English French German Spain Italian Dutch

Russian Brazil Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Kamis, 17 Januari 2019

Review Forex 16/01: Dolar AS Hanya Kalah Terhadap Poundsterling



PT Rifan Financindo - Mengakhiri perdagangan forex hari Rabu yang berakhir pada sesi Amerika hari Kamis (17/01) mata uang utama yang mencetak keuntungan adalah dolar AS dan poundsterling. Dolar hanya melemah terhadap poundsterling merespon sentimen kondisi politik di Inggris.

Dolar naik terhadap euro karena mata uang Eurozone tersebut ditekan lebih rendah oleh kekhawatiran tentang ekonomi zona euro. Kurs euro turun 0,13 persen terhadap dolar, dan sempat anjlok ke posisi terendah dalam 12 hari di posisi  1,138. Fundamental euro memang sedang lemah pekan ini, bermula pada hari Senin data PDB menunjukkan Jerman nyaris lolos dari resesi pada paruh kedua tahun 2018. Selanjutnya Ketua  Bank Sentral Eropa Mario Draghi pada hari Selasa memperingatkan bahwa ekonomi zona euro lebih lemah dari yang diperkirakan.

Sementara itu poundsterling kuat menjelang pemungutan suara tidak percaya pada pemerintah Perdana Menteri Inggris Theresa May yang diajukan oleh partai oposisi setelah UU Brexit yang diajukan ke parlemen Inggris ditolak dengan suara paling banyak. Padahal sesuai yang disepakati dengan Uni Eropa Brexit tinggal 10 pekan lagi.

Baca Juga :


Meskipun pound telah tenggelam lebih dari 1 persen terhadap dolar pada hari Selasa pagi, pound menguat setelah hasil pemungutan suara parlemen pada kesepakatan Brexit yang diajukan Theresa May ditolak dan investor melihat kekalahan tersebut memaksa Inggris untuk mengejar opsi yang berbeda mengenai UE. Kemungkinan yang terjadi Brexit tanpa kesepakatan atau diadakan referendum lagi.

Terhadap yen Jepang, dolar AS melaju mendapat tenaga dari kekalahan euro dan juga kuatnya perdagangan resiko seperti kenaikan perdagangan saham dan juga imbal hasil obligasi AS. Terpantau imbal hasil obligasi AS alami kenaikan 0,3 persen sedang bursa saham di Wall street juga cetak untung.

Kekuatan dolar terhadap beberapa mata uang utama diatas membuat mampu menekan balik aussie dolar dalam AUDUSD yang pada sesi Asia dan Eropa tertekan karena kuatnya harga komoditas unggulan Australia dan kuatnya perdagangan saham di negeri tersebut. PT Rifan Financindo.


Sumber : Vibiznews

Rabu, 16 Januari 2019

Preview Pemungutan Suara Brexit & Pengaruhnya Terhadap GBP/USD



Rifanfinancindo - Kekacauan Brexit terus berlanjut pada hari Senin dengan Perdana Menteri Inggris Theresa May memperingati anggota parlemen untuk mendukung kesepakatan Brexit (Brexit deal) sebagaimana adanya atau menghadapi kekacauan politik dengan hanya tinggal 73 hari tersisa sebelum Inggris secara resmi keluar dari Uni Eropa pada tanggal 29 Maret. Diatas semua ini, penguat dari partai konsevatif Inggris Gareth Johnson berkata dia meninggalkan pemerintah Inggris pada hari sebelum pemungutan suara yang penuh arti di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) pada hari Selasa.

Pemerintah Inggris menunda pemungutan suara yang diskedulkan untuk bulan Desember karena kemungkinan akan kalah. Perdana Menteri Theresa May mengadakan tour  ke Eropa dalam rangka mengamankan konsesi mengenai isu Irlandia yang menjadi penghalang, namun partner-partner di Eropa yang ditemui  hanya mau memberikan klarifikasi tetapi tidak mengubah kalimat yang legal.
Kemungkinan kecil bagi kesepakatan Brexit nya May dapat disetujui oleh DPR dalam pemungutan suara hari Selasa tanggal 15 Januari ini.

Baca Juga :



Apa yang akan dilakukan oleh May jika kesepakatan ditolak?

Konsekwensinya bervariasi mulai dari perceraian yang kacau, pemilihan umum dini, atau bahkan tidak ada Brexit samasekali.

Salah satu pilihan adalah mendorong untuk “no-deal Brexit” yang akan membuat poundsterling terjungkal. Yang lain adalah mengadakan referendum kedua. Publik telah bergeser ke kubu “Remain” namun segala sesuatu bisa terjadi, dan ketidak pastianlah yang berkuasa. Menunda Brexit juga pilihan lainya sekalipun pemerintah telah menyangkalnya. Penundaan Brexit akan menaikkan poundsterling.
Pemimpin oposisi dari partai Buruh Jeremy Corbyn mengatakan bahwa dia akan berusaha agar keluar hasil pemungutan suara dengan “no-confidence” bagi pemerintah May setelah dia kehilangan pemungutan suara untuk “Brexit deal” di parlemen. Hal ini akan melemparkan Inggris ke ronde yang baru dari tidakpastian politik pada fase final dari Brexit. Sementara Theresa May bisa juga meminta untuk diadakan pemilihan umum dini atau menunda tanggal Brexit.

Skenario Brexit dan pengaruhnya terhadap GBP/USD:
  1. “Brexit deal” ditolak dengan “no-confidence vote” pengaruhnya: Sterling: negatif.
  2. Menunda tanggal Brexit pengaruhnya: Sterling netral sampai positip
  3. “No-deal Brexit” pengaruhnya: Sterling kuat negatif
  4. Brexit deal disetujui, pengaruhnya: Sterling positip
  5. No Brexit pengaruhnya: Sterling kuat positip
Diatas semuanya, satu hal yang jelas: ketidakpastian akan memicu volatilitas yang tinggi. Rifanfinancindo.


Sumber : Vibiznews

Selasa, 15 Januari 2019

Bursa Asia 15 Januari Bergerak Kuat Meski Sinyal Wall Street Buruk



Rifan Financindo - Perdagangan saham di bursa kawasan Asia Pasifik sebagian besar melonjak di awal perdagangan  hari Selasa (15/01) meskipun masih ada kekhawatiran atas perlambatan ekonomi di China dan juga sinyal lemah  dari bursa saham Wall Street. Bursa Jepang yang buka pasca libur sempat melemah awal sesi dan kemudian kuat kembali.

Fokus investor sekarang melihat ke  pemungutan suara pada kesepakatan Brexit Perdana Menteri Theresa May dimana diperkirakan proposal Brexit tersebut akan menghadapi kekalahan  di parlemen.
Pasar Australia sedikit lebih tinggi dalam perdagangan yang lemah dengan indeks acuan  ASX 200 menambahkan 8,90 poin atau 0,15 persen, sedikit lebih tinggi dari 5.786,50 sebelumnya.  Saham empat bank besar menguat seperti ANZ Banking, Westpac, National Australia Bank, dan Commonwealth Bank bergerak maju dalam kisaran 0,2 persen hingga 0,8 persen.

Baca Juga :


Saham minyak juga sebagian besar lebih tinggi meskipun harga minyak mentah turun 2 persen. Woodside Petroleum menambahkan 0,7 persen dan Santos naik 0,3 persen, sementara Oil Search turun 0,3 persen.

Pasar Jepang yang melanjutkan perdagangan setelah liburan pada hari Senin, pulih setelah awal yang lemah dan sedikit lebih tinggi. Indeks Nikkei 225 naik 76,66 poin atau 0,38 persen menjadi 20.436,36, setelah jatuh ke level terendah 20.204,43 sebelumnya.

Di kawasan Asia lainnya, Korea Selatan, Hong Kong dan Singapura semuanya naik masing-masing lebih dari 1 persen, sementara Taiwan lebih tinggi hampir 1 persen. Shanghai, Selandia Baru, dan Indonesia juga lebih tinggi. Melawan tren, Malaysia sedikit lebih rendah. Rifan Financindo.


Sumber : Vibiznews

Senin, 14 Januari 2019

Bursa Asia Awal Pekan Sedang Terpukul Lemah



PT Rifan Financindo - Melihat perkembangan pergerakan indeks bursa saham di kawasan Asia Pasifik memulai perdagangan pekan ini, sebagian besar alami pelemahan oleh sentimen buruknya laporan perdagangan luar negeri China yang ditunjukkan data neraca perdagangan.

Kepercayaan investor menurun setelah data pemerintah China mengungkapkan surplus perdagangan untuk 2018 negara ekonomi terbesar kedua di dunia itu berada di level terendah sejak 2013. Namun, surplus perdagangan China dengan AS tumbuh 17 persen dari tahun lalu.

Di bursa saham Shanghai, indeks tergelincir sekitar 0,49 persen sementara indeks komponen Shenzhen turun 0,59 persen. Demikian juga di bursa saham Hong Kong, indeks Hangseng anjlok 1,38 persen.

Jenis anggaran ini mengharuskan Anda menetapkan batas berapa banyak yang akan Anda belanjakan dalam kategori anggaran yang fluktuatif, seperti belanjaan, makan di luar, dan hiburan.


Kerugian perdagangan di bursa saham Korea Selatan, indeks Kospi turun hampir 0,6 persen dengan anjloknya saham-saham teknologi unggulan seperti saham Samsung Electronics, pembuat smartphone terbesar di dunia turun 0,62 persen sementara saingannya pembuat chip SK Hynix anjlok 4,15 persen. Saham perusahaan internet Naver turun 3,82 persen.

Indeks acuan  ASX 200 turun 5,90 poin atau 0,10 persen menjadi  setelah naik ke posisi tertinggi dari 5.798,10 sebelumnya. Dari sektor yang merah saham  penambang utama sedikit lebih tinggi, mencerminkan kenaikan harga tembaga dan logam industri lainnya. Demikian juga saham empat bank besar juga sebagian besar lebih tinggi seperti saham ANZ Banking, Westpac dan National Australia Bank naik di kisaran 0,5 persen hingga 0,8 persen, namun Commonwealth Bank turun 0,1 persen.

Di kawasan Asia lainnya, bursa saham Indonesia juga terpukul dengan penurunan 1,78 persen. Dibursa saham Singapore, indeks Straits Times Singapura turun 0,35 persen. Bursa saham Jepang tutup perdagangan oleh libur publik di negara tersebut. PT Rifan Financindo.


Sumber : Vibiznews

Jumat, 11 Januari 2019

Harga Minyak Mentah di Asia Terpangkas Sedikit Menuju Tertinggi 3 Pekan









Rifanfinancindo - Harga minyak mentah yang diperdagangkan di Asia jelang akhir sesi pada hari Jumat (11/01) bergerak menuju ke posisi tertinggi dalam 3 pekan oleh ekspektasi batasan produksi minyak oleh beberapa produsen minyak dunia. Namun diawal sesi Asia sempat melemah terpengaruh sentimen terganggunya pertumbuhan ekonomi  global pasca belum ada resolusi yang konkret krisis dagang AS-China.


Harga minyak mentah acuan internasional yaitu minyak Brent berjangka sedang turun 0,31 persen  atau 19 sen pada posisi  $61,38 per barel. Demikian juga dengan harga minyak mentah berjangka  West Texas Intermediate (WTI) AS berada di $52,48 per barel atau sedang turun 1 sen, atau 0,19 persen.

Baca Juga :


Harga minyak mentah AS telah naik hampir 9% minggu ini, dan harga minyak Amerika berada di jalur  kenaikan mingguan terbesar mereka dalam lebih dari dua tahun. Arab Saudi terus berupaya untuk meningkatkan harga minyak mentah, karenanya ikut memangkas produksinya.

Berita terbarunya selain negara OPEC lainnya akan memangkas produksi, demikian juga  Norwegia akan mengurangi harga mereka dan tingkat produksi minyak ke posisi terendah tiga puluh tahun.

Perwakilan dagangan AS-China telah melakukan perundingan selama 3 hari di Beijing namun berita yang muncul belum ada solusi konkret. Kementerian Perdagangan China mengatakan pembicaraan itu sudah membentuk dasar untuk penyelesaian masalah masing-masing. Namun pasar melihat rincian penyelesaian masalah utamanya belum terlihat.

Untuk pergerakan selanjutnya, analyst Vibiz Research Center memperkirakan harga minyak berpotensi turun terpicu peningkatan pasokan AS. Harga minyak diperkirakan bergerak dalam kisaran Support $ 51,30-$ 52,00, namun jika naik akan bergerak dalam kisaran Resistance $ 52,90-$ 53,00. Rifanfinancindo.


Sumber : Vibiznews

Kamis, 10 Januari 2019

Debut Perdana, Saham BEEF dan POLI Kompak Naik

Ilustrasi IPO 1 (Liputan6.com/M.Iqbal)

Rifan Financindo - PT Estika Tata Tiara Tbk (BEEF) dan PT Pollux International Tbk (POLI) resmi melantai perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada perdagangan saham Kamis (10/1/2019). Kedua saham Perseroan tercatat kompak melonjak di awal perdagangan.

Estika Tata Tiara Tbk (BEEF) akan melepas saham kepada publik sebanyak 376,862 juta unit. Itu sebesar 20 persen dari modal disetor dan ditempatkan ETT setelah mekanisme penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO).

Pada pencatatan perdana ini, saham perseroan naik 140 poin atau 41,18 persen ke level Rp 480 dari harga IPO Rp 340. Saham BEEF ditransaksikan sebanyak 112 kali dengan volume sebanyak 66.680 lot dan menghasilkan nilai transaksi Rp 3,37 miliar.


Baca Juga :
"Kami bersyukur, saham Perseroan sangat diminati investor sehingga mengalami oversubscribed 86,11 kali. Hal ini menandai investor percaya pada perusahaan,” ucap Direktur Utama BEEF Yustinus Sadmoko di Gedung BEI.

Dari IPO ini, perusahaan bidang produksi dan distribusi makanan olahan terpadu tersebut, akan memperoleh tambahan modal sebesar Rp 128,13 miliar. Itu berarti saham ETT ditawarkan seharga Rp 340 per unit.

Adapun dana hasil IPO ini antara lain akan digunakan sebesar 45 persen untuk pembelian sapi hidup baik lokal maupun impor. Sebesar 25 persen untuk pembelian barang dagangan berupa daging impor maupun lokal.

Sisanya 30 persen untuk investasi perluasan kandang dan membangun fasilitas produksi baru di Subang (Jawa Barat) dan Salatiga (Jawa Tengah). Bersamaan dengan penawaran saham baru, ETT juga menawarkan Waran Seri I sebanyak 37,686 juta unit.

Jika seluruh waran dieksekusi, maka saham eks waran mencapai 2,50 persen dari total saham ditempatkan dan disetor pada saat pernyataan pendaftaran dalam rangka IPO saham.

Setiap pemegang 10 saham baru akan memperoleh satu Waran Seri I, dimana setiap satu Waran Seri I memberi hak kepada pemegangnya untuk membeli satu saham baru. Sementara itu, harga pelaksanaan Waran sebesar Rp 550 per unit. Itu berarti ETT nantinya akan memperoleh tambahan modal Rp 20,73 miliar.

Sementara itu, PT Pollux Investasi International Tbk (POLI) menjadi emiten ke-3 di BEI. Perseroan dengan kode saham POLI itu menetapkan harga IPO sebesar Rp 1.635 per saham dengan jumlah saham yang dilepas mencapai 402,10 juta sehingga dana yang akan diraih mencapai Rp 657,44 miliar.

Pada pencatatan perdana ini, saham perseroan naik 815 poin atau 49,85 persen ke level Rp 2.450 dari harga IPO Rp 1.635. Saham POLI ditransaksikan sebanyak 8 kali dengan volume sebanyak 793 lot dan menghasilkan nilai transaksi Rp 194.29 juta.

Perusahaan menunjuk PT UOB Kay Hian Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek. Rifan Financindo.


Sumber : Liputan 6

Rabu, 09 Januari 2019

EUR/USD Pulih Dengan Wall Street Meningkat Lagi



PT Rifan Financindo - Sentimen yang positip mengudara dengan indeks saham AS pulih kembali setelah kejutan yang singkat, mendukung naik matauang bersama Eropa. Data Jerman yang lemah merintangi kenaikan namun kesempatan untuk mengetest 1.1500 masih tinggi.
Dolar AS mendapatkan perhatian dari pasar karena laporan yang mengindikasikan kemajuan di dalam pembicaraan perdagangan AS dengan Cina, walaupun berita yang memberikan semangat ini juga mengirim pasar saham naik lebih tinggi, dengan demikian menghilangkan potensi kenaikan dolar AS.

Matauang bersama Eropa menderita pukulan karena data ekonomi Jerman yang lemah, dengan  German Industrial Production jatuh di bulan November sebanyak 1.9% dibandingkan dengan yang diperkirakan kenaikan sebanyak 0.3%, sementara apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya, terjadi penurunan sebanyak 4.7%. Selain itu, Economic Sentiment Indicator Uni Eropa jatuh ke 107.3 di bulan Desember, turun dari 109.5 pada bulan November, sementara Consumer Confidence tetap mantap di -6.2.


Baca Juga :
Amerika Serikat merilis hanya angka-angka yang minor, dengan lebih banyak data yang dibatalkan karena penutupan sebagian operasi pemerintah. Menurut Bureau of Labor Statistics, angka “Jobs Opening” turun menjadi 6.9 juta pada bulan November namun laporan yang kuat dari Nonfarm Payroll yang dirilis pada hari Jumat minggu lalu mengatasi kemungkinan efek negatif dari angka tersebut.

Lebih banyak data dari Jerman akan keluar pada hari Rabu ini dengan negara ini akan merilis data Neraca Perdagangan untuk bulan November, sementara Uni Eropa akan mengeluarkan risalah pertemuan ECB yang terbaru dan tingkat pengangguran bulan November.

Saat ini EUR/USD diperdagangkan disekitar 1.1457. Apabila naik maka akan berhadapan dengan “resistance” terdekat di 1.1495 yang apabila berhasil ditembus akan lanjut ke 1.1530 dan 1.1560. Sebaliknya apabila turun, akan bertemu dengan “support” terdekat di 1.1425 yang apabila tertembus akan lanjut ke 1.1380 dan 1.1335. PT Rifan Financindo.


Sumber : Vibzinews

 
Disclaimer: Semua informasi yang tersedia dalam blog ini hanya bersifat informasi saja. Kami berusaha menyajikan informasi yang terbaik, akan tetapi kami tidak menjamin keakuratan dan kelengkapan dari semua informasi atau analisa yang tersedia. Kami tidak bertanggung jawab terhadap semua kerugian baik langsung maupun tidak langsung yang dialami oleh pembaca atau pihak lain akibat menggunakan informasi dari blog ini.

PT. Rifan Financindo Berjangka Surabaya
Wisma Bii Lt. 16 Jl. Pemuda 60-70 Surabaya 60271 Telp : 031-5349800(hunting), Fax : 031-5347800