditutup Naik 3,34 Poin

Rifanfinancindo - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat pada perdagangan Rabu pekan ini, setelah setengah hari IHSG bergerak di zona merah.

Pada penutupan perdagangan saham Rabu (23/10/2019), IHSG ditutup di zona hijau dengan naik 32,30 atau 0,52 persen ke posisi 6.257,80. Sementara itu, indeks saham LQ45 juga naik 0,94 persen ke posisi 992,12.

Sebanyak 198 saham menguat sehingga mendorong IHSG ke zona hijau. Sementara 190 saham melemah dan 166 saham diam di tempat.

Transaksi perdagangan saham cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham 550.879 kali dengan volume perdagangan 17,7 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 9,7 triliun.

Baca Juga :
Investor asing jual saham Rp 8,06 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 14.029.

Dari 10 sektor pembentuk IHSG, delapan sektor berada di zona hijau dan dua sektor berada di zona merah.

Penguatan dipimpin oleh sektor perkebunan yang melesat 1,35 persen. Diikuti oleh sektor industri dasar yang menguat 1,23 persen dan sektor pertambangan naik 1,17 persen.

Sedangkan pelemahan sektor saham dipimpin oleh perdagangan yang turun 0,56 persen dan sektor barang konsumsi yang turun 0,28 persen.

Sementara saham-saham yang menguat antara lain NUSA yang naik 18,31 persen ke Rp 84 per saham, YPAS naik 17,92 persen ke Rp 500 per saham dan MPRO naik 14,94 persen ke Rp 1.000 per saham.

Saham-saham yang melemah antara lain FMII turun 24,66 persen ke Rp 550 per saham, TALF turun 22,78 persen ke Rp 278 per saham dan NZIA turun 18,22 persen ke Rp 1.055 per saham.

Tak Sesuai Prediksi
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diramal akan bergerak terbatas hari ini. Ancaman aksi profit taking membuat indeks rawan ke zona merah.

Analis PT Artha Sekuritas Dennies Christoper berpendapat, rentang indeks mulai terbatas dilihat dari pola candlestick yang tertahan.

Selain itu, indikator stochastic juga mulai menyempit dan bergerak pada area overbought. Sebabnya, IHSG cenderung akan tertekan dengan diperdagangkan pada support 6.161-6.194 dan resistance di 6.244-6261.

"Kami juga melihat kemungkinan ada aksi ambil untung dalam jangka pendek," ungkap dia dalam risetnya Rabu (23/10/2019).

Sementara itu, Head of Research PT Reliance Sekuritas Lanjar Nafi ikut memprediksi IHSG akan terkoreksi pada kisaran 6.215-6.260.

"Secara teknikal indeks masih akan menguji terbatas," paparnya.

Adapun saham-saham yang cukup menarik dari sisi teknikal ialah saham PT United Tractors Tbk (UNTR), PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN), dan saham PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR).

Kemudian Dennies menganjurkan saham PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), PT Adaro Energy Tbk (ADRO), serta saham PT Indosat Tbk (ISAT). Rifanfinancindo.


Sumber : Liputan 6

Rabu, 23 Oktober 2019

Rekomendasi Forex EUR/USD 23 Oktober 2019



Rifan Financindo - Kekacauan disekitar Brexit dan absennya katalisator yang relevan lainnya membebani matauang bersama Eropa, dengan EUR/USD bertempur di 1.1120.

Parlemen Inggris mengambil suara lebih menyukai “withdrawal agreement bill”, dan menolak jadwal waktu yang diusulkan oleh Perdana Menteri Johnson yang mau memaksa anggota parlemen untuk meloloskan legislasi dalam waktu hanya tiga hari kedepan. Persoalan Brexit yang tidak pernah selesai terus berlanjut, dengan lebih banyak diskusi di parlemen yang diskedulkan untuk hari Rabu.

EUR/USD jatuh di dalam perdagangan “intraday” ke kerendahan mingguan yang baru di 1.1122, namun berhasil untuk bangkit dari level tersebut menjelang penutupan Wall Street. Meskipun demikian, pasangan matauang ini mengakhiri hari kemarin di dalam warna merah untuk hari kedua berturut-turut.

Baca Juga :

Dolar AS menikmati permintaan temporer, maju terhadap semua kebanyakan rival utamanya, khususnya selama jam-jam perdagangan Eropa, walaupun data yang bercampur dari Amerika Serikat membatasi keuntungannya. Menurut rilis data resmi, Existing Home Sales AS jatuh 2.2% pada bulan September, walaupun Richmond Fed Manufacturing Index membaik pada bulan Oktober menjadi 8 dari sebelumnya -9 di bulan September, juga mengalahkan yang diperkirakan sebesar -14.

Gambaran jangka pendek dari pasangan matauang ini adalah “bearish” dengan indikator tehnikal memperpanjang penurunannya. Penurunan lebih lanjut akan berhadapan dengan “support” terdekat di 1.1100 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.1065 dan kemudian 1.1030. Sedangkan apabila berbalik naik, akan berhadapan dengan “resistance” terdekat di 1.1180 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.1210 dan kemudian 1.1250. Rifan Financindo.


Sumber : Vibiznews

Selasa, 22 Oktober 2019

Rupiah Selasa Pagi Menguat ke Rp14.058/USD; Rally di Hari Keempat



PT Rifan Financindo - Dalam pergerakan pasar uang Selasa pagi ini (22/10), nilai tukar rupiah terhadap dollar terpantau menguat, di hari keempatnya, dengan pasar positif menyambut profil menteri yang dipilih Jokowi, sementara dollar AS di pasar Asia melemah terbatas setelah berupaya rebound di sesi global sebelumnya. Rupiah terhadap dollar AS pagi ini menguat 0,14% ke level Rp 14.058 dibandingkan posisi penutupan perdagangan sebelumnya di Rp 14.078.

Analis Vibiz Research Center melihat untuk hari ini perdagangan rupiah vs dollar dibuka menguat ke Rp 14.072, kemudian bergerak kuat ke Rp14.045, dan terakhir pagi ini WIB terpantau di posisi Rp 14.058. Menguatnya rupiah terjadi sementara dollar tampak masih lemah di pasar uang Asia setelah menanjak di tengah optimisme pasar atas perkembangan nego dagang AS – China.


Baca Juga :

Indeks dollar, yang mengukur dollar terhadap keranjang enam mata uang saingan utamanya, pagi hari WIB ini turun tipis ke level 97,31, dibandingkan level penutupan sesi sebelumnya di 97,33.

Sementara itu, IHSG Selasa di sesi pertama, terpantau menguat 0,40% atau 64,633 poin ke level 6.222,813, sedangkan bursa saham kawasan Asia umumnya menguat setelah gain di Wall Street semalam.

Analis Vibiz Research Center melihat dollar AS terhadap rupiah hari ini melemah kembali, dengan dollar di pasar Asia masih lemah. Rupiah terhadap dollar seminggu ini terlihat akan berada dalam rentang antara Rp 13.975 – Rp 14.165. PT Rifan Financindo.


Sumber : Vibiznews

Senin, 21 Oktober 2019

Menanti Susunan Kabinet, IHSG Dibuka Menguat ke 6.207,88

Awal 2019 IHSG

Rifanfinancindo - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat pada perdagangan hari ini. Sejumlah investor juga tengah menunggu susunan kabinet pemerintahan Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin periode 2019-2024.

Pada pra pembukaan perdagangan saham Senin (21/10/2019), IHSG berada pada zona hijau dengan naik 15,94 poin atau 0,26 persen ke level 6.207,88. Penguatan berlanjut hingga awal pembukaan, IHSG naik 30,5 poin menjadi 6.222,46.

Indeks saham LQ45 juga naik 0,40 persen ke posisi 978,53. Sebanyak 140 saham menguat sehingga mendorong IHSG ke zona hijau. Sementara 41 saham melemah dan 133 saham diam di tempat.

Baca Juga :

Adapun total frekuensi perdagangan saham 20.266 kali dengan volume perdagangan 178,4 juta saham. Nilai transaksi harian saham Rp 165,1 miliar.

Investor asing jual saham Rp 2,7 miliar di total pasar. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 14.132.

Dari 10 sektor pembentuk IHSG, keseluruhan berada di zona hijau. Penguatan dipimpin oleh sektor infrastruktur yang naik 0,72 persen. Diikuti sektor barang konsumsi menguat 0,69 persen dan perkebunan naik 0,64 persen.

Sementara saham-saham yang menguat dan mendorong IHSG ke zona hijau antara lain DMMX yang naik 15,65 persen menjadi Rp 266 per saham, ABBA naik 7,65 persen ke Rp 197 per saham dan INAF naik 7,41 persen ke Rp 1.160 per saham.

Saham-saham yang melemah antara lain CTTH turun 8,33 persen ke Rp 88 per saham, MYTX turun 3,23 persen menjadi Rp 60 per lembar saham dan ANDI turun 3,07 persen ke Rp 1.580 per saham.

* Dapatkan pulsa gratis senilai jutaan rupiah dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com mulai 11-31 Oktober 2019 di tautan ini untuk Android dan di sini untuk iOS
2 dari 3 halaman
Dibayangi Sentimen Global, IHSG Berpeluang Terkoreksi
20151102-IHSG-Masih-Berkutat-di-Zona-Merah-Jakarta
Suasana di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (2/11/2015). Pelemahan indeks BEI ini seiring dengan melemahnya laju bursa saham di kawasan Asia serta laporan kinerja emiten triwulan III yang melambat. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan tertekan mengawali awal pekan, hari ini.

Direktur Utama Investa Sarana Mandiri Hans Kwe menuturkan, IHSG berpotensi terkonsolidasi melemah dengan support di level 6.143-6.318.

"Pasar masih akan mencermati kesepakatan perang dagang antara AS dan China. Minggu lalu pasar di warnai harapan yang turun naik terkait kesepakatan perang dagang," tutur dia dalam risetnya Senin (21/10/2019).

Sementara itu, menurutnya pasar kini menjadi kawatir karena Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin mengatakan kenaikan tarif desember terhadap produk China akan dilakukan jika kesepakatan tidak tercapai.

"Pejabat AS dan China mengatakan bahwa masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan sebelum kesepakatan dapat dicapai. China masih menginginkan adanya putaran pembicaraan selanjutnya, sebelum Presiden Xi Jinping menandatangi fase pertama kesepakatan," ujarnya.

Seirama, Analis PT Artha Sekuritas Dennies Christoper mengungkapkan IHSG pada hari masih akan diwarnai oleh sentimen global.

"Selain sentimen global, pergerakan indeks masih akan dipengaruhi oleh rilis beberapa data perekonomian dan juga aksi profit taking," kata dia.

Di tengah pelemahan ini, pihaknya memproyeksi IHSG akan terkoreksi di rentang support 6.167-6.180 dan resistance 6.202-6.123.

Beberapa saham rekomendasi dari analis hari ini ialah saham PT Ciputra Development Tbk (CTRA), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), dan saham PT Wijaya Karya Tbk (WIKA).

Kemudian saham PT Blue Bird Tbk (BIRD), PT Gudang Garam Tbk (GGRM), PT H.M Sampoerna Tbk (HMSP), hingga saham PT Vale Indonesia Tbk (INCO). Rifanfinancindo.


Sumber : Liputan 6

Jumat, 18 Oktober 2019

Bursa Wall Street Naik Terdorong Saham Netflix dan Morgan Stanley



Rifan Financindo - Bursa Saham AS naik pada hari Kamis (17/10) setelah hasil pendapatan yang kuat dari perusahaan seperti Netflix dan Morgan Stanley. Kesepakatan Brexit Uni Eropa dan Inggris juga memberikan dukungan.

Indeks Dow Jones Industrial Average naik 23,90 poin, atau 0,1% menjadi ditutup pada 27.025,88 setelah naik sebanyak 110,18 poin pada hari sebelumnya.

Indeks S&P 500 naik 0,3% menjadi 2.997,95.

Indeks Nasdaq naik 0,4% menjadi 8.156,85.

Saham Netflix naik 2,5% setelah perusahaan streamer video itu memposting penghasilan yang melampaui ekspektasi analis. Perusahaan melaporkan peningkatan yang lebih besar dari perkiraan pelanggan berbayar internasional, yang mengurangi kerugian besar pelanggan domestik.


Baca Juga :

Morgan Stanley juga mendapat dorongan dari angka kuartalannya, ditutup 1% lebih tinggi. Hasil bank mendapat dorongan dari perdagangan yang lebih kuat dari yang diperkirakan dan pendapatan konsultasi.

Secara keseluruhan, musim pendapatan perusahaan dimulai dengan awal yang solid. Lebih dari 78% dari perusahaan S&P 500 yang telah melaporkan telah melampaui ekspektasi penghasilan analis, menurut FactSet.

Saham juga naik setelah Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengatakan “kami memiliki kesepakatan Brexit baru yang hebat” melalui Twitter. Dia meminta anggota parlemen Inggris untuk mendukung kesepakatan ketika diajukan ke Parlemen pada hari Sabtu. Sementara itu, Presiden Komisi Eropa Jean-Claude Juncker tweeted bahwa kesepakatan itu “adil dan seimbang”.

Namun ini bukan kesepakatan yang final. Parlemen Inggris harus menyetujui kesepakatan sebelum dapat diimplementasikan.

Meskipun demikian, pasar menguat pada laporan Brexit, karena kesepakatan itu menghapus beberapa ketidakpastian investor di tengah meningkatnya kekhawatiran tentang kesehatan ekonomi global. Pada hari Rabu, data penjualan ritel AS yang lemah secara tak terduga memicu kekhawatiran tentang kemungkinan resesi.

Data ekonomi global menunjuk ke pertumbuhan yang lebih lambat, sementara sektor manufaktur A.S sudah berkontraksi. Di antara kekhawatiran terbesar yang mengganggu pasar adalah perang perdagangan AS-Tiongkok yang sedang berlangsung.

Cina menekankan hari ini bahwa AS harus menghapus tarif agar kedua negara mencapai kesepakatan akhir tentang perdagangan. Kedua raksasa ekonomi telah terlibat dalam sengketa perdagangan selama lebih dari satu tahun, dengan masing-masing negara menerapkan tarif barang bernilai miliaran dolar dari yang lain.

Bahkan dengan Brexit tampak menjanjikan dan kesepakatan perdagangan dengan China dalam beberapa kemajuan, beberapa investor ragu akan peluang untuk saham sepanjang tahun tanpa bantuan lebih dari Federal Reserve. CNBC melaporkan pada hari Kamis bahwa The Fed akan segera menghentikan siklus penurunan suku bunga terbaru, tergantung pada data ekonomi dan pembicaraan perdagangan China. Jeda itu lebih mungkin terjadi setelah pertemuan Oktober.

Analyst Vibiz Research Center memperkirakan pergerakan bursa Wall Street selanjutnya akan mencermati terus laporan pendapatan para emitennya, perkembangan perang dagang AS-China, juga sentimen seputar keputusan suku bunga The Fed. Jika muncul sentimen positif akan menguatkan bursa AS dan sebaliknya. Rifan Financindo.


Sumber : Vibiznews

 
Disclaimer: Semua informasi yang tersedia dalam blog ini hanya bersifat informasi saja. Kami berusaha menyajikan informasi yang terbaik, akan tetapi kami tidak menjamin keakuratan dan kelengkapan dari semua informasi atau analisa yang tersedia. Kami tidak bertanggung jawab terhadap semua kerugian baik langsung maupun tidak langsung yang dialami oleh pembaca atau pihak lain akibat menggunakan informasi dari blog ini.

PT. Rifan Financindo Berjangka Surabaya
Wisma Bii Lt. 16 Jl. Pemuda 60-70 Surabaya 60271 Telp : 031-5349800(hunting), Fax : 031-5347800