Rifanfinancindo - Bursa Asia turun dari puncak tertingginya mengekor Wall Street yang melemah terpicu aksi jual saham Apple. Sementara dolar Amerika Serikat (AS) kembali menguat seiring kenaikan imbal hasil obligasi mendekati level tertinggi dalam empat tahun.
Baca juga :
- PT RIFAN FINANCINDO | Sosialisasi Perdagangan Berjangka Harus Lebih Agresif: Masih Butuh Political Will Pemerintah
- PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA | Rifan Financindo Berjangka Gelar Sosialisasi Cerdas Berinvestasi
- PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA SURABAYA | PT Rifan Financindo Berjangka Buka Workshop Apa Itu Perusahaan Pialang, Masyarakat Harus Tahu
- RIFAN FINANCINDO | Kerja Sama dengan USU, Rifan Financindo Siapkan Investor Masa Depan
- PT RIFAN | Bursa Berjangka Indonesia Belum Maksimal Dilirik Investor
- RIFANFINANCINDO | Rifan Financindo Intensifkan Edukasi
- RIFAN FINANCINDO BERJANGKA | Berburu keuntungan berlimpah melalui industri perdagangan berjangka komoditi
- RIFAN | Rifan Financindo Optimistis Transaksi 500.000 Lot Tercapai
- PT. RIFAN FINANCINDO BERJANGKA | Sharing & Diskusi Perusahaan Pialang Berjangka PT. RFB
- PT. RIFAN | PT Rifan Financindo Berjangka Optimistis PBK Tetap Tumbuh di Medan
- RIFAN BERJANGKA | Bisnis Investasi Perdagangan Berjangka Komoditi, Berpotensi tapi Perlu Kerja Keras
- PT. RIFAN FINANCINDO | JFX, KBI dan Rifan Financindo Hadirkan Pusat Belajar Futures Trading di Kampus Universitas Sriwijaya
- PT RIFANFINANCINDO | RFB Surabaya Bidik 250 Nasabah Baru hingga Akhir Tahun
- PT RFB | PT RFB Gelar Media Workshop
- PT RIFANFINANCINDO BERJANGKA | Mengenal Perdagangan Berjangka Komoditi, Begini Manfaat dan Cara Kenali Penipuan Berkedok PBK
- RFB | RFB Masih Dipercaya, Transaksi Meningkat
Sementara saham Australia turun 0,65 persen, KOSPI Korea Selatan melemah 0,3 persen dan Nikkei Jepang turun 0,5 persen.
Sentimen bearish di Asia mengikuti Wall Street, yang telah melaju selama tahun lalu berkat penguatan pertumbuhan ekonomi dunia yang mendorong kenaikan pendapatan perusahaan dan valuasi saham.
Namun Wall Street pada Senin turun dari puncak tertingginya, di mana indeks Dow dan S&P 500 mencatatkan persentase penurunan satu hari terbesar dalam kurun sekitar lima bulan, terbebani penurunan saham Apple.
Saham Apple (AAPL.O) turun 2,1 persen seiring berita bahwa perusahaan akan memangkas separuh produksi smartphone Intel X999 miliknya. Rencananya, perusahaan akan melaporkan perolehan laba pada Kamis.
Dow Jones Industrial Average turun 177,23 poin atau 0,67 persen menjadi 26.439,48. Sementara indeks S&P 500 kehilangan 19,34 poin atau 0,67 persen menjadi 2.853,53 dan Nasdaq Composite melemah 39,27 poin atau 0,52 persen menjadi 7.466,51.
Dolar, hari ini menguat, keluar dari pelemahannya yang terus-menerus terjadi dalam beberapa minggu terakhir. Kondisi ini didukung imbal hasil obligasi AS yang lebih tinggi.
Indeks dolar terhadap sekeranjang enam mata uang utama berada di 89,336, setelah melambung dalam semalam dari level terendah dalam tiga tahun di posisi 88.438 pada hari Jumat ketika mata uang lain seperti euro mengalahkan greenback.
Adapun imbal hasil obligasi 10 tahun AS melonjak di atas 2,70 persen ke level tertinggi sejak April 2014. Ini setelah komentar dari pejabat Bank Sentral Eropa menambah harapan bahwa bank sentral secara global akan mengurangi stimulus karena prospek ekonomi yang membaik.
"Ini adalah kenaikan suku bunga riil, yang juga mencerminkan kenaikan ekspektasi inflasi. Oleh karena itu kenaikan tampak jinak, " kata Masahiro Ichikawa, Ahli Strategi Senior Sumitomo Mitsui Asset Management di Tokyo. Rifanfinancindo.
Sumber : Liputan 6